SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
TANJUNGPINANG, Indonesia – Tawaran gaji yang besar menjadi iming-iming untuk merekrut anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia.
“Strategi perekrutan anggota ISIS tidak selalu sama. Pola perekrutan anggota ISIS di Indonesia melalui pemberian gaji yang jauh lebih besar,” kata Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Hamidin, Jumat, 6 November.
Menurut Hamidin, BNPT berhasil mendapatkan informasi bahwa calon anggota ISIS dijanjikan gaji sebesar Rp 52 juta bila bergabung sebagai individu. Bila dia membawa sekeluarga, maka gajinya bisa mencapai Rp 100 juta.
“Ini pendekatan ekonomi, dan dimotivasi dengan pendekatan agama,” kata Hamidin.
Belum lama ini, seorang warga Jawa Barat direkrut ISIS. Dia menjual rumah, tanah dan aset lainnya untuk bergabung dengan ISIS di Irak. Dia juga membawa anaknya yang masih berusia 5 tahun. Namun mereka ditangkap di Irak.
“Untung saja dipulangkan ke Indonesia. Orang itu kini kesulitan ekonomi,” kata Hamidin.
Tak hanya uang, menurut Hamidin, ada juga mereka yang direkrut dengan cara murni karena ibadah.
“Pemahaman agama yang salah membuat orang-orang yang terperdaya mengikutinya,” katanya.
ISIS tak hanya merekrut mereka yang secara ekonomi tidak mampu. Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu Badan Pengusahaan Batam, Dwi Djoko, diberitakan telah bergabung dengan ISIS.
Dia sudah tidak bekerja selama empat bulan. Ketika Densus 88 menyelidiki, rumahnya kosong. Dia diduga membawa serta keluarganya bergabung ISIS. – Laporan dari Antara/Rappler
BACA JUGA:
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.