Yoga bersama Patrick Beach: Melihat dunia jungkir balik

Johana Purba

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Yoga bersama Patrick Beach: Melihat dunia jungkir balik
Beberapa manfaat teknik yoga inversion adalah menghilangkan stres, membuat rileks, dan menambah awet muda

Praktisi yoga di dunia tengah menggandrungi teknik inversion alias posisi dimana kepala lebih rendah dari jantung. Inversion, atau posisi kepala di bawah, memang sangat menantang untuk dilakukan. Bayangkan, jika biasanya kita berdiri dengan kaki, kini kita menumpukan seluruh tubuh kita pada kepala atau tangan.

Banyak orang yang baru berlatih yoga dan berharap bisa langsung melakukan teknik inversion, padahal mereka butuh bantuan tenaga ahli untuk bersandar pada dinding. Namun, ada pula yang berlatih dengan giat, dan hanya dalam hitungan bulang, badannya bisa kuat dan mengangkat tubuhnya tinggi ke udara. Dari situ mereka ‘berakrobat’, menggali lagi kemampuan mereka di udara. 

Dunia jungkir balik. Sebenarnya apa sih yang dicari para praktisi yoga dengan melakukan gerakan inversion? Apakah benar bahwa inversion bisa menghilangkan stress, membuat tubuh lebih rileks, dan awet muda?

Akhir pekan lalu, seorang guru yoga muda asal Amerika Serikat, Patrick Beach, menggelar workshop di Jakarta. Puluhan praktisi yoga dari seluruh Indonesia mengikuti workshop selama dua hari yang mengulik teknik inversion. 

Beberapa jenis inversion yang umum ditemukan di yoga misalnya headstand (sirsasana), handstand (adho mukha vrkasasana), forearm balance (pincha maruyasana), dan standing forward bend (uttanasana).

Patrick menemukan inversion dengan cara yang unik. “Saya bertaruh dengan ayah saya, apakah saya bisa melakukan handstand atau tidak. Dan semua terjadi dengan natural,” kata Patrick saat berbincang dengan saya setelah sesi workshop. Dia mengakui tidak semua orang beruntung bisa mengangkat tubuhnya ke atas dan melihat dunia jungkir balik. 

Menurutnya, banyak orang yang tidak bisa mengangkat tubuhnya bukan sekedar karena tidak menguasai teknik namun juga rasa takut. Ketika Anda berhasil mengedalikan diri, mengangkat kaki ke atas, berupaya untuk tenang, fokus dan lurus, Anda telah mengalahkan rasa takut. 

“Melakukan inversion bisa menambah rasa percaya diri dan menghilangkan rasa takut,” kata Martin Elianto, salah satu peserta workshop yang juga guru yoga. 

Sheena, seorang peserta workshop dan juga praktisi yoga pemula asal Filipina memberanikan diri untuk mencoba handstand. Patrick membantu memegang kakinya dan memberikan aba-aba agar posisi bahu, dada, punggungnya kokoh. Sheena tidak terjatuh, namun dia mengaku cukup gugup.

“Saya ini baru latihan yoga, tetapi merasa tertantang untuk melakukan inversion. Kok kayaknya indah dan dia [Patrick] melakukannya dengan gampang,” terang Sheena. 

Lantas, apa memang semudah yang terlihat? Sheena menggeleng. 

“Saya takut. Jujur saya takut. Rasanya tidak biasa kepala berada di bawah,” akunya.

Patrick melakukan handstand dengan variasi pada kaki, sementara peserta lain melakukan pose three-legged dog. Foto oleh Johana Purba/Rappler

Sementara Martin, dia terlihat lebih nyaman dan menikmati betul gerakan-gerakan yoga yang diberikan Patrick. 

Melihat ada beberapa peserta workshop yang belum bisa melakukan inversion, Patrick berkata, “Terus berlatih.” Hal yang juga diamini Martin seraya berkata, “teruslah berlatih dan semua akan terjadi.”

“Anda harus melatih diri sebagai satu kesatuan. Latihan pernafasan atau pranayama, pemanasan yang tepat untuk memperkuat tubuh Anda, khususnya core, latihan energy lock atau bandhas, dan pelajari teknik inversion,” jelas Patrick. 

Tidak heran dalam workshop-nya, Patrick memberikan yoga sequence yang cukup menantang namun memperkuat bagian-bagian tubuh yang dibutuhkan seperti core dan lengan. Patrick menggunakan vinyasa yoga yang fokus untuk memperkuat tubuh, menciptakan fleksibilitas, dan belajar untuk ‘mengapung’.

Lalu setelah bisa melihat dunia jungkir balik, apa yang dirasakan? 

“Melakukan inversion memberikan kesempatan bagi darah untuk mengalir ke kepala lebih banyak. Rasanya macam-macam, kalau lagi ngantuk bisa segar,” kata Martin. 

Inversion hendaknya dilakukan dalam sebuah sequence, bukan terpisah. Maksudnya agar tubuh siap dulu setelah melakukan pemanasan. Misalnya, dalam latihan ashtanga yoga, inversion sudah termasuk di dalamnya. Begitu juga dengan hatha yoga maupun vinyasa yoga.

“Jujur, saya tidak memburu untuk bisa melakukan inversion. Saya hanya berlatih dengan tekun, karena ashtanga yoga yang saya tekuni ini, hanya bisa dilakukan saat kita masih muda dan berenergi. Sebelum saya menua,” ucap Martin. 

Sheena mengaku akan memperdalam dulu kemampuannya, sehingga nantinya dia siap untuk naik ke atas melakukan inversion. “Saya sadar untuk tidak perlu memburu, memaksakan diri. Jika tubuh saya siap, maka dia akan menemukannya dan naik dengan sendirinya,” tuturnya. 

Thelma, seorang guru yoga lainnya mengatakan, “Standing forward bend, uttanasana atau membungkuk dan menyentuh jemari kaki saja sudah termasuk inversion, lho. Pokoknya jika kepala sudah lebih rendah dari jantung, itu termasuk inversion. Anda tidak perlu berkecil hati. Ingat saja untuk terus berlatih, dan semua akan terjadi. 

Melihat dunia jungkir balik, pemandangannya berbeda. Anda juga merasakan hal yang berbeda mengalir dalam tubuh Anda. Ketenangan yang tidak tergambarkan seperti perubahan dari rasa takut menjadi sebuah kelegaan dan rasa syukur. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!