Pesawat Trigana Air angkut uang Rp 6,5 miliar

Banjir Ambarita

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pesawat Trigana Air angkut uang Rp 6,5 miliar

EPA

UPDATE: Uang sudah ditemukan dalam kondisi terbakar.

JAYAPURA, Indonesia — (UPDATED) Tim SAR menemukan black box pesawat Trigana Air serta uang Rp 6,5 miliar yang dibawa pesawat tersebut pada Selasa siang.

“Uang telah ditemukan, tapi perlu diingat bahwa uang tidak ada kepentingan dengan Basarnas, tetapi kita punya beban moral. Kondisi uang hangus dan tidak utuh, tapi masih bisa dilihat bahwa itu uang. Apa pun bentuknya dan kondisinya, saya perintahkan agar tim SAR membawanya dalam evakuasi ini dan menyerahkannya kepada yang berwajib,”ujar Kepala Basarnas Soelistyo pada media

Selain mengangkut 19 penumpang, pesawat Trigana Air yang menabrak gunung di Oskibil, Papua, ternyata juga membawa uang tunai sejumlah Rp 6,5 miliar.

Uang tersebut adalah dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin di Pegunungan Bintang, Oskibil, yang rencananya akan disalurkan oleh Kantor Pos.  

Kepala Kantor Pos Jayapura Haryono membenarkan bahwa dana Rp 6,5 miliar tersebut memang diperuntukkan bagi masyarakat miskin di Kabupaten Pegunungan Bintang.

“Benar, dana PKSK diangkut pesawat Trigana,” kata Haryono, Senin, 17 Agustus.

Di dalam pesawat, juga terdapat empat pegawai Kantor Pos yang ikut mengantar uang tersebut ke Oksibil.

“Mereka adalah Yustinus Hurulean, MN Aragay, Agustinus Luarmase dan Teguh,” ujar Haryono.

“Pak Teguh ini di dalam manifes memakai nama Dewa Putu Raka. Sebab menjelang keberangkatan Pak Dewa ini membatalkan penerbangannya,” ungkapnya.  

Menurut Haryono, uang sebanyak Rp 6,5 miliar itu disimpan di dalam empat tas tangan yang dibawa oleh keempat orang pegawai Kantor Pos tersebut. 

Sebelumnya dilaporkan pesawat Trigana Air jenis ATR 42 dengan nomor registrasi PK-YRN jurusan Jayapura-Oksibil hilang kontak dengan menara kontrol Bandara Oksibil.

Kemudian dikonfirmasi bahwa pesawat penumpang tersebut jatuh setelah menabrak Gunung Tangok di Kabupaten Pegunungan Bintang, Minggu, 16 Agustus.

Manifes penumpang pesawat diduga fiktif

Penumpang Pesawat Trigana Air yang mengalami kecelakaan menabrak gunung sebagian besar diduga fiktif alias tidak sesuai dengan yang ada di dalam pesawat.  

“Saya punya saudara bernama Terianus Salawala ada di dalam pesawat Trigana Air yang mengalami kecelakaan, tapi namanya tidak tercantum di manifes,” kata Ignasius Mimin, seorang anggota DPRD Papua, Senin.

Menurut Ignasius, kemungkinan besar saudaranya itu membeli tiket pesawat melalu jalur yang tidak resmi.

“Mungkin dia beli tiket dari calo, atau ada pertukaran nama dengan orang lain,” katanya sembari menunggu proses evakuasi di Crisis Center Bandara Sentani, Jayapura.

Ia juga mengatakan bahwa banyak nama-nama penumpang Trigana Air lainnya yang tidak sesuai dengan manifes yang beredar di media. 

“Contohnya Petrus Tegeken, Ketua DPRD Pegunungan Bintang. Namanya ada di manifes tapi orangnya sudah terbang pada penerbangan pertama,” ungkapnya. 

Di media beredar terdapat 49 penumpang dan 5 kru pesawat Trigana Air. Namun hingga kini belum ada konfirmasi resmi mengenai hal tersebut baik oleh pihak maskapai maupun Badan SAR Nasional.

Menurut Ignasius, pembelian tiket melalui calo pada maskapai Trigana Air sudah berlangsung lama. “Beli tiket Pesawat Trigana lewat calo sudah biasa terjadi, terutama sejak Pelita Air tidak lagi melayani rute Jayapura-Oksibil dan sebaliknya,” katanya. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!