Rebecca Ferguson, sosok mata-mata jagoan yang elegan

Shinta Setiawan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Rebecca Ferguson, sosok mata-mata jagoan yang elegan
'Mission: Impossible – Rogue Nation' tak hanya fokus pada Ethan Hunt, tapi juga Ilsa, agen rahasia misterius yang punya kemampuan mengagumkan.

Film-film musim panas Hollywood tahun 2015 punya warna yang cukup unik. Hadirnya beberapa karakter wanita kuat yang tak hanya jago dalam urusan baku hantam, tapi juga ditulis dengan baik memberi angin segar bagi penonton. 

Mengikuti jejak Imperator Furiosa (Charlize Theron) dan Susan Cooper (Melissa McCarthy) yang sudah lebih dahulu melaju dengan film-film aksi larisnya, kini Ilsa Faust (Rebecca Ferguson) juga datang dengan kejutan menggembirakan.

Mission: Impossible – Rogue Nation tak hanya memfokuskan diri pada Ethan Hunt, tapi juga timnya, dan Ilsa, agen rahasia misterius yang punya kemampuan mengagumkan. 

Sang sutradara, Christopher McQuarrie, bertekad untuk membawa perbedaan pada karakter wanita yang biasanya hanya muncul sebagai tokoh sampingan di franchise Mission: Impossible. Ketika menulis karakter Ilsa, McQuarrie merancang sang mata-mata sebagai lawan yang sepadan bagi Ethan. 

“Membuat karakter wanitanya adalah tugas pertama saya. Saya membandingkan keempat film sebelumnya dan satu hal yang belum saya lihat adalah seorang wanita yang setara dengan Tom dan bukan hanya anggota timnya. Saya menginginkan seseorang yang dapat membuatnya waspada serta membawa ceritanya maju, dan menghadirkan semacam elemen romantis tetapi bukan benar-benar percintaan,” kata McQuarrie pada Film Comment.

Tapi, Ethan yang diperankan oleh Tom Cruise adalah sosok yang sulit ditandingi. Tak hanya punya karisma kuat, pria berusia 53 tahun ini juga seorang aktor yang punya komitmen luar biasa dalam beradegan aksi. Maka, ketika McQuarrie dan Cruise memilih Rebecca Ferguson untuk berperan sebagai Ilsa, aktris asal Swedia ini tentu punya beban yang tak ringan. 

Latihan menghadapi rasa takut 

Ferguson sesungguhnya dipilih karena kemampuan akting dan chemistry-nya yang tak terbantahkan dengan Tom Cruise. Tapi, ia pun tak ragu untuk mengambil kesempatan ini meski tahu bahwa tantangan untuk berperan sebagai mata-mata super membutuhkan kesiapan mental tinggi. 

Rebecca Ferguson saat menghadiri premiere 'Mission: Impossible - Rogue Nation' di London, Inggris, 25 Juli 2015. Foto oleh EPA

Untuk mempersiapkan diri, aktris berusia 31 tahun ini harus latihan fisik selama 6 jam sehari, 6 hari seminggu, sepanjang 1,5 bulan. Dalam sesi ini, ia menjalani latihan pilates, bela diri, lari, persenjataan, dan koreografi perkelahian.

Walaupun belum pernah melakukan adegan stunt berat, sang stunt coordinator, Wade Eastwood, memuji Ferguson karena ia ternyata sangat atletis. Koordinasi mata dan tangannya sangat baik sehingga melatih sang aktris bukan pekerjaan sulit.

Tapi, tak semua bisa dilalui Ferguson dengan mudah. Dari semua adegan stunt yang dijalaninya, ia mengaku bahwa lompatan 23 meter dari atas Vienna State Opera adalah yang paling menakutkan. Terutama, karena ia takut ketinggian dan suka mengalami vertigo.

Mendengar hal ini, Cruise membantu menenangkannya dengan menjelaskan bahwa Ferguson punya cukup banyak waktu untuk mempersiapkan diri. Tapi, ketika saatnya tiba, sang aktris masih merasa grogi sampai saat terakhir sebelum lompat. Apalagi, hari itu adalah hari pertama mereka syuting.

“Saya ingat kejadiannya: Kami berada di atas sana dan saya melontarkan segala sumpah serapah dan ia bilang, ‘Kamu baik-baik saja? Kamu mau turun?’ dan saya bilang ‘Tidak, tidak, tidak! Iya, iya, iya!’ Dan kami kemudian lompat, lalu ia berkata, ‘Yang tadi keren sekali! Yang kita lakukan berikutnya adalah terjun bebas 36 meter.’ Luar biasa!” kenangnya dalam wawancara dengan Philadelphia Magazine. 

