Chelsea 2-0 Arsenal: Meriam London tak berdaya di Stamford Bridge

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Chelsea 2-0 Arsenal: Meriam London tak berdaya di Stamford Bridge
Arsenal takluk dengan skor 2-0 serta harus kehilangan Gabriel dan Cazorla yang diganjar kartu merah

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Chelsea kembali ke jalur persaingan juara Premier League dengan momen yang sangat tepat: memenangi derby London melawan Arsenal 2-0 di Stamford Bridge. Tak hanya mendapatkan kembali peluang juara, Chelsea juga berhasil mengembalikan mentalitas yang absen di lima laga sebelumnya. 

Dua gol The Blues tercipta melalui sundulan bek Kurt Zouma (53’) yang memanfaatkan umpan set-piece Cesc Fabregas dan tendangan keras Eden Hazard (90’) di tengah kemelut gawang Arsenal. 

Laga berlangsung panas. Terjadi insiden antara striker Diego Costa dengan bek Laurent Koscielny. Keduanya terlibat adu fisik. Bek tengah Arsenal Gabriel Paulista berusaha melerai. Alih-alih berhasil, Gabriel justru menjadi korban provokasi Costa.  

Pemain Brasil 24 tahun tersebut dianggap wasit Mike Dean menyerang Costa dengan tumitnya. Gabriel pun diganjar kartu kuning kedua dan diusir keluar lapangan. 

Manajer Chelsea Jose Mourinho mengatakan, dalam laga derby tim yang menang adalah yang mengendalikan emosi. Tanpa itu, jangan berharap bisa mengatasi tekanan pertandingan. 

Tak mengulangi kesalahan di Community Shield

Tim tuan rumah tampaknya belajar banyak dari bentrok terakhir melawan Arsenal di laga pembuka Premier League, Community Shield, 2 Agustus lalu. Dalam laga tersebut, manajer Chelsea Jose Mourinho dikagetkan dengan strategi berbeda Arsene Wenger. 

Pelatih asal Prancis itu tidak menampilkan permainan menyerang cepat seperti yang kerap mereka tampilkan. Mereka justru bermain lambat dan lebih banyak bertahan. Terutama setelah unggul 1-0 di awal babak pertama. Karena kecewa Arsenal tak bermain sesuai harapan, Mourinho menuding Wenger, “Meninggalkan filosofi permainan mereka di kamar ganti.” 

Menghadapi Arsenal di ajang Premier League, Sabtu, 19 September, Mourinho menggunakan taktik berbeda. Jika di Community Shield dia menempatkan Fabregas sebagai gelandang serang dengan dua gelandang bertahan Ramires dan Nemanja Matic, kali ini pelatih asal Portugal itu mengembalikan semua pemain di posisi awalnya. 

Dalam formasi 4-2-3-1, Fabregas kembali berduet dengan Matic di depan kuartet bek. Oscar diplot di posisi regulernya, gelandang serang. Namun, di lapangan, Chelsea bermain 4-1-4-1. Skema tersebut lebih bisa membuat mereka menekan Arsenal sejak daerah pertahanannya. 

Formasi tersebut juga mampu membuat mereka menjaga penguasaan bola tepat di depan kotak penalti The Gunners. Karena berpotensi empuk menjadi sasaran serangan balik, Chelsea memainkan 4-1-4-1 dengan tempo lambat. Tujuannya, mereka bisa kembali bertahan saat Arsenal menyerang balik.  

Strategi itu sukses membuat Chelsea dominan. Apalagi kinerja pemain tengah Arsenal menurun. Santi Cazorla yang biasa menjadi motor penggerak tim justru bermain di bawah standar.  

Barisan pertahanan juga tak mampu menghentikan umpan-umpan Chelsea. 

Laga tersebut menyisakan kontroversi. Terutama keputusan wasit Mike Dean mengusir Gabriel. 

Arsene Wenger mengkritik kepemimpinan dia. Menurut Wenger, Diego Costa sudah harus diusir sejak perseteruannya dengan Laurent Koscielny. Sebab, dalam siaran lambat terlihat bahwa Costa sempat menyerang kepala bek Prancis tersebut. 

“Saya tidak paham. Mengapa Costa tetap di lapangan dan Gabriel yang diusir,” kata Wenger di situs resmi klub. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!