Momen terbaik Rio Haryanto menuju Formula 1

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Momen terbaik Rio Haryanto menuju Formula 1
Tidak ada tahun-tahun yang lebih meyakinkan untuk Rio Haryanto selain tahun ini. Dan tahun ini pula, dia berharap bisa promosi ke level yang lebih tinggi, Formula 1.

JAKARTA, Indonesia – Hingga tersisa lima seri GP2 lagi, pebalap muda Indonesia Rio Haryanto masih bertengger di peringkat dua klasemen sementara. Pebalap 22 tahun itu berpotensi meraih tiga besar di akhir kompetisi.  

“Saya lihat ada peluang untuk dapat satu seat di F1 tahun depan. Semoga itu bisa tercapai,” kata Rio, Jumat, 31 Juli.

Karena itu, mulai muncul optimisme agar pebalap kelahiran Solo, Jawa Tengah, itu naik kelas ke Formula 1. Namun, yang dibutuhkan untuk promosi bukan hanya prestasi. Tapi juga kekuatan dana

Pembuktian kelayakannya bersaing di F1 dipertegas dengan kesuksesannya menjadi juara di features race seri kelima GP2 di Sirkuit Silverstone, 5 Juli lalu. Rio juga konsisten selalu finis di lima besar kecuali di Monte Carlo, Monako, saat mobilnya bermasalah.

Pada GP2 series 2015 yang sudah lewat setengah jalan, Rio mampu menunjukkan kualitasnya. Dia bertengger di peringkat kedua klasemen pembalap sementara, dengan torehan 109 poin. Rio hanya kalah dari Stoffel Vandoorne (Belgia) yang menorehkan 194 poin.

Keberhasilan itu membuat dia semakin percaya diri menatap sisa musim. Targetnya, jangan sampai dirinya terlempar dari persaingan di tiga besar pembalap.

Tujuannya, tentu saja meraih jenjang yang lebih tinggi untuk bisa tampil di F1.

Tiga kunci tembus F1

Pebalap tim Campos Racing Pertamina di GP2 mengakui, ada tiga hal yang harus terpenuhi untuk bisa tampil di F1. Yakni prestasi, financial support dari sponsor serta dukungan negara, dan opportunity (kesempatan).

Menurut Rio, secara prestasi, melihat tren F1 selama ini, kualifikasi prestasi dirinya sudah mencukupi. Kalau bisa bertahan di peringkat kedua klasemen akhir GP2, peluangnya menjadi rookie di F1 sangat mungkin.

“Selama ini, rookie di F1 antara 1 sampai 2 pembalap seringnya. Musim ini banyak karena sampai 5 rookie. Kalau bisa di dua besar. Saya sudah dapat kesempatan, ada offer untuk saya ke F1. Seat F1 itu sudah ada,” tegasnya.

Kini dia tinggal mencari sponsor dan dukungan dari negara. Prestasi dan kesempatan yang ada, tak akan berguna dan tak ada artinya tanpa dukungan sponsor dan negara.

“Tinggal sponsor dan dukungan negara yang belum,” tandasnya.

Rio sudah ‘on the track’

Melihat karir pembalap yang mengidolakan Ayrton Senna itu, tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Dia pun telah menjalani step untuk masuk menjadi pembalap F1 dengan tepat.

Memulai karir di kejuaraan gokart, Formula Asia (Juara), GP 3 series (5 besar), GP 2 series, membuat rekam jejak Rio makin mantap.

“Saya menjalani step untuk menjadi Pembalap tidak instan. Perlu jalan panjang dan perjuangan yang keras. Dari kecil, saya memang ingin ke F1,” tegas dia.

Sejak usia 6 tahun membalap, total sudah 16 tahun dirinya adu cepat di lintasan aspal. Dari sirkuit di Asia, sampai sirkuit dunia. Ayah dan kakaknya, menjadi motivasi karena selain juga pembalap, ayah dan kakaknya juga memberikan motivasi lebih kepada Rio. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!