Kekhawatiran Ferguson terhadap adegan stunt tersebut memang bisa dimengerti. Selain Rogue Nation, ibu beranak satu ini minim pengalaman dalam film aksi. Wajahnya lebih familiar bagi penonton televisi karena ia pernah berperan sebagai Elizabeth Woodville dalam serial The White Queen.

Peran layar lebarnya yang paling dikenal orang mungkin adalah Ergenia dalam film Hercules (2014) yang dibintangi Dwayne Johnson. Tapi, perannya yang kecil dalam film itu tidak membuat penonton lekas menyadari potensinya.

Sebelum mengadu nasib ke Hollywood, wanita bernama lengkap Rebecca Louisa Ferguson Sundström ini memulai karir sebagai model di Swedia sebelum akhirnya terjun ke dunia akting di usia 15 tahun. Lahir di Stockholm dan memiliki ibu asal Inggris membuat dirinya mampu berperan meyakinkan, baik sebagai orang Swedia maupun seperti orang Inggris, di film-filmnya. 

Wanita yang memiliki kecantikan klasik ini banyak mengingatkan orang pada aktris-aktris Hollywood lawas yang memiliki paras menawan. Satu nama yang paling sering disebut adalah Ingrid Bergman. Ini menarik, karena Ferguson dan Bergman sama-sama dari Swedia, dan dalam salah satu filmnya yang paling terkenal, Bergman berperan sebagai Ilsa, seorang wanita yang terdampar di Casablanca.

Referensi yang muncul dalam film Rogue Nation ini jelas bukan kebetulan saja. Apalagi, McQuarrie memang sengaja memasukkan pengaruh Alfred Hitchcock dalam filmnya. Bergman pun pernah berperan jadi mata-mata yang ditugaskan sebagai penyusup dalam film besutan Hitchcock, Notorious (1946). 

Ilsa spesial karena Ferguson

Hal-hal yang membuat penonton terkesan dengan sosok Ferguson ternyata sangat disadari McQuarrie. Bahkan, ketika melihat bahwa Ferguson merupakan sosok yang spesial, ia sempat takut bahwa kehadiran Ilsa akan ditenggelamkan oleh aspek lain dalam Rogue Nation yang tak kalah menarik perhatian – sebuah kekhawatiran yang ternyata tidak terbukti.

Keistimewaan Ferguson dirasakannya sejak awal pertemuan mereka. McQuarrie yang tidak membuat Rogue Nation dengan naskah lengkap baru “menemukan” karakter Ilsa sepenuhnya di atas kertas ketika ia bertemu sang aktris yang mampu untuk memancarkan kesan kuat tanpa kehilangan sisi elegannya.

Sebelum menulis karakter Ilsa, McQuarrie telah terlebih dahulu menulis karakter wanita tangguh dalam sosok Rita Vratasky (Emily Blunt) di film Edge of Tomorrow (2014). Belajar dari pengalaman ini, McQuarrie menyadari betapa mudahnya Ilsa menjadi sosok wanita yang harus diselamatkan Ethan, atau menjadi agen rahasia jagoan yang tak punya sisi feminin.

Untuk mencegahnya, McQuarrie dengan disiplin menghindari jebakan penceritaan tersebut. Pada Uproxx, McQuarrie menjelaskan kesulitannya tersebut, dan juga menerangkan kenapa Ferguson merupakan faktor penting yang membentuk karakter Ilsa. 

“Ethan telah bertemu dengan lawannya yang sepadan, tapi Anda harus berhati-hati karena ada godaan untuk membuatnya jadi Ethan Hunt versi wanita. Dan ketika Anda melakukan itu, ketika Anda membuat karakter yang merupakan versi wanita dari pemeran utama Anda, ceritanya berubah menjadi parodi. Seorang wanita tidak lagi menjadi seorang wanita. Ia hanya sebuah versi wanita dari seorang pria, dan kita tidak menginginkan hal itu. Emily Blunt adalah bagian besar kenapa Rita adalah Rita. Rebecca Ferguson adalah bagian besar kenapa Ilsa adalah Ilsa.”

Setelah sukses dengan Mission: Impossible – Rogue Nation, Ferguson akan hadir kembali di layar lebar dalam Florence Foster Jenkins. Film ini memberinya kesempatan untuk bekerja dengan nama-nama besar seperti Meryl Streep dan Hugh Grant. Semoga saja, setelah ini karir Ferguson akan makin bersinar. Mari kita tunggu kiprahnya tahun depan. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!