Tiga polisi Selok Awar-Awar diduga terima uang dari kepala desa

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tiga polisi Selok Awar-Awar diduga terima uang dari kepala desa
Selain itu, oknum polisi tersebut juga sering mendapatkan uang 'pelicin' dari sopir-sopir truk yang beraktivitas mengangkut pasir ilegal

 

JAKARTA, Indonesia — Kepolisian Daerah Jawa Timur mengatakan tiga oknum di Kepolisian Sektor Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diduga menerima sejumlah uang dari Kepala Desa non-aktif Selok Awar-Awar Haryono.

Jumlah uang yang diterima sekitar Rp 100-200 ribu.  

“Mereka patroli, mampir ke Kepala Desa, dapat uang tip. Jumlahnya enggak besar, sekitar Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu,” kata Kepala Bidang humas Polda Jatim AKBP Raden Prabowo Argo Yuwono, Kamis, 8 Oktober.

Selain itu, ketiga oknum polisi tersebut juga sering mendapatkan uang “pelicin” dari sopir-sopir truk yang beraktivitas mengangkut pasir ilegal.

“Atau misalnya lagi ada kegiatan apa (di lokasi tambang), ya tolong dibantu. (Ketiga oknum Polsek) dapat Rp 200 ribu,” katanya. 

Argo menambahkan, ketiga oknum polisi itu yakni masing-masing berinisial Aipda SP, Ipda SH, dan AKP S. Namun Argo tak menyebut jabatan ketiganya. 

Pihak kepolisian mengatakan ada unsur pelanggaran disiplin, tapi belum mengarah ke pidana umum. 

Karena itu ketiganya terancam dikenakan empat jenis sanksi. Pertama teguran dari atasan. Kedua, teguran tertulis dari atasan.

Ketiga, mosi alias penurunan kepangkatan dan keempat, mutasi atau penempatan khusus. Tapi hingga kini belum ada keputusan dari Propam Polri soal sanksi.

Sebelumnya, petani dan aktivis tolak tambang Salim alias Kancil dibunuh oleh sekelompok orang yang diduga berafiliasi dengan Kepala Desa Haryono, yang kini juga sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Haryono dijadikan tersangka atas dua kasus. Pertama, keterlibatannya dalam penambangan liar di daerahnya, dan kedua, ia diduga memfasilitasi pembunuhan Salim di Balai Desa.

Pembunuhan tersebut berlangsung di depan rumah Salim sebelum berlanjut keBalai Desa, hingga tubuh Salim ditinggalkan di halaman depan pemakaman pada Sabtu, 26 September. 

Tak hanya kepala desa yang diduga terlibat, seorang wakil rakyat dan sejumlah oknum aparat kepolisian juga ikut tersangkut.

Untuk memeriksa kebenaran dugaan ini pihak kepolisian sedang memeriksa intensif tiga anggotanya dari kepolisian resort dan kepolisian sektor setempat. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!