Indonesia

Manchester United vs West Bromwich Albion: Saatnya Setan Merah bermain atraktif

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Manchester United vs West Bromwich Albion: Saatnya Setan Merah bermain atraktif
Fans sudah bosan dengan permainan United. Sampai kapan mereka akan diteriaki, “Booring, booring, booring United!”

JAKARTA, Indonesia — Diakui atau tidak, musim ini manajer Manchester United (MU) Louis van Gaal sudah membawa klub berjuluk Setan Merah itu ke jalur para juara.

Hanya berselisih empat angka dari pemuncak klasemen Premier League, Manchester City dan menjaga kansnya lolos ke babak knock-out Liga Champions setelah menang atas CSKA Moskow 1-0.

Namun, kritikan tak pernah berhenti datang. Salah satunya, gaya permainan yang membosankan. Permainan juara 20 kali Premier League itu terlihat kelemahannya saat ditahan Middlesbrough 0-0 yang kemudian berujung kalah adu penalti.

Legenda United Paul Scholes sampai ikut kesal dengan berkata, “Tim ini dilatih hanya untuk bertahan.” 

Menurut dia, performa tersebut benar-benar mengecewakan. “Saya duduk di sini ingin melihat United melibas tim lawan. Mereka punya pemain-pemain kreatif. Saya ingin melihatnya di United tapi itu tidak terjadi,” katanya.

Tak hanya Scholes yang ikut sebal dengan performa United yang begitu begitu saja. Fans juga kesal. Bahkan, dalam pertandingan melawan CSKA Moskow di Old Trafford, 4 November, lalu, suporter berteriak, “serang, serang, serang!”

Penyebabnya, United tak bisa menampilkan permainan menghibur. Meski menguasai bola hingga 68 persen, Wayne Rooney dkk hanya melepas lima tembakan akurat.

Membosankan sejak awal musim

Kritikan itu sejatinya sudah muncul sejak awal musim. Di laga pertama melawan Tottenham Hotspur, mereka menang 1-0 bahkan tanpa melepas sekalipun tembakan akurat.

Pada beberapa pertandingan lainnya, klub yang bermarkas di Old Trafford itu memang mulai berubah. Misalnya saat membantai Everton, 17 Oktober, dan Sunderland, 26 September, masing-masing 3-0.

Tapi pada sebagian besar pertandingan, United kembali ke posisi default. Menguasai bola dan mengumpan sebanyak-banyaknya. Penguasaan bola di atas 60 persen tapi tak banyak tembakan ke gawang. Membosankan.

Melawan West Bromwich Albion (WBA) Sabtu, 7 November, pukul 22.00 WIB, United dituntut untuk membantah anggapan tersebut. Apalagi, lawan mereka kali ini bukan tim besar. WBA berada di posisi ke-12 dan sudah lima kali menelan kekalahan.

Upaya untuk melakukannya tidak bakal sulit karena tak banyak pemain yang absen. Hanya Morgan Schneiderlin dan Antonio Valencia yang diragukan tampil.

Namun, pemain andalan Van Gaal masih bisa diturunkan seperti Juan Mata, Wayne Rooney, Anthony Martial, dan Michael Carrick.

Peluang bagi United semakin terbuka karena WBA baru saja dihabisi Leicester City 2-3 pekan lalu. Hambatan bagi klub tersukses di Liga Inggris tersebut hanya masalah kebugaran setelah pada weekday bermain di Liga Champions melawan CSKA Moskow.

Masalahnya, apakah Van Gaal bersedia memerintahkan anak asuhnya bermain lebih direct dan atraktif?

Van Gaal dikenal sebagai sosok yang keras kepala. Permainan timnya pun dibangun dari disiplin ketat. Dorongan dari legenda sekelas Scholes atau fans paling loyal sekalipun tak akan mengubah pandangannya. Tak salah jika dia dijuluki Si Tulip Besi.

Scholes sejatinya tidak memaksa United menyerang “ugal-ugalan”. 

Dia paham bahwa beberapa lawan memang terlalu tangguh. Tapi pada lawan-lawan yang lemah, pendekatan bertahan ala United sudah keterlaluan.

“Kamu memang harus bertahan melawan Barcelona, Bayern Munich, Juventus, dan Real Madrid. Tapi, tidak saat melawan Crystal Palace, CSKA Moskow, dan Middlesbrough di kandang sendiri—atau di kandang lawan jika itu berpengaruh,” kata Scholes.

Bagaimana tanggapan Van Gaal?

Mantan pelatih Bayern Munich dan Barcelona itu bergeming. Dia memahami kritik atas gaya permainan United. Namun, bagi dia, penguasaan bola yang dominan adalah tanda kesuksesan permainan sepak bola. “Peluang dan gol akan datang sendiri,” katanya dalam sebuah wawancara.

Lingard, salah seorang pemain muda United, mengatakan bahwa Van Gaal sadar dia menjadi sasaran kritikan. Tapi, dia memilih untuk tidak menghiraukan. “Terus bermain dan acuhkan fans. Mainkan gaya sepak bola kita,” kata Van Gaal seperti ditirukan Lingard. 

Kepada wartawan, Van Gaal juga menegaskan bahwa pendekatannya adalah yang terbaik untuk United. “Tentu saja saya menengar kritikan itu. Saya tidak tuli. Tapi itu hanyalah opini fans. Lagi pula, mereka tidak boleh kecewa dengan keputusan manajer”

Karena itu, dalam laga melawan WBA, jangan berharap United menang besar. Apalagi dengan permainan yang atraktif. Sebab, jumlah gol tak lagi penting bagi Van Gaal. Yang penting penguasaan bola dan hasil pertandingan. Itu sudah keputusan manajer. — Rappler.com

BACA JUGA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!