Tantowi Yahya: Temui Trump, Ketua DPR jalankan diplomasi parlemen

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tantowi Yahya: Temui Trump, Ketua DPR jalankan diplomasi parlemen
Menurut Tantowi, tak ada motif politik, bisnis atau apapun di balik kehadiran Ketua DPR Setya Novanto di konferensi pers yang diselenggarakan oleh Donald Trump sebagai bagian dari kampanyenya

JAKARTA, Indonesia — Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) yang juga turut serta dalam lawatan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ke Amerika Serikat, Tantowi Yahya angkat bicara tentang kontroversi pasca kemunculan Ketua DPR Setya Novanto dan wakilnya Fadli Zon dalam konferensi pers pengusaha dan Calon Presiden Amerika Donald Trump. 

“Tanggal 3 September, Ketua DPR, wakil dan beberapa anggota diundang oleh Donald Trump ke kantornya di Trump Plaza. Pertemuan tersebut dimanfaatkan oleh Ketua DPR untuk  mengapresiasi investasi besar yang telah ia tanam di Indonesia dalam bentuk properti, hotel dan theme park,” kata Tantowi. 

“Ketua DPR mengharapkan agar Trump Corp lebih banyak lagi menanamkan investasinya di negara kita. Apa yang dilakukan Ketua DPR adalah manifestasi dari pelaksanaan diplomasi parlemen sebagai bagian dari multi track diplomacy yang kita jalankan sekarang.”

Terkait bagaimana akhirnya Setya dan Fadli bisa muncul dalam konferensi pers, Tantowi mengungkapkan bahwa Trump sendiri yang berinisiatif mengajak keduanya. Setelah disambut dengan sangat baik, Setya dan Fadli pun tak kuasa untuk menolak. 

Ketua dan delegasi diterima dengan hangat selama 30 menit. Banyak hal yang dibicarakan di sana dan semuanya dalam kerangka peningkatan hubungan ekonomi kedua negara. Donald Trump itu adalah icon bisnis dan politik Amerika. Banyak manfaat bersahabat dengan dia, terlepas dia jadi Presiden atau tidak.”

Menurut Tantowi, Trump menawarkan agar Fadli dan Setya hadir di konferensi pers yang diselenggarakan setelah pertemuan mereka. 

“Sebagai bangsa timur, agak gak enak hati untuk menolak tawaran dari tokoh yang sudah begitu baik penerimaannya,” kata Tantowi. “Jadi tidak ada motif politik, bisnis atau apapun di balik kehadiran tersebut. Semuanya dalam koridor peningkatan hubungan kedua negara.” 

Juga hadir, Eddy Pratomo tak wakili Jokowi 

Bukan hanya Setya dan Fadli yang kehadirannya dalam konferensi pers Trump memicu tanda tanya. Dalam kesempatan yang sama, hadir pula utusan khusus Presiden Republik Indonesia bidang kemaritiman, Eddy Pratomo. 

Merespon kehadiran Eddy, Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki mengklarifikasi bahwa Eddy tak hadir dalam kapasitasnya sebagai utusan khusus Presiden Joko “Jokowi” Widodo. 

“Itu bisa dipastikan itu urusan pribadi, dan seperti disampaikan Seskab, bahwa memang tidak ada pembiayaan dari pemerintah untuk perjalanan bersangkutan, ga usah dipermasalahkan, itu bukan urusan pemerintah itu urasan pribadi,” kata Teten, Minggu. — Rappler.com

Baca juga: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!