Rupiah menguat, tapi sampai kapan?

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Rupiah menguat, tapi sampai kapan?

AFP

Bank Indonesia mendukung paket ekonomi pemerintahan Jokowi, sepanjang dilakukan secara konsisten. Faktor global dan masuknya dana swasta ikut mendongkrak rupiah

JAKARTA, Indonesia — Rupiah kembali menguat hari ini. Laman Bloomberg menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menyentuh Rp 13.828, atau naik 3,1 persen dibanding hari sebelumnya. Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JIBOR)  mencatat angka Rp 14.065 per dolar AS hari ini, dibanding Rp 14.382 hari sebelumnya. 

Pada 6 Oktober untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir, rupiah mencatatkan kenaikan paling tinggi, atau naik 260 poin ke angka Rp 14.241 per dolar AS. 

Menguatnya rupiah berbarengan dengan menguatnya mata uang Malaysia, ringgit. Kedua mata uang ini terpuruk paling dalam ketika dolar AS menguat dalam beberapa bulan terakhir.

“Karena terpuruk paling dalam, maka ketika dolar AS melemah, naiknya paling signifikan,” kata Mirza Adityaswara, deputi senior Gubernur Bank Indonesia, ketika dikontak Rappler, sesaat setelah pengumuman Paket Ekonomi Jilid 3, Rabu, 7 Oktober. 

Menurut Mirza, faktor yang menguatkan rupiah adalah situasi global, terutama apa yang terjadi di AS.   

“Konsensus bergeser, mengenai kapan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan. Setelah ditunggu sampai kuartal ketiga, nampaknya tahun ini Fed tidak akan menaikkan suku bunganya. Ini menyebabkan mereka yang ambil long position, melepas dolar untuk cut loss atau mengurangi kerugian,” ujar Mirza. 

Departemen Perdagangan merilis angka defisit perdagangan AS pada Agustus, yang melebar menjadi US$ 48,33 miliar dibandingkan US$ 41,81 miliar pada Juli 2015. Pasar menduga bahwa defisit perdagangan AS akan mencapai US$ 47,40 miliar Agustus ini. Ternyata lebih buruk.  

Parameter ekonomi AS lainnya, seperti ekspor, juga  turun dua persen ke angka terendah sejak Oktober 2012. Impor naik 1,2 persen, meskipun AS sebenarnya sudah mengurangi impor minyak sejak September 2004. 

“Karena melemahnya rupiah selama ini dipicu oleh situasi global, terutama AS, maka kalau AS melambat, mata uang kita menguat,” kata Mirza.  

Ini justru harus diwaspadai, karena pemerintah AS tentu tidak tinggal diam dengan kondisi ekonominya. 

Mirza menggarisbawahi pentingnya melakukan reformasi struktural di sektor riil untuk menguatkan kepercayaan terhadap ekonomi yang pasti berdampak kepada penguatan rupiah secara berkelanjutan.  

“Tapi diingat juga bahwa nilai rupiah saat ini masih undervalued, dan sebenarnya baik untuk ekspor manufaktur kita,” kata Mirza.

Rabu sore ini pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo meluncurkan Paket Ekonomi Jilid 3 untuk memulihkan perekonomian yang melambat. Harga premium dipatok tetap, dan insentif harga listrik diberikan untuk menolong industri.  

 


Laman Bank Indonesia menurunkan klarifikasi Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo yang sebelumnya mengkritisi wacana pemerintah untuk menurunkan harga bahan bakar minyak untuk mendukung pemulihan ekonomi.  

“Gubernur Bank Indonesia mendukung kebijakan ekonomi pemerintah sepanjang tetap mempertimbangan konsistensi terhadap kebijakan sebelumnya. Kenaikan BBM jika dilakukan, harus didasarkan kepada perhitungan yang kredibel,” demikian isi pernyataan itu.   

Selengkapnya dapat dibaca di sini

Menurut Mirza, penguatan rupiah juga didorong oleh ekspektasi publik terhadap implementasi paket ekonomi Jokowi. Kurs valas adalah cerminan penawaran dan permintaan. Untuk menguatkan rupiah, perlu mendatangkan devisa. 

Dalam paket ekonomi sebelumnya ada kemudahan dan insentif untuk pariwisata, penanaman modal asing maupun dalam negeri, juga untuk impor bahan baku dan penunjang. 

Dua hari ini beredar informasi bakal masuknya dana dalam jumlah besar, dari hasil right issue atau penerbitan saham baru yang dilakukan emiten PT Hanjaya Mandala Sampoerna, produsen rokok terkemuka. Informasi ini sudah beredar sejak  Agustus lalu, bahwa Sampoerna  bakal melakukan right issue senilai US$ 1,94 miliar, yang terbesar dalam tujuh tahun terakhir di bursa saham Indonesia. 

Berdasarkan informasi yang berkembang di pasar, settlement dari right issue akan terjadi Oktober ini. Meskipun perusahaan rokok ini terkena dampak pembatasan iklan di media, investor melihat potensi perusahaan masih besar, dan karena itu dana yang akan diraup lumayan, dan akan mengalir ke perbankan nasional. Ini ikut mendorong ramai-ramai jual dolar dan menguatkan rupiah.

Masuknya dana jutaan dolar ke sistem perbankan, terutama karena konversi dolar AS ke rupiah memang ditunggu banyak pihak yang ingin melihat rupiah menguat.   

”Pasar valuta asing di Indonesia transaksinya US$ 2 miliar sampai US$ 3 miliar per hari. Paling besar Pertamina, mencapai US$ 150 juta per hari untuk impor minyak. Sebaiknya pengusaha Indonesia menyimpan dolarnya di dalam negeri karena itu akan membantu memenuhi kebutuhan dolar,” tutur  Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin dalam sebuah seminar beberapa waktu lalu.   

Ini yang kini ditunggu juga, apakah pemerintah dan BI akan mengeluarkan paket ekonomi berikutnya yang bakal mengatur konversi dolar ke rupiah. — Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!