SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Presiden Joko “Jokowi” Widodo telah meresmikan pembangunan proyek transportasi massal light rail transit (LRT) di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, hari ini, Rabu, 9 September.
“Hari ini percepatan pembangunan LRT saya nyatakan secara resmi dimulai,” kata Jokowi.
Apa itu LRT?
LRT, atau kereta api ringan, akan dibangun di Jakarta dan menghubungkan Ibu Kota dan kota-kota satelit seperti Bekasi dan Bogor.
“LRT merupakan salah satu moda transportasi massal berbasis rel yang ramah lingkungan. Pembangunannya dilakukan secara elevated di atas tanah ruang milik jalan tol dan non-tol,” kata Direktur PT Adhi Karya Kiswodarmawan dalam siaran pers yang diterima Rappler.
Menurut Kismodarmawan, hal tersebut memungkinkan pembebasan lahan seminimal mungkin sekaligus mengoptimalkan lahan yang telah dimiliki oleh pemerintah.
PT Adhi Karya Tbk adalah badan usaha yang ditunjuk untuk membangun prasarana LRT.
Mengapa Bekasi dan Bogor?
Hasil survey yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Bandung menunjukkan bahwa arus kemacetan kendaraan yang masuk ke Jakarta paling banyak berasal dari daerah Bekasi dan Cibubur, yakni sebesar 64%.
Mengapa LRT, bukan monorel?
Keputusan untuk membangun LRT dimulai setelah proyek Monorel Jakarta kembali mangkrak. Memang Jokowi yang pada saat itu menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta sempat mengaktifkan kembali proyek monorel pada Oktober 2013.
Namun, pekerjaan tersebut dibatalkan oleh penerusnya, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama. Ahok mengatakan tak dapat menerima usul pengembang PT Jakarta Monorail untuk membangun depo di atas Waduk Setiabudi, Jakarta Selatan, dan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Ahok lebih memilih untuk membangun LRT daripada monorel.
Menurut Dirut Adhi Karya Kismodarmawan, LRT dinilai lebih banyak diproduksi di dunia daripada monorel.
“Pertimbangannya selain bisa integrasi, monorel populasi masih sedikit. Kalau LRT sudah banyak. Selain itu kita pilih roda besi karena lebih murah pemeliharaan dari roda karet. Monorel itu pakai roda karet,” kata Kismodarmawan.
Sejak kapan proyek ini dicanangkan?
Dalam pidato peresmiannya, Jokowi mengungkapkan dirinya telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) terkait percepatan proses proyek LRT pada 2 September 2015.
“Tanggal 2 September kemarin, saya sudah menandatangani proses percepatan LRT. Sekarang, hari ini, tanggal 9 September 2015, enam hari setelah Perpres itu saya tandatangani, kita sudah berkumpul di sini untuk memulai proyek,” kata Jokowi.
Payung hukum yang pertama adalah Perpres No. 98 tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Ringan/Light Rail Transit (LRT) terintegrasi di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
Yang kedua, Perpres No. 99 tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Perkeratapian Umum Di DKI Jakarta.
Menurut Jokowi, dirinya saat menjadi gubernur DKI telah membahas usul ini bersama Wakil Gubernur Ahok dan Dirut Adhi Karya Kismodarmawan pada akhir 2013.
Dari mana dana konstruksi LRT berasal?
PT Adhi Karya telah memperoleh persetujuan Penyertaan Modal Negara (PMN) berdasarkan Undang-Undang No. 3 tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015, senilai Rp 1,4 triliun.
Adhi Karya juga telah memperoleh suntikan dana dari publik sebesar Rp 1,35 triliun.
Total biaya untuk proyek LRT adalah Rp 23,8 triliun.
Pembangunan LRT tahap pertama
Adhi Karya akan membangun 2 rute LRT dengan total panjang 83,6 kilometer. Untuk tahap pertama, nilai investasi ditaksir sekitar Rp 11, 9 triliun.
Pembangunan tahap pertama sudah dimulai hari ini dan direncanakan akan selesai pada 2018.
Pembangunan LRT tahap kedua
Sedangkan tahap kedua akan melintasi Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol dengan panjang 41,5 km.
Pengerjaan tahap kedua akan dimulai pada kuartal akhir 2016 dan berakhir 2018.
Berapa harga tiket LRT?
Setelah selesai dibangun, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengambil alih prasana LRT dari kontraktor Adhi Karya.
Menurut Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko, pengambilalihan ini dilakukan agar masyarakat tak terbebani harga tiket yang tinggi.
Kemenhub nantinya akan melelang penyediaan sarana LRT untuk pihak swasta, yang dimaksudkan untuk menurunkan harga tiket menjadi Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per orang.
“Paling tidak tarifnya sekitar Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu per penumpang,” kata Hermanto.
Jika pengoperasian ditanggung Adhi Karya, diperkirakan harga tiket LRT sekitar Rp 37.500 per orang.
Berapa jumlah penumpang LRT?
Menurut siaran pers yang diterima Rappler, LRT diperkirakan dapat mengangkut 24 ribu penumpang per jam per arah setiap harinya.
Hal ini, menurut Dirjen Kemenhub Hermanto, memungkinkan karena dalam satu rangkaian LRT terdiri dari 3 unit gerbong dengan jumlah total sebanyak 60 set.
“Dalam satu rangkaian terdiri dari tiga unit. Total ada 60 set. Ini untuk mengejar 2-3 menit kedatangan (kedatangan rangkai LRT ditargetkan setiap 2-3 menit sekali),” kata Hermanto.
Berapa kecepatan LRT?
Kecepatan LRT diperkirakan mencapai 60-80 kilometer per jamnya. Dengan demikian waktu tempuh masyarakat dari Bekasi atau Cibubur ke pusat kota Jakarta hanya sekitar 30 menit. —Rappler.com
BACA JUGA:
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.