SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan melalui laman situs resminya bahwa pada Juli 2015, terjadi inflasi sebesar 0,93% berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK).
Merujuk pada data Bank Indonesia (BI), angka ini merepresentasikan inflasi year on year sebesar 7,26% atau sama dengan bulan Juni. Menyikapi hal ini, ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal meminta pemerintah untuk mewaspadai fenomena stagflasi.
Apa itu stagflasi? Stagflasi adalah situasi saat inflasi tetap terjadi namun perekonomian tidak bertumbuh. Ketika stagflasi terjadi, inflasi muncul dari tekanan terhadap biaya produksi para produsen yang akhirnya menaikkan harga, bukan bertambahnya jumlah uang beredar sebagai tanda bergeraknya ekonomi.
“Jadi ada inflasi dari naiknya biaya produksi, cost push. Tapi perekonomian tidak bertumbuh,” kata Fithra, Senin 3 Agustus 2015.
Meski menurutnya masih banyak indikator lain yang harus diperiksa, tertahannya laju inflasi menurut Fithra bisa jadi merupakan indikasi awal adanya stagflasi.
Dari kacamata yang lebih positif, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Berly Martawardaya mengatakan bahwa besaran inflasi year to date sebesar 1,9% dari Januari hingga Juli 2015 memberikan sinyal positif bagi upaya pemerintah dalam mencapai target inflasi tahun ini sebesar 4%.
“Kalau melihat angka inflasi Januari-Juli yang sebesar 1,9%, masih reachable target inflasi tahun ini yang 4%,” ujarnya.
source: tradingeconomics.com
— Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.