Filipino movies

Rahasia membuat video Youtube kamu viral

Sakinah Ummu Haniy

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Rahasia membuat video Youtube kamu viral
Membuat video yang dinikmatin ribuan pemirsa memang tidak mudah, tapi bukan tidak mungkin

JAKARTA, Indonesia — Kamu pasti pernah mendengar komedian seperti SkinnyIndonesian24 atau trio GAC (Gamaliel-Audrey-Cantika), atau video edukasi Kok Bisa yang menjelaskan mengapa rupiah bisa naik drastis beberapa waktu lalu.

Meskipun berbeda, mereka semua sama-sama menggunakan platform YouTube sebagai sarana untuk memperkenalkan pesan yang ingin disampaikan. Dan hasilnya, video yang mereka unggah telah ditonton ribuan bahkan jutaan viewers hingga saat ini.

Dalam peluncuran YouTube Broadcast Box di Jakarta, 24 Oktober, artis sekaligus CEO Layaria Dennis Adhiswara mengungkapkan rahasia membuat video YouTube yang bisa ditonton ribuan orang.

“Gabungan dari riset, konsistensi, dan bisa membaca demand penonton sehingga tahu apa yang harus kita supply,” kata Dennis.

Menurut Dennis saat ini pasar sedang rindu akan kehadiran tontonan edukatif dan animasi. 

“Di sosial media banyak yang bertanya ‘mana nih acara anak-anak?’, ‘mana nih acara yang edukasi?’” ujar Dennis kepada Rappler. Oleh karena itu Layaria akan segera meluncurkan proyek baru ‘Keratoon,’ yaitu channel yang akan menyediakan tontonan edukatif dalam bentuk animasi dengan tokoh asli Indonesia.

Dennis juga mengungkapkan banyak kreator yang gagal karena tidak sabar. Selain itu, kadang ada video yang terlalu menonjolkan sisi ingin tampil, tapi tidak menawarkan pesan apapun bagi penontonnya.

Bikin video itu sebenarnya kayak ngomong sama pacar. Kita harus bisa ngomong, tapi kita tetap harus bisa dengar apa yang dimauin sama pacar,” kata Dennis. Konten video yang dibuat harus sesuai dengan value dan pesan yang dibutuhkan oleh para penonton.

Lebih lanjut, Dennis menambahkan bahwa seorang kreator juga dapat memanfaatkan jaringan yang dia miliki dengan media konvensional seperti televisi untuk memasarkan video mereka.

“Sebenarnya banyak orang berpikiran TV dan YouTube itu musuhan. Kita tuh saling komplemen sebenernya. Apa yang ada di TV bisa jadi mengkomplemen apa yang ada di youtube,” katanya. —Rappler.com

BACA JUGA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!