SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur meminta warga Banyuwangi bernama Tuhan untuk mengganti namanya, atau menambahkan kata lain pada namanya.
“Disadarkanlah untuk menambah namanya. Jadi biar sementara tidak dapat mengakses layanan pemerintah, sampai dia mengganti namanya,” kata Ketua Umum MUI Jawa Timur KH Abdusshomad Bukhori kepada media baru-baru ini.
Pilihan lainnya, adalah Tuhan menambah namanya dengan kata lain, Abdu, sehingga menjadi Abdu Tuhan, yang artinya adalah hamba Tuhan.
Merespon anjuran MUI ini, Tuhan mengaku keberatan. Pasalnya ia ingin menghormati nama pemberian orang tuanya dan tak ingin repot mengurus ulang berbagai dokumen kependudukan.
“Saya tidak akan mengganti nama saya, kan itu pemberian orangtua. Selain itu, jika ganti nama, maka semua dokumen juga harus ganti. KTP, surat nikah, ijazah, dan surat-surat lainnya,” kata Tuhan, Selasa 25 Agustus 2015.
Keberadaan Tuhan mulai populer di media saat foto KTP-nya beredar di internet. Menurut pengakuan Tuhan kepada media, ini terjadi setelah KTP tersebut dipinjam oleh seorang rekannya untuk memperpanjang Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
@PartaiSocmed Masya Allah, Tuhan punya KTP pic.twitter.com/oON1JvFhVm
— Ali Hasan Al Habsyi (@ali_hasan110) August 22, 2015
“Kata orang-orang, foto KTP saya banyak ada di internet. La saya ini kan ndak tau apa itu internet,” katanya, Selasa, 25 Agustus.
Kata Antariksawan soal Tuhan
Menurut pemerhati Bahasa Using, Antariksawan Yusuf, nama tersebut kemungkinan diberikan karena pengaruh bahasa tutur milik Suku Using, suku asli di Banyuwangi. Meski ditulis Tuhan, penyebutan namanya adalah Tohan.
“Mayoritas masyarakat yang tinggal di Kecamatan Licin adalah Suku Using. Bisa jadi, nama Tuhan dipengaruhi oleh bahasa tutur. Ini sama saja dengan ‘Using’ yang pelafalannya seperti menyebutkan huruf ‘o’,” kata Antariksawan.
“Dalam Bahasa Using, ‘tuhan’ tidak berarti apa-apa karena orang Using menyebutnya ‘Pengeran’ atau ‘Gusti Allah’ kalau merujuk kepada Tuhan yang disembah.” — Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.