Cerita korban tragedi Mina: Guru agama hingga abdi negara

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Cerita korban tragedi Mina: Guru agama hingga abdi negara

EPA

Turut pula menjadi korban, tiga orang WNI yang sedang bekerja di Arab Saudi dan seorang karyawan bank syariah, pimpinan rombongan termuda

JAKARTA, Indonesia — Empat puluh enam warga negara Indonesia meninggal dunia dalam tragedi Mina di Arab Saudi pekan lalu. Ratusan warga negara lain juga wafat dan menderita luka-luka.

Tragedi Mina ini adalah insiden terbesar dalam ibadah haji dalam 25 tahun terakhir.

Dari sang guru agama hingga abdi negara, inilah sejumlah cerita di balik korban warga negera Indonesia (WNI) yang meninggal dunia dalam tragedi Mina.

Nero, sang guru agama

Setelah sempat beredar kabar yang simpang siur, akhirnya Sumaniro Sahi Astro (57), warga Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dipastikan menjadi salah korban meninggal dunia dalam tragedi Mina. 

Ia diketahui berprofesi sebagai guru agama di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Sidomulyo, Probolinggo. Menurut sang kepala desa tempatnya tinggal, meskipun dalam kesehariannya pendiam, Nero merupakan warga yang aktif berkontribusi dalam pembangunan desa. 

Kabar duka pertama kali diterima oleh putri Nero, Reni Ayu Rahmawati, pada Kamis siang sekitar pukul 14:00 WIB. Menurut penelusuran Jawa Pos, istri Nero, Murti Ningsih, yang berangkat haji bersama sang suami menelepon keluarga mengabarkan berita duka.

“Kami menerima beberapa kali telepon dari ibu di Mekah, Bapak sudah meninggal di Mina. Saat ini ibu masih menjalani perawatan di rumah sakit. Kami banyak menerima foto jenazah bapak,” kata Reni kepada media, Jumat, 25 September.

Busyaiyah, abdi negara dari Kalimantan

Busyaiyah Sahel Abdul Gafar (50) adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kantor Gubernur Kalimantan Barat. Dia terakhir kali memberikan kabar kepada keluarga saat terjadi musibah kebakaran di tenda jemaah haji dari Indonesia. Tak ada yang menyangka, itu menjadi kontak terakhir Busyaiyah dengan keluarga.

Busyaiyah berangkat menunaikan ibadah haji bersama sang suami Abdul Wahab Idris. Terkait keadaan Abdul Wahab, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan konfirmasi kepada Rappler bahwa suami almarhumah saat ini baik-baik saja.

“Suami almarhumah terus ada bersama petugas saat jenazah diidentifikasi,” kata Lukman baru-baru ini. 

Adryansyah Idris Usman, pimpinan rombongan termuda dan karyawan bank syariah

Adryansyah adalah salah satu pimpinan rombongan haji kelompok terbang (kloter) BTH 14. Di antara pimpinan rombongan lain, pria yang sehari-hari berprofesi sebagai karyawan Bank Muamalat ini adalah yang termuda. 

Kesedihan luar biasa atas kepergian Adryansyah dirasakan sang ibunda, Pataghi Musa.

“Saya sudah tak kuat memandang foto ataupun memegang foto Adryansah, karena saya yang melahirkan dan merawatnya selama ini hingga tragedi itu merenggut jiwanya,” kata Pataghi.

Reni Arfiani Kaherdin, rajin menyambung silaturahmi keluarga 

Bagi Rian EC, Reni bukan sekedar ibu rumah tangga biasa. Jemaah dari kloter Pontianak tersebut adalah tante sekaligus ibu baginya.

“Semasa hidupnya dialah pengganti sosok mama saya, ketika mama saya pergi kerja, saya salalu manja dengan dia,” kata Ria pada Rappler, Senin, 28 September.

“Dia adalah wanita paling kuat yang saya pernah kenal, wanita yang paling bisa menguatkan hubungan keluarga,” katanya lagi. 

Saat hendak berangkat ke Mekah, Reni berpesan pada Rian agar menggantikannya menjaga 5 anaknya. Tapi ternyata titipan itu tidak berlaku selama Reni pergi haji saja, melainkan selamanya. 

Para pekerja rantau: Akhmad Jamhuri bin Hisyam, Wartoyo Usman Kali, dan Asdinur Sanuri Hamzah

Akhmad Jamhuri, Wartoyo Usman, dan Asdinur Sanuri turut menjadi korban dalam tragedi Mina, meski tak sedang menunaikan ibadah haji. 

Tiga orang ini rupanya merupakan WNI yang tinggal di Arab Saudi karena sedang bekerja di daerah Mina untuk perusahaan konstruksi Binladin Group. Mereka dikabarkan tewas terinjak-injak saat insiden tersebut.

Binladin adalah kontraktor proyek perluasan Masjidil Haram, sebelum proyek tersebut dievaluasi keberlanjutannya oleh Kerajaan Arab Saudi pasca jatuhnya crane di Masjidil Haram beberapa waktu lalu. Pihak Binladin Group diduga turut bertanggungjawab atas terjadinya musibah itu.Dengan laporan dari Febriana Firdaus/Rappler.com

BACA JUGA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!