Catatan pinggir Sumpah Pemuda

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Catatan pinggir Sumpah Pemuda
Memperingati hari Sumpah Pemuda, mari dengarkan suara pemuda yang tak biasa

JAKARTA, Indonesia — Untuk memperingati hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober kami menemui beberapa pemuda untuk mendengarkan suara mereka. Pemuda-pemuda ini bukan aktivis atau pengusaha muda yang mungkin sepanjang hari ini akan kamu lihat wajahnya menghiasi layar kaca dan laman berbagai situs media.

Tapi sesuai dengan definisi ‘pemuda’ dalam Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, mereka juga pemuda. Lebih dari itu, mereka juga punya mimpi dan aspirasi bagi diri dan bangsanya.  

PEJUANG KEBERSIHAN. Ade Setia, petugas kebersihan toilet di pusat perbelanjaan Grand Indonesia. Foto oleh Sakinah Haniy/Rappler

Ade Setia (21), petugas kebersihan toilet Grand Indonesia.

“Ya kalau harapan semua orang pasti ingin menjadi lebih baik, ingin jadi yang lebih maju dari yang kemarin. Terutama buat customer, agar pemakaian toiletnya lebih rapi lagi. Kadang ada yang kencing di luar toilet, ada yang BAB-nya acak-acakan kemana-mana, biasanya babysitter atau orang yang sudah tua.

Kalau harapan untuk Indonesia agar lebih perhatiin orang kecil aja. Kita banyak lihat orang pinggiran, banyak anak sekolah yang di halte jualan tisu. Intinya, lebih memperhatikan mereka”

MELAWAN ASAP. Kuartet bidan Rumah Sakit Umum Daerah Doris Sylvanus di Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang sedang diselimuti kabut asap. Foto oleh Febriana Firdaus/Rappler

Penie (18), Rina Maulani Utami (20), Yuli (19), dan Susiang (18), bidan Rumah Sakit Umum Daerah Doris Sylvanus, Palangkaraya

“Di hari pertama tugas, kami bertugas di daerah bencana. Kami harus siap. Selamat hari sumpah pemuda!”  

HARUS BERGUNA. Muhtadin, seorang kasir di Mix Diner & Florist meyakini bahwa sebagai pemuda, kita harus menjadi orang yang berguna. Foto oleh Haryo Wisanggeni/Rappler

Muhtadin (27), kasir Mix Diner & Florist Mampang

“Pemuda itu bagaimana dia bermanfat bagi dirinya, lingkungan dan orang-orang sekitarnya. Buat pemuda Indonesia, inget aja waktu kita sebenernya nggak banyak dari bangun tidur sampai tidur lagi. Karena itu manfaatkan dengan sebaik-baiknya, jangan disia-siakan untuk hal yang nggak berguna” 

MASIH MENGGANGGUR. Anggita Marhamah merasa khawatir tak kunjung mendapatkan jodoh jika belum juga mendapatkan pekerjaan. Foto oleh Abdul Qowi/Rappler

Anggita Marhamah (21), pengangguran

“Pak Jokowi, dan pemerintah Indonesia, gimana saya bisa dapat jodoh kalau pekerjaan pun tak punya? Penguasa, penguasa. Berilah hambamu uang” 

Kalau kamu, apa harapan dan cita-citamu sebagai pemuda? Tulis di kolom komentar di bawah ini.

dengan laporan Abdul Qowi/Febriana Firdaus/Haryo Wisanggeni/Sakinah Haniy/Rappler.com

BACA JUGA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!