Camat Pasirian diduga terima uang dari tambang liar yang diprotes Salim Kancil

LUMAJANG, Indonesia — Setelah Kepala Desa Selok Awar-Awar Haryono ditetapkan jadi tersangka pembunuhan aktivis tolak tambang Salim alias Kancil, Camat Pasirian Abdul Basar diperiksa oleh Inspektorat Pemerintah Kabupaten Lumajang karena diduga menerima sejumlah uang dari aktivitas tambang pasir ilegal.

Selain camat, Sekretaris Kecamatan Suryanto juga diperiksa. Mereka berdua diduga kerap mendapat kiriman uang pelicin dari orang dekat Haryono.  

“Kita periksa intensif, apakah benar keduanya menerima. Apalagi salah satu tersangka orang dekat Kades menyebut demikian,” kata Kepala Inspektorat Hanifah Eka Dyah Siwi, Kamis, 8 Oktober. 

Abdul dan Suryanto diduga mendapat uang sebanyak Rp 1-2 juta per bulan. 

Selain diperiksa oleh inspektorat, Abdul telah terlebih dahulu diperiksa intensif oleh tim penyidik gabungan Polres Lumajang dan Polda Jawa Timur sejak dua hari yang lalu. 

Menurut kesaksian, Abdul sempat keluar masuk ruang penyidikan Satuan Reskrim untuk dimintai keterangan ihwal kasus tambang liar yang dilakukan Haryono. 

Pengusutan keterlibatan pejabat desa dan kecamatan ini mendapat dukungan sepenuhnya dari Bupati Lumajang As’at Malik. Ia berjanji tak akan melindungi pejabat yang terindikasi bermain dalam kasus ini.

“Silakan diusut, saya mendukung,” kata As’at. 

Mendapat dukungan dari bupati, inspektorat menyatakan siap untuk memberikan sanksi apabilan keduanya terbukti melanggar kode etik jabatan.

Sanksi yang akan diberikan berupa pencobatan dari jabatan, penurunan pangkat dan bila terbukti bersalah di mata hukum akan dipecat.

Sebelumnya, Haryono juga telah ditetapkan sebagai tersangka dengan dugaan keterlibatannya dalam kasus penambangan liar di daerahnya.—Rappler.com

BACA JUGA:

• Tiga polisi Selok Awar-Awar diduga terima uang dari kepala desa
• Polisi tetapkan 38 tersangka kasus Salim Kancil dan tambang ilegal
• Kasus Salim Kancil, Kades Selok Awar-Awar jadi tersangka