SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2015 mencapai 6,18 persen dari jumlah penduduk pada angkatan kerja atau meningkat 5,94 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ini merepresentasikan tambahan pengangguran sebanyak 320 ribu jiwa dalam setahun belakangan.
“Dalam setahun terakhir, tingkat pengangguran terbuka meningkat dan jumlah penganggur bertambah sebanyak 320 ribu jiwa,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis 5 November.
Suhariyanto mengatakan dua alasan yang menjadi penyebab peningkatan tingkat pengangguran terbuka adalah adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan menurunnya daya serap lapangan kerja terutama di industri yang proses produksinya tergantung pada bahan baku impor.
“Kebanyakan industri yang mengalami PHK yang tergantung dengan impor. Karena terjadi penghematan ongkos produksi akibat nilai tukar naik, maka ada pengurangan tenaga kerja,” ujar Suhariyanto.
Berdasarkan klasifikasi pendidikan, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi kontributor terbesar jumlah pengangguran terbuka yaitu hingga 12,65 persen, diikuti Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 10,32 persen. — Laporan Antara/Rappler.com
BACA JUGA:
- Dewan Pengupahan DKI Jakarta tetapkan UMP 2016 Rp 3.100.000
- Menteri Hanif Dhakiri jawab kontroversi tenaga kerja dari Tiongkok
- Berhenti kerja, pekerja bisa langsung cairkan dana Jaminan Hari Tua
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.