Tidak ada pembubaran peringatan Asyura di Bandung, kata Ketua IJABI Jabar

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tidak ada pembubaran peringatan Asyura di Bandung, kata Ketua IJABI Jabar
Bentuk diskriminasi yang diterima kaum Syiah di Indonesia, menurut Ketua IJABI Jawa Barat, adalah sebuah ujian kesabaran


BANDUNG, Indonesia — Ketua Ikatan Jamaah Ahlul Bayt Indonesia (IJABI) Jawa Barat Hesthi Raharja membantah telah terjadi pembubaran acara Asyura yang diselenggarakan di Stadion Sidolig, Bandung, pada Jumat malam, 23 Oktober lalu. 

Hal itu menyikapi pemberitaan sejumlah media yang menyebutkan pengunjuk rasa membubarkan peringatan wafat Syahidnya Al Husein, cucu Nabi Muhammad SAW.

“Enggak ada pembubaran. Acara selesai tepat waktu sesuai izin. Kami komitmen dengan perjanjian,” kata Hesthi saat dihubungi Rappler.com, Minggu, 25 Oktober.

Perayaan Asyura yang dihadiri sekitar tiga ribuan jemaah Syiah itu dimulai pukul 18:30 WIB hingga 21:20 WIB sesuai dengan izin yang diberikan Pemerintah Kota Bandung. 

Berdasarkan penjelasan Ikhwan Mustafa, salah satu panitia, kegiatan berlangsung lancar hingga semua acara terlaksana. Bahkan, Ikhwan menyebutkan acara itu dihadiri Ketua Dewan Syura IJABI Pusat Jalaluddin Rakhmat dan Abolfazl Khosmanesh, seorang hafizh Al Qur’an dari Iran.

“Saya perhatikan ke arah belakang, jemaah yang hadir memadati setengah lapangan bola. Jemaah diminta untuk berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya, mars, dan hymne IJABI, dan pembacaan teks Pancasila. Diselingi dengan shalawat,” kata Ikhwan, seperti dikutip situs misykat.net. 

“Kemudian Jalaluddin Rakhmat menyampaikan ceramah Asyura. Mengucapkan terima kasih kepada pemerintah kota Bandung dan aparat kepolisian beserta TNI. Kang Jalal menguraikan kisah orang-orang yang cinta Keluarga Nabi. Ditampilkan pula video ISIS yang menghancurkan makam sahabat Uwais Al-Qarni, Hujur bin Adiy, dan pasukan Imam Ali yang genap menjadi 3.000 dengan kedatangan Al-Qarni,” ujar Ikhwan.

Pada pukul 21:20 WIB, Ikhwan menceritakan acara selesai ditutup dengan doa ziarah dan bersalaman di antara jemaah. Saat itu, puluhan pengunjuk rasa sudah berada di depan stadion namun telah ditangani aparat. Para jemaah keluar dari stadion dengan penjagaan polisi.

“Tidak ada kejadian anarkis yang menimpa jamaah,” tuturnya.

Mengenai aksi unjuk rasa yang dilakukan sejumlah ormas, Hesthi menilai hal itu adalah bagian dari kebebasan berpendapat yang semestinya disampaikan sesuai peraturan perundangan di Indonesia. Masih adanya pihak-pihak yang protes terhadap kegiatan ibadah jemaah Syiah, Hesthi menyatakan itu adalah ujian kesabaran.

“Itu ujian kesabaran. Dan kami tetap bersabar,” kata Hesthi. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!