Tujuh kandidat Presiden FIFA pengganti Blater

Agence France-Presse

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tujuh kandidat Presiden FIFA pengganti Blater
FIFA sedang mencari pengganti Sepp Blatter yang mengundurkan diri pada Juni 2015 yang lalu

JAKARTA, Indonesia—FIFA akan memilih satu dari tujuh kandidat untuk menjadi Presiden FIFA, Februari 2016 mendatang. 

Pencarian presiden baru ini dilakukan setelah mantan presiden FIFA Sepp Blatter mengundurkan diri pada Juni lalu terkait kasus dugaan korupsi dalam organisasi sepakbola dunia tersebut.

Berikut adalah tujuh calon kandidat itu:

1. Pangeran Ali bin Al Hussein

PANGERAN YORDANIA. Pangeran Ali bin Al-Hussein berbicara dalam konvensi sepakbola di Manchester, Inggris. Foto oleh Paul Ellis/AFP

Anak Raja Abdullah dari Yordania yang berusia 39 tahun ini merupakan anggota eksekutif FIFA sejak tahun 2011. Pangeran Ali memperjuangan hak pesepakbola wanita untuk mengenakan hijab.

Pangeran Ali juga berkali-kali meminta transparansi pada FIFA serta menjanjikan akan membagikan keuntungan yang diperoleh FIFA untuk asosiasi-asosiasi sepak bola nasional.

Sebelumnya, Pangeran Ali sempat kalah dari Sepp Blatter dalam pemilihan presiden FIFA pada 29 Mei 2015 yang lalu.

Ia mengutuk “perjanjian tersembunyi” yang menurutnya merupakan penyebab utama permasalahan FIFA yang tak kunjung usai.

2. Michel Platini

LEGENDA. Michel Platini adalah mantan gelandang tim nasional Perancis. Foto dari AFP

Platini merupakan salah satu legenda sepakbola dunia asal Perancis. Pria berusia 60 tahun ini pernah bermain untuk raksasa Italia Juventus pada tahun 1982-1987 sebelum mengakhiri karirnya sebagai pemain sepakbola. Platini juga sempat menjadi pelatih tim nasional Perancis pada 1988 hingga 1992.

Setelah menjadi wakil ketua organisasi Piala Dunia di Perancis pada 1998, Platini diangkat menjadi Presiden UEFA — organisasi sepakbola Eropa — pada 2007 dan telah terpilih kembali dua kali.

Namun Platini sempat tersandung kasus pembayaran sebesar 1,8 juta euro tanpa kontrak tertulis. Akibatnya, dia dicekal selama 90 hari selama dilakukannya investigasi FIFA. Akibatnya popularitasnya sebagai calon kuat presiden FIFA menurun.

3. Jerome Champagne

FIFA BARU. Mantan diplomat Perancis Jerome Champagne resmi terdaftar sebagai kandidat presiden FIFA.Foto oleh John Thys/AFP

Pria berusia 57 tahun ini adalah seorang berkebangsaan Perancis yang sempat menjadi diplomat di Oman, Los Angeles, dan Brazil sebelum menjadi penasehat protokoler untuk panitia Piala Dunia Perancis tahun 1998.

Champagne bergabung dengan FIFA pada 1999 dan sempat diangkat menjadi wakil sekretaris jenderal di bawah Sepp Blatter hingga tahun 2010.

Meskipun bukan pemain sepakbola, Champagne adalah jurnalis lepas untuk majalah France Football.

Sebelumnya, Champagne sempat menjadi penantang Blatter pada pemilihan presiden FIFA pada awal tahun ini. Sayangnya dia tidak dapat memenuhi persyaratan berupa persetujuan dari lima asosiasi sepakbola nasional.

Champagne berjanji untuk memberikan transparansi dan memodernisasi administrasi di dalam organisasi FIFA.

4. Tokyo Sexwale

ANTI-APARTEID. Politisi asal Afrika Selatan Tokyo Sexwale maju sebagai kandidat presiden FIFA. Foto oleh Hazem Bader/AFP

Tokoh anti-apartheid asal Afrika Selatan ini ingin membuat sejarah dengan menjadi orang Afrika pertama yang menjadi presiden asosiasi sepakbola dunia sejak 111 tahun berdiri.

Sebagai seorang mantan politisi dan salah satu orang terkaya di negaranya, Sexwale sempat di penjara bersama Nelson Mandela.

Sexwale yang merupakan anggota tim penawaran dalam Piala Dunia Afrika Selatan pada tahun 2010 bertugas dalam komite anti-rasisme dan anti-diskriminasi FIFA. Selain itu ia juga merupakan anggota komite media FIFA.

5. Salman bin Ibrahim Al-Khalifa

PRESIDEN AFC. Presiden konfederasi sepakbola Asia (AFC), Sheikh Salman bin Ibrahim Al-Khalifa menghadiri kongres AFC di Malaysia, Mei 2009.Foto oleh Kamarul Akhir/AFP

Presiden konfederasi sepakbola Asia (AFC) sejak Mei 2013 ini sebelumnya pernah menjabat sebagai presiden asosiasi sepakbola Bahrain.

Salman yang merupakan anggota keluarga kerajaan Bahrain ini telah tertarik dengan sepakbola sejak tahun 1980-an, saat ia bermain untuk tim muda sebuah klub divisi satu Bahrain, Riffa Club.

Pria berusia 49 tahun ini sempat menjadi pimpinan komite disiplin dalam beberapa turnamen FIFA, termasuk piala dunia dan Olimpiade Beijing pada tahun 2008.

6. Gianni Infantino

SEKJEN UEFA. Gianni Infantino berbicara saat acara pengundian UEFA Euro 2016 pada Oktober 2015.Foto oleh Alain Grosclaude/AFP

Infantino bergabung dengan UEFA pada tahun 2000 dan diangkat menjadi sekretaris jenderal pada tahun 2009.

Infantino yang menguasai berbagai bahasa bertanggung jawab atas segala urusan pesepakbolaan yang berkaitan dengan hukum, komersial, dan profesionalitas.

Pada tahun 2004 ia ditunjuk sebagai direktur bagian hukum dan lisensi klub. Dia bekerja bersama Uni Eropa, Dewan Eropa, dan pihak pemerintah.

Sebelum bergabung dengan UEFA, Infantino juga pernah bekerja untuk beberapa organisasi sepakbola di Italia, Spanyol, dan Swiss. Selain itu ia juga sempat bertugas sebagai sekretaris jenderal untuk pusat studi olahraga internasional di University of Neuchatel, Swiss.

7. Musa Bility

KEJUTAN. Tak disangka-sangka, presiden asosiasi sepakbola Liveria Musa Bility mencalonkan diri sebagai presiden FIFA selanjutnya. Foto oleh Zoom Dosso/AFP

Sebagai presiden asosiasi sepakbola Liberia, pencalonan diri Bility merupakan sebuah kejutan.

Bahkan konfederasi sepakbola Afrika telah menyatakan mereka tidak memberikan dukungan terhadap pencalonan Bility.

Meskipun begitu Bility mengaku bahwa pencalonannya adalah demi membawa perubahan untuk FIFA.

“Jika kita ingin membuat perubahan untuk sepakbola, maka kita harus pastikan orang-orang yang mengatur FIFA dalam 20-25 tahun terakhir tidak ikut campur,” kata pria berusia 48 tahun tersebut kepada BBC setelah mengumumkan pencalonannya.—Laporan AFP/Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!