SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Seorang penganut Syiah asal Sampang bernama Busidin meninggal dunia di tempat pengungsian di Sidoarjo, 27 September. Warga intoleran di kampung halamannya menolak rencana penguburannya di Sampang.
“Pihak aparat merasa hal tersebut tidak memungkinkan dengan alasan penolakan dari warga setempat,” kata Iklil al Mial, pengungsi Syiah lainnya, pada Rappler, 28 September.
Busidin menderita penyakit komplikasi dan dirawat di rumah sakit selama 2 minggu pada Agustus dan kemudian diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit.
“Tapi setelah dua minggu di rusun keadaannya justru memburuk,” kata Iklil.
Busidin kemudian meninggal diduga karena hatinya tidak bisa bekerja dengan baik.
Pihak keluarga sangat berharap jenazah Busidin dapat dimakamkan di kampung halamannya, sesuai dengan permintaan Busidin. Namun akhirnya, setelah penolakan itu, mereka sepakat untuk memakamkan Busidin di Sidoarjo.
“Jenazah Busidin sudah dimakamkan tadi malam, 27 September, di TPU Pemkab Sidoarjo.”
Menurut Iklil, sebenarnya apabila ada ketegasan dari aparat kepada pihak perusuh yang memprovokasi masyarakat setempat, hal ini tidak perlu terjadi.
“Warga di kampung berharap adanya ketegasan aparat terhadap kelompok-kelompok yang ingin membuat warga disana tidak tenang,” katanya. — Rappler.com
BACA JUGA:
- Penganut Syiah dari Sampang rayakan Iduladha di pengungsian
- Balada derita pendidikan anak pengungsi Syiah Sampang
- Muslim Syiah Sampang berharap Jokowi bantu mereka pulang
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.