Revitalisasi Kota Tua untuk siapa?

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Revitalisasi Kota Tua untuk siapa?
Ratusan PKL anggap lokasi baru di Jalan Cengkeh, sekitar 500 meter dari kawasan Kota Tua, terlalu jauh bagi pelanggan

JAKARTA, Indonesia — Dalam kurun waktu kurang dari sebulan, pengunjung kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat, tak akan lagi menemui Marwan, seorang penjual kerak telor.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dilaporkan akan memindahkan ratusan pedagang kaki lima di Kota Tua ke Jalan Cengkeh, sekitar 500 meter dari lokasi mereka berjualan saat ini.

“Saya akan dipindah ke sana (Jalan Cengkeh),” kata Marwan kepada Rappler, Kamis, 10 September.

“Untuk sementara menetap di sini (di Kota Tua),” katanya lagi.

Bersama 413 PKL lainnya, Marwan saat ini menempati tenda-tenda putih di sebelah Museum Wayang dan restoran Bangi Kopitiam.  

Di bawah naungan tenda putih itu, ratusan kereta PKL diletakkan berhimpitan.

TERTAMPUNG. Ratusan pedagang kaki lima akan ditampung sementara di gang sempit ini, Kota Tua, Jakarta. Foto oleh Febriana Firdaus/Rappler

Rencana untuk merelokasi ratusan PKL ini sudah dikemukakan oleh Kepala Dinas Unit Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Perdagangan Jakarta Irwandi pada Rappler, Rabu, 9 September.  

“Kota Tua kami clear-kan, kami arahkan ke Jalan Cengkeh. Itu cuma 100 meter dari Kota Tua,” kata Irwandi.

Menurutnya, upaya pembersihan PKL dilakukan untuk menjaga Kota Tua sebagai warisan budaya dunia.  

Rappler mencoba menyusuri jalan dari Kota Tua ke Jalan Cengkeh dan menghabiskan waktu kurang lebih 15 menit, lebih dari 100 meter seperti yang diungkapkan Irwandi.

 

Sugeng, seorang pelaku seni di Kota Tua, membenarkan bahwa pengelola kawasan Kota Tua sudah mengabarkan soal relokasi ini pasca Lebaran beberapa bulan lalu. 

 

DILARANG BERJUALAN. Larangan untuk berjualan di kawasan Kota Tua sudah dipasang, Kamis, 10 September 2015. Foto oleh Febriana Firdaus/Rappler

Siapa di balik relokasi PKL Kota Tua? 

Relokasi PKL ini merupakan bagian dari revitalisasi Kota Tua yang digarap oleh Jakarta Old Town Revitalization Corporation (JOTRC) atau Jerofah. 

Menurut situsnya, Jerofah merupakan konsorsium swasta yang bertujuan mengembangkan cara-cara inovatif untuk menghubungkan sektor swasta dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 

“Berdasarkan surat yang dimandatkan oleh Gubernur DKI Jakarta nomor 741/-1.853.15 tertanggal 17 Juni 2013, JOTRC di bawah SD Darmono sebagai Board of Advisor ditunjuk sebagai inisiator untuk pengembangan kembali Kota Tua sebagai Zona Ekonomi Khusus,” tulis Jerofah. 

 REVITALISASI. Spanduk Jakarta Old Town Revitalization Corporation (JOTRC) di depan sebuah bangunan yang dipugar, 10 September 2015. Foto oleh Febriana Firdaus/Rappler

Sebagai inisiator, Jerofah diharapkan dapat menarik investasi, mengumpulkan sumber daya untuk bersama-sama melaksanakan berbagai kegiatan arsitektural, infrasutruktur, seni rupa, dan kebudayaan untuk merevitalisasi Kota Tua.

Ada beberapa nama yang disebut aktif di Jerofah, antara lain Kepala Konsorsium PT Pembangunan Kota Tua Lin Che Wei dan seniman Goenawan Mohamad sebagai Ketua Dewan Penasihat Proyek Revitalisasi Kota Tua. 

Saat dihubungi Rappler, Lin Che Whei menolak untuk berkomentar. Ia mewakilkan pernyatannya pada Irwandi. 

Persiapan tempat baru untuk PKL

Sesuai dengan petunjuk Irwandi, Rappler mengunjungi Jalan Cengkeh pada Kamis, 10 September. Letaknya bukan 100 meter seperti yang diungkapkan olehnya. 

Jalan Cengkeh terletak di luar kawasan pusat Kota Tua, dan untuk mencapainya, Rappler harus berjalan menyusuri toko-toko tekstil di Jalan Cengkeh, menuju ke arah terminal Kota Toa. 

LOKASI BARU. Jalan Cengkeh yang harus disusuri untuk menuju lokasi baru PKL Kota Tua, 10 September 2015. Foto oleh Febriana Firdaus/Rappler

Setelah berjalan 15 menit, terlihat lahan kosong yang sedang diratakan oleh alat berat. Di depan lahan tersebut terpampang papan bertuliskan “Lahan ini milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.”  

Apa pendapat PKL tentang tempat ini?

“Tempatnya jauh,” kata Marwan, penjual kerak telor.

Ia mengaku tidak bisa membayangkan pelanggannya harus berjalan 15 menit ke arah Jalan Cengkeh dari pusat Kota Tua pada siang hari yang panas.

Marwan juga menyangsikan bahwa bisnisnya akan bertahan setelah relokasi nanti.

JAUH. PKL nilai lokasi baru terlalu jauh bagi pelanggan dari Kota Tua. Foto oleh Febriana Firdaus/Rappler

Meski demikian, ia mengaku akan mengikuti arahan dari pengelola Kota Tua karena tak punya banyak pilihan untuk saat ini.

“Mereka yang berwenang, kita bisa apa?” katanya. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!