Lawan Dynamo Kiev, penentuan nasib Jose Mourinho

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Lawan Dynamo Kiev, penentuan nasib Jose Mourinho

AFP

Pertandingan UCL melawan Dynamo Kiev akan menjadi partai penentuan bagi masa depan karir The Special One di Chelsea

JAKARTA, Indonesia — Jose Mourinho mengakui bahwa tidak ada ruang untuk kesalahan baginya dalam partai UEFA Champions League (UCL) berikutnya melawan Dynamo Kiev pada Rabu malam, waktu setempat.

Mourinho akan menghadapi salah satu pertandingan terpenting dalam hidupnya saat Kiev berkunjung ke Stamford Bridge — kandang Chelsea — Rabu malam, 4 November, waktu setempat.

Pelatih berusia 52 tahun tersebut menggantungkan karirnya setelah musim yang buruk, ditambah dengan hasil pertandingan melawan Liverpool pada Sabtu, 31 Oktober, yang lalu, saat Chelsea dibekuk 1-3 di hadapan pendukungnya sendiri.

Kekalahan tersebut membuat Chelsea saat ini berada pada urutan 15 klasemen sementara Premier League, dengan total enam kekalahan dari 11 pertandingan, permulaan terburuk bagi klub juara bertahan dalam sejarah Premier League.

Tidak hanya di liga lokal, nasib buruk juga menimpa Chelsea di UCL. Mereka baru mengantongi satu kemenangan dari tiga pertandingan grup G, dan membuat mereka berada di posisi ketiga, di bawah klub Portugal Porto dan Dynamo Kiev.

Apabila Chelsea kembali menelan kekalahan pada pertandingan melawan Kiev besok, maka akan mengancam lolosnya mereka ke babak 16 besar. Hal tersebut tentu saja akan semakin menyudutkan posisi The Special One — julukan Mourinho.

Sadar akan pentingnya pertandingan ini, Mourinho, yang pada Senin lalu mendapatkan kabar bahwa ia dilarang untuk datang ke pertandingan melawan Stoke City akhir pekan ini, mengatakan: “Ini pertandingan yang besar. Kami tidak boleh kalah dalam pertandingan ini.

“Kami masih berkesempatan untuk menduduki posisi pertama, kedua, atau ketiga. Tentu saja kami ingin finish di posisi dua besar.”

Pemilik The Blues — julukan Chelsea — Roman Abramovich telah menyatakan bersimpati pada masalah yang dihadapi Mourinho, namun miliuner asal Rusia tersebut sering kali tidak dapat menahan diri untuk memecat para manajer Chelsea yang gagal membawa kemenangan.

Kesempatan Mourinho untuk tetap bertahan diperburuk dengan kabar bahwa para pemain Chelsea di ruang ganti pun tidak senang dengan gaya manajerial The Special One.

Keadaan juga diperburuk dengan laporan BBC yang menyatakan bahwa seorang pemain utama Chelsea yang menolak disebutkan namanya mengatakan dia lebih memilih untuk kalah dari pada menang apabila masih berada di bawah asuhan pelatih asal Portugal tersebut.

Terkepung

Menambah permasalahan yang dihadapinya, Senin, 2 November, kemarin Mourinho dikabarkan telah dilaporkan oleh mantan anggota tim medis Chelsea Eva Carneiro yang dipecat karena kritik sang manajer kepadanya saat Eden Hazard cedera dalam pertandingan melawan Swansea.

Pertandingan terakhir Chelsea di UCL yang berakhir imbang 0-0 melawan Kiev membuat tim asal Ukraina tersebut tidak akan memberikan perlawanan yang mudah, terutama karena The Blues tidak lagi ganas di kandangnya sendiri.

Mourinho hanya kalah dalam satu dari 99 pertandingan pertamanya di Stamford Bridge, namun kesialan Chelsea telah menghilangkan faktor kekhawatiran dari para klub yang bertandang. Terlihat dari tiga klub Premier League yang berhasil mengambil poin penuh di kandang Chelsea.

Mengembalikan rasa tak terkalahkan Chelsea di kandang menjadi salah satu permasalahan Mourinho yang harus dipecahkan.

Namun ia harus menghilangkan suasana keputusasaan yang telah meningkat di skuad The Blues setelah hanya dapat memenangkan satu dari delapan pertandingan terakhir mereka.

Meskipun telah menghadapi musim yang buruk, gelandang Chelsea John Obi Mikel percaya Mourinho masih mendapatkan dukungan dari timnya.

“Kami berada tepat di belakang sang manajer. Tak ada keraguan dalam hal tersebut. Jika ada yang bisa membalikkan keadaan, hanya dia (Mourinho) yang bisa,” kata Mikel.

“Kami memberikan 100 persen, kami bermain untuk manajer, kami berada tepat di belakangnya. Dia akan melakukan apapun yang perlu dilakukan. Situasi saat ini memang tidak berjalan baik, jadi semua orang (di luar klub) ingin dia pergi,” katanya.

“Saya pikir hal tersebut bukan jalan keluar yang terbaik. Dia tahu apa masalah yang harus diselesaikan, hanya tinggal menunggu waktunya.” —Laporan AFP/Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!