Bukan lagi ‘panic buying’ Meneer Louis Van Gaal

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Bukan lagi ‘panic buying’ Meneer Louis Van Gaal

EPA

Manchester United membeli tiga pemain anyar di bursa transfer. Ini gelagat yang sama seperti awal musim lalu saat MeneerLouis van Gaal memborong enam pemain. Apa yang berbeda kali ini?

JAKARTA, Indonesia – Di musim 2014-2015, Louis van Gaal menandai awal rezimnya di Manchester United dengan pembelian pemain besar-besaran. Enam pemain diborong. 

Mereka adalah Radamel Falcao, Angel Di Maria, Luke Shaw, Ander Herrera, Daley Blind, dan Marcos Rojo. Banyak yang menganggap pembelian besar-besaran ini sebagai panic buying.

United yang gagal total bersama David Moyes di musim sebelumnya ingin langsung kembali ke jalan kemenangan bersama Van Gaal. Solusinya, beli pemain mahal. 

Tapi, beberapa pemain kelewat mahal. 

Full-back Luke Shaw, misalnya. Pemain yang didatangkan dari Southampton itu berlebihan jika dibanderol GBP 30 juta atau setara Rp 619 miliar. Usianya masih 19 tahun dan belum banyak pengalaman. 

Pelatih Chelsea Jose Mourinho sempat tertarik untuk merekrutnya. Harga yang terlalu tinggi membuat Mourinho mundur. “Pemain seperti dia dengan harga setinggi itu akan merusak keseimbangan di dalam klub,” katanya kala itu. 

Sementara itu, striker Radamel Falcao memang direkrut hanya sebagai pemain pinjaman. Ongkosnya per musim dikabarkan mencapai GBP 6 juta atau setara Rp 123 miliar. Sayang, dia irit gol. Hanya empat skor yang dia cetak sepanjang musim 2014-2015. 

Selain mereka, ada lagi Angel Di Maria. Dana transfernya memecahkan rekor tertinggi pembelian pemain oleh klub Inggris. Dia dilepas Real Madrid dengan harga GBP 59,7 atau setara Rp 1,2 triliun. 

Tak salah jika kolumnis sepak bola Daily Mail Martin Samuel menyebut pembelian besar-besaran itu sebagai panic buying. “Pembelian Falcao dan Angel Di Maria menunjukkan kepanikan United. Uang yang mereka belanjakan sia-sia,” katanya.

Hal serupa juga diungkapkan legenda United Gary Neville. “United membeli pemain yang tidak sesuai filosofi klub. Dengan harga yang sama atau lebih tinggi sedikit, banyak pemain lebih hebat yang bisa didatangkan,” kata Neville kepada Sky Sport 

‘Smart buying’ Schweinsteiger 

Menyambut musim 2015-2016 sebagai tahun keduanya di United, meneer Van Gaal kembali memborong pemain. Kali ini tiga pemain baru didatangkan. Mereka adalah winger Memphis Depay, gelandang Bastian Schweinsteiger, dan fullback Matteo Darmian. 

Depay bakal memberi kompetisi untuk Angel Di Maria. Atau justru sebagai persiapan hengkangya winger Argentina tersebut (Paris Saint-Germain kabarnya sudah melirik Di Maria). 

Schweinsteiger bakal menjadi jenderal lapangan tengah United. Selama ini, barisan lini tengah United kerap jadi bulan-bulanan lawan. Posisi Schweinsteiger sebagai gelandang jangkar bisa membuat kuat pertahanan sekaligus mengawali serangan. 

Level Schweinsteiger juga sudah tidak diragukan lagi. Dia adalah pemain elit dengan sekian banyak rentetan gelar, termasuk satu Piala Dunia dan Liga Champions.  

Schweinsteiger juga terbukti mampu beradaptasi dengan skema permainan beragam pelatih. Sejak bergabung ke tim senior Bayern Muenchen pada 2002, Schweinsteiger sudah berganti tujuh pelatih. Sebelum ke United, Van Gaal pernah menanganinya pada 2009-2011. 

Karena itu, chemistry antara Van Gaal dan Schweinsteiger tak perlu diragukan. Apalagi, Schweinsteiger juga dibeli dengan harga yang moderat, yakni GBP 15 juta atau sekitar Rp 309 miliar. 

United tak lagi bermain seperti kue donat

Lini tengah memang kerap menjadi titik lemah klub berjuluk Setan Merah tersebut. Bahkan, ada yang secara satir menyebut United bermain seperti donat. Tebal dipinggir, tapi bolong di tengah. Beberapa kali Van Gaal sampai harus memperkuat barisan lini tengah dengan memasang striker Wayne Rooney sedikit ke belakang. 

Selama ini posisi gelandang jangkar diisi Michael Carrick. Tapi, performa pemain itu mulai menurun seiring usianya yang mulai memasuki masa pensiun. Bulan ini Carrick berulang tahun ke-34. 

Kehadiran Schweinsteiger pun membuat harapan fans melambung tinggi. Kehadirannya benar-benar menjanjikan. Tak salah jika para fans menyambutnya dengan suka cita. 

Tapi, ada juga yang meragukannya. 

Schweinsteiger bisa menjadi smart buying Van Gaal musim ini. Apalagi ditambah dengan talenta muda Italia Matteo Darmian yang dibeli dari Torino. Harganya juga relatif wajar untuk pemain timnas Italia tersebut, yakni GBP 12,9 juta atau setara Rp 266 miliar.  

Tugas Van Gaal di bursa transfer belum selesai. United masih memerlukan seorang striker. 

Falcao sudah hijrah ke Chelsea sedangkan Robin van Persie pindah ke Fenerbahce. Javier Hernandez yang dipinjamkan ke Real Madrid juga tak sesuai dengan ekspektasi Van Gaal. Kemungkinan dia dilepas sangat besar. 

Memang, masih ada Wayne Rooney. Tapi, tak mungkin United menggantungkan produksi gol hanya dari bomber timnas Inggris tersebut.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!