Oksigen, barang mewah di tengah kabut asap Riau

Denni Risman

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Oksigen, barang mewah di tengah kabut asap Riau

Picasa

“Saya tak mampu beli tabung oksigen, harganya mahal sekali. Saat ini, saya sudah sesak nafas. Setelah mendapat oksigen ini, kondisi saya mulai lumayan bagus"

 

PEKANBARU, Indonesia — Puluhan orang bergegas mendatangi Rumah Singgah Oksigen yang baru dibuka oleh gerakan Pramuka di Riau, di tengah pekatnya kabut asap, Sabtu, 24 Oktober. 

“Satu orang warga mendapat pelayanan oksigen selama 15 menit,” kata Hesti, anggota pramuka yang bertugas melayani Rumah Singgah Oksigen.

Sampai Sabtu sore, sudah 70 warga yang datang untuk mendapatkan oksigen gratis. Ada empat tabung oksigen di sana. 

Salah seorang warga yang tinggal di Pekanbaru yang juga bernama Hesti membawa tiga anaknya ke rumah singgah tersebut. 

“Sebelumnya saya sudah cari tabung oksigen ini di Pekanbaru, tapi tak satupun toko alat kesehatan yang jual. Salah seorang anak saya, Marsha, sempat alami batuk dan pusing. Jarinya sudah membiru. Setelah diberikan oksigen di rumah sakit, alhamdulillah, dia mulai sembuh,” kata Hesti.

Salah satu anaknya, Keysa yang baru berusia 7 tahun juga menunjukkan gejala infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). 

Sementara itu, Lili, 32 tahun, warga Jalan Durian yang ditemui saat mendapatkan oksigen di Kantor Pramuka Riau, mengaku bersyukur sekali adanya rumah singgah oksigen itu. 

“Saya tak mampu beli tabung oksigen, harganya mahal sekali. Saat ini, saya sudah sesak nafas. Setelah mendapat oksigen ini, kondisi saya mulai lumayan bagus,” kata Lili.

Gerakan Pramuka memelopori ini untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap masalah kabut asap yang telah berbulan-bulan melanda Riau dan provinsi lain di Indonesia. 

“Harus ada langkah konkret yang diambil segera saat kondisi seperti ini. Walau baru buka sedikit (menyediakan empat tabung), tapi kita berharap, itu cukuplah untuk mengatakan kita sudah berbuat,” ujar Ketua Kwarda Pramuka Riau Azali Djohan. 

Dia berharap, kantor, perusahaan atau lembaga lain bisa mengikuti langkah yang dilakukan Pramuka Riau. Alasannya, ketika oksigen murni menipis di Riau, warga membutuhkan oksigen tambahan. Parahnya, saat ini warga kesulitan mendapatkan atau membeli tabung oksigen portable di pasar.

Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Riau, jumlah korban terpapar asap terus menunjukkan angka kenaikan yang sangat signifikan. Pada 22 Oktober, jumlah korban tercatat 81.370 orang. Sehari setelahnya meningkat jadi 86.443 orang, naik 5.073 orang. 

Sementara yang terkena ISPA, pada 22 Oktober baru tercatat 68.184 orang namun pada 23 Oktober sudah mencapai 72.340 orang, naik 5.012 orang. Jumlah penderita terbanyak tetap berada di Kota Pekanbaru sebanyak 18.761 orang, dengan penderita ISPA 16.907. Sisanya terkena pneumonia, asma, iritasi mata dan masalah kulit. — Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!