Risma dan Bupati Batang terima Bung Hatta Anti-Corruption Award 2015

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Risma dan Bupati Batang terima Bung Hatta Anti-Corruption Award 2015
Risma dan Yoyok sama-sama berhasil melakukan efisiensi terhadap anggaran

JAKARTA, Indonesia—Mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Bupati Batang, Jawa Tengah, Yoyok Riyo Sudibyo meraih penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) 2015. Mereka menyisihkan 14 kandidat lainnya. 

“Dewan juri pada 22 September memberikan rekomendasi kepada Komite Pengarah BHACA 2015 dua nama yang memenuhi syarat untuk dicalonkan sebagai peraih penghargaan tahun ini: Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya 2010-2015, dan Yoyok Riyo Sudibyo, Bupati Batang 2012-2017,” isi rilis yang diterima Rappler, Rabu 4 November 2015. 

“Keduanya menyambut baik dan menerima penobatan sebagai BHACA 2015.” 

Apa pertimbangan dewan juri? 

Menurut dewan juri, jejak bersih Risma dimulai sejak 2002, ketika masih menjabat sebagai Kepala Bagian Bina Program Pembangunan di Kota Surabaya. Risma sudah memulai e-procurement atau lelang pengadaan barang elektronik agar proses lelang berjalan secara transparan tanpa korupsi. 

Sistim e-government yang ia terapkan di seluruh sektor pemerintahan membuat kontrol pengeluaran dinas-dinas menjadi lebih mudah, mencegak praktik korupsi, dan menghemat Rp 600-800 miliar tiap tahun. 

Risma juga dianggap memberi teladan dengan praktik langsung di lapangan. Menurut dewan juri, kemunculan Risma di lapangan atau jalanan menjadi ciri khas yang perlu dilakukan oleh seorang kepala daerah. 

Dewan juri juga melihat Surabaya di tangan Risma menjadi kota yang cantik dan tertata, tidak hanya di pusat kota tapi juga di pelosok. Selain bersih lingkungan fisiknya, Surabaya juga bersih tanpa korupsi dalam tata kelola pemerintahannya. 

Sementara itu Yoyok memulai karirnya pada 2012. Yoyok membuat surat pernyataan bahwa Bupati Batang tidak meminta proyek dengan mengatasnamakan pribadi, keluarga, atau kelompok.

Yoyok juga membuat pakta integritas Pelaksana Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam pencegahan dan pemberantasan Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN). Ia juga mengadakan Festival Anggaran agar seluruh perencanaan anggaran bisa dipamerkan kepada masyarakat secara transparan. 

Yoyok tidak bekerja sendirian. Ia menggandeng Transparency International Indonesia, Indonesia Corruption Watch, dan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mendorong terciptanya pemerintah yang bersih. Yoyok meminta seluruh jajaran birokrasi menandatangani pakta integritas tidak korupsi. 

Batang menjadi daerah pertama di Jawa Tengah dalam pencanangan zona integritas bebas korupsi. Sejak Yoyok menjabat, terjadi penghematan di Kabupaten Batang mencapai Rp 5-6 miliar, peningkatan pendapatan daerah Rp 14,4 miliar, dan efisiensi belanja pegawai Rp 42,4 miliar.

Karya Risma dan Yoyok ini membuat mereka mendapatkan penghargaan, karena dinilai menjadi sosok yang pro terhadap pemberantasan korupsi. 

Nama-nama kandidat disaring bukan dari internal juri, tapi melibatkan masyarakat di seluruh pelosok tanah air. Masyarakat diminta mengajukan nama yang menurut mereka mewakili sosok pemberantasan korupsi, baik di daerah maupun di pusat.—Rappler.com

BACA JUGA

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!