Terinspirasi Go-Jek, Bandung rancang aplikasi untuk pengemudi ojek

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Terinspirasi Go-Jek, Bandung rancang aplikasi untuk pengemudi ojek

AFP

Ojek di Bandung diharapkan bisa antar penumpang kapan dan di mana saja, dan lakukan antar barang atau makanan

BANDUNG, Indonesia — Menjamurnya layanan jasa transportasi umum berbasis aplikasi seperti Go-Jek secara tidak langsung memicu persaingan antar pengendara ojek tradisional. 

Wali Kota Bandung Ridwan “Emil” Kamil pun berencana untuk membuat aplikasi yang mirip dengan Go-Jek untuk memfasilitasi ojek-ojek yang biasa mangkal di Kota Kembang agar ikut dipermudah mendapatkan penumpang.

Layanan online dengan aplikasi yang dikembangkan Pemerintah Kota Bandung ini, kata Emil, bisa memfasilitasi pesanan ojek dari penumpang kapan dan di mana saja, bahkan bisa juga melakukan layanan pesan antar barang atau makanan. Sementara biasanya, oiek tradisional hanya menunggu penumpang di pangkalan.

“Saya lagi meminta ke tim IT di Command Center untuk mulai membuat konsep apps (aplikasi) ojek pangkalan sehingga siapapun bisa menggunakan itu tanpa harus dikelola oleh perusahaan seperti Go-Jek,” kata Emil di Balai Kota Bandung, Selasa, 8 September.

Konsep yang hampir sama dengan Go-Jek ini diharapkan oleh Emil dapat meningkatkan kesejahteraan pengendara ojek sebab akan mendapatkan penumpang kapan saja dan di mana saja. 

Sebelum aplikasi itu ada, Emil meminta para pengendara ojek untuk meningkatkan daya tariknya. Caranya dengan melayani pemesanan dengan menggunakan handphone, misalnya dengan layanan pesan singkat dalam memesan ojek. 

Emil menilai, kebutuhan masyarakat akan ojek di Indonesia tidak dapat dikesampingkan bahkan keberadaannya sangat membantu masyarakat karena transportasi massal di Bandung, umumnya Indonesia, masih perlu ditingkatkan. Berbeda dengan negara maju yang sudah punya transportasi massal yang cukup baik.

“Saya mendukung sebelum ada transportasi publik yang memadai. Di negeri-negeri yang sudah maju tidak ada ojek karena transportasinya sudah memadai,” ucapnya.

Sebelumnya, pada pekan ini pula Emil melarang layanan taksi berbasis aplikasi — Uber dan Grab Taxi — beroperasi di Bandung. Menurutnya, kedua layanan tersebut hingga kini belum menyelesaikan legalitas formal sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang sistem transportasi umum di Indonesia. 

Sementara itu di Jakarta, layanan Go-Jek mendapat kecaman yang datang dari para pengemudi ojek tradisional yang mangkal di jalan. 

Di lain pihak, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyambut Go-Jek dan akan menjalin kerjasama dalam bentuk aplikasi yang terintegrasi dengan penyedia layanan bus TransJakarta. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!