Lalai tak antisipasi kerusuhan, Kapolres Aceh Singkil dicopot

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Lalai tak antisipasi kerusuhan, Kapolres Aceh Singkil dicopot
Kapolres Aceh Singkil Budi Samekto mengaku ia lalai jalankan tugas sehingga terjadi kerusuhan

JAKARTA, Indonesia — Kepala Polres Aceh Singkil AKBP Budi Samekto dicopot dari jabatannya karena dianggap lalai sehingga terjadi rusuh antara warga penolak bangunan gereja dan jemaatnya pada Selasa, 13 Oktober, pekan lalu.

“Kapolres sudah dicopot gara-gara lalai. Saya pikir kelemahan ada pada Kapolres,” kata Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti di Jakarta, Senin malam, 20 Oktober. 

Badrodin mengatakan ia sudah berkomunikasi dengan Budi saat pemerintah daerah Aceh Singkil akan membongkar gereja di daerah tersebut, sebelum kerusuhan terjadi.

“Waktu di awal sudah ditanyakan apa perlu back up? Dia jawab tidak. Padahal itu harus diperhitungkan dan menjadi tanggung jawab seorang pemimpin,” kata Badrodin.

Bagaimana tanggapan Budi? 

“Ya, benar. Saya pindah ke Polda Aceh, jadi staf Kapolda,” kata Budi pada Rappler, Selasa, 20 Oktober. 

Soal kelalaian? “Iya benar, terjadi kelalaian. Apapun itu kalau sudah terjadi, ya terjadi,” katanya dengan nada pasrah. 

Lalu apa yang paling sulit diatasi saat menjadi Kapolres Singkil? “Dialog antara warga salah satunya,” katanya. 

Ia berpesan, Kapolres yang baru harus memiliki strategi yang lebih hebat ke depannya. Polres juga harus memberikan dukungan sepenuhnya pada pemerintah daerah setempat. 

“Kalau disuruh bongkar rumah ibadah, ya kita bongkar. Apapun keputusan pemerintah harus kita amankan,” katanya. 

Perseteruan antara warga yang menentang gereja-gereja di Aceh Singkil dengan jemaat para gereja tersebut bukan disebabkan sengketa sebulan atau dua bulan, tapi sejak 1979, setelah perjanjian antara umat Kristen dan Islam.

“Perjanjian antara masyarakat Muslim dan Nasrani menyepakati bahwa yang diizinkan satu gereja dan empat undung-undung (setingkat musala),” kata Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah wilayah Aceh Singkil, Roswin, pada Rappler, Rabu, 14 Oktober, sehari setelah kerusuhan.

Akibatnya, pada satu warga menjadi korban amuk massa di Aceh Singkil, Nangroe Aceh Darussalam, setelah insiden pembakaran gereja. —Dengan laporan dari Antara/Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!