Polisi Australia: 2 pilot Indonesia terindikasi sebagai anggota ISIS

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Polisi Australia: 2 pilot Indonesia terindikasi sebagai anggota ISIS

EPA

Keduanya berhubungan dengan militan asal Indonesia yang dilatih khusus oleh ISIS.

Menurut laporan Polisi Federal Australia (AFP), dua pilot asal Indonesia diduga telah bergabung dengan ISIS. Foto oleh Jamal Nasrallah/EPA

JAKARTA, Indonesia — Dua pilot asal Indonesia diduga bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Keduanya saat ini sedang diselidiki oleh aparat penegak hukum wilayah Asia Tenggara. 

Pilot pertama bernama Ridwan Agustin. Mantan pilot AirAsia ini diduga telah bergabung sejak September 2014. Indikasi ini terlihat dari profil akun Facebook-nya. 

Menurut laporan The Intercept, Ridwan mengunggah foto-foto dirinya dengan latar belakang pasir putih. Bukan hanya itu, Ridwan juga berpose bersama rekannya yang mendukung ISIS. 

Temuan aparat diperkuat dengan hasil pelacakan bahwa Ridwan pernah berkomunikasi secara online dengan pendukung ISIS lainnya, di antaranya teman sesama pilot. Termasuk militan ISIS asal Indonesia.  

Sejak itu, Ridwan mengubah namanya menjadi Ridwan Ahmad Indonesiy. 

Seorang pilot lainnya bernama Tommy Hendratno alias Tomi Abu Alfatih alias Abu Alfatih Hendratno juga diduga telah bergabung dengan ISIS. 

Tommy adalah mantan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang mendapat pelatihan di Paris dan bekerja di salah satu sekolah penerbangan ternama di tanah air. 

Tommy sebelumnya bekerja di maskapai komersial Premiair, sebuah perusahaan penerbangan khusus carter dan kelas VIP. Namun ia sudah mengundurkan diri sejak 1 Juni kemarin. 

Juru bicara Premiair Norman Sukardi mengaku tak tahu persis alasan pengunduran diri Tommy. “Tapi kami mendengar kalau dia simpatisan ISIS. Tapi kami tidak tahu kalau dia aktif mengunggah artikel berkaitan dengan itu, melakukan pertemuan atau bahkan latihan bersama ISIS,” katanya. 

Dukungan yang makin terang

Pada 18 Maret, untuk pertama kalinya Ridwan mengunggah lokasinya di Raqqa, Suriah, dan jejak Ridwan ini pun tercium Polisi Federal Australia (AFP). Informasi itu langsung disebarkan AFP pada mitra penegak hukum di Turki, Yordania, Inggris, Amerika Serikat, dan Europol. 

Dokumen laporan tentang Ridwan itu berjudul “Identifikasi pilot Indonesia terduga ekstrimis”.

Nama Ridwan juga tercatat dalam 518 jihadis Indonesia yang berada di luar negeri. 

Ridwan diduga tergabung dalam sebuah grup pendukung ISIS bernama Majmu’ah al’Arkhabiliy. Menurut laporan National Counter Terrorism Center Weekly pada Maret kemarin, majelis ini dikhususkan untuk jihadis asal Indonesia dan Malaysia.

Sementara itu, Tommy, seperti Ridwan juga mengunggah lokasinya di Timur Tengah pada medio tahun 2014 lalu. 

Pada Desember 2014, ia mengunggah material tentang ISIS. Salah satu status media sosialnya adalah tentang polisi yang ia sebut sebagai “ansharu thagut”. Artinya polisi adalah pihak yang membantu pemerintahan yang kafir. 

Australia cemas 

Dengan bertambahnya warga negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS, Direktur Institut Analisis Kebijakan Konflik yang berdomisili di Jakarta, Sydney Jones, mengatakan Australia mulai cemas.  

Berdasar data yang dimiliki lembaganya, sudah 44 orang Indonesia tewas di Suriah dan Irak sejak 1 Maret hingga 1 Juni kemarin. 

Salah satu yang dikabarkan tewas adalah Heri Kustyanto alias Abu Azzam Al Qaswarah Indonesy, militan disebut berkomunikasi intens dengan Ridwan. Heri  adalah salah satu dari tiga orang Indonesia yang dilatih sebagai pasukan elite ISIS. 

Orang Indonesia lainnya yang pernah dilatih khusus oleh ISIS adalah Maskur, yang merupakan kolega Heri. Ia pernah muncul di foto pemenggalan relawan Peter Kassig. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!