Mana yang lebih hemat, beli motor atau naik ojek?

Ririn Radiawati Kusuma

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mana yang lebih hemat, beli motor atau naik ojek?

emye

Kapan Anda sebaiknya beli motor? Ataukah lebih hemat jika menggunakan jasa ojek?

Kemacetan Jakarta bisa membuat siapa saja malas berpergian, bahkan di dalam kota. Dengan pertimbangan jarak dan waktu, tak heran bahwa motor kini menjadi alternatif favorit bagi mereka yang tinggal maupun bekerja di Jakarta.

Hal yang paling mencolok ialah pesatnya perkembangan bisnis transportasi on-demand semacam Go-Jek atau GrabBike yang memudahkan pengguna smartphone untuk memesan ojek dari aplikasi smartphone mereka.

Meski Anda berpikir bahwa membeli motor bisa menghemat waktu dan biaya, tidak ada salahnya membandingkan plus dan minusnya dengan memakai jasa ojek online.

Menggunakan motor sendiri

Setiap harinya, Rizky (30 tahun), menggunakan motor Yamaha V-ixion untuk pergi ke kantornya yang berlokasi di daerah Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. 

Meski hanya berjarak sekitar 2,1 kilometer dari tempat tinggalnya, lalu lintas yang macet membuat waktu tempuh rumah-kantor menjadi 20 menit. Sepulang kerja, pria asal Palembang ini biasanya pergi ke sebuah pusat kebugaran di daerah Jakarta Pusat.

Setiap bulan, Rizky mengaku bisa mengeluarkan sekitar Rp 700.000 untuk keperluan transportasi, termasuk Rp 200.000 untuk bensin, atau biaya perawatan sebesar Rp 120.000 setiap dua bulan sekali.

Dalam setahun, ia menyisihkan Rp 219.000 untuk perpanjangan STNK serta dana darurat untuk perbaikan orderdil sebesar Rp 300.000. Kemudian, demi menjaga kebersihan motornya, Rizky membayar Rp 55.000 per bulan untuk biaya cuci motor dan dua helm.

“Pengeluaran paling besar adalah untuk parkir, karena saya ngegym sehari dua kali di mal,” ujar Rizky, sambil menghitung pengeluaran parkir yang mencapai Rp 360.000 per bulan.

Lain hal dengan Andri (30). Pria yang bekerja di Tangerang Selatan ini hanya menggunakan motornya pada saat bekerja dan beraktivitas di daerah sekitar Tangerang. Berhubung kantornya hanya berjarak lima menit dari tempat tinggalnya, Andri mengaku memakai motor ialah pilihan yang tepat untuknya.

Dalam sebulan, rata-rata ia menghabiskan Rp 120.000 untuk bensin dan Rp 24.000 untuk biaya cuci motor. Ia cukup menghemat biaya parkir, karena mendapat fasilitas gratis di kantornya. Biaya perawatan motor matic kepunyaannya bisa mencapai Rp 300.000 per tiga bulan. 

Selain itu, Andri juga harus menyisihkan dana untuk pajak tahunan sebesar Rp 120.000, biaya perpanjangan plat motor setiap lima tahun sebesar Rp 450.000, serta dana darurat untuk perbaikan motor sebesar Rp 200.000 per bulan.

Jika ditotal, Andri mengeluarkan sekitar Rp 460.000 per bulan untuk biaya transportasi.

Memanfaatkan layanan semacam Go-Jek atau GrabBike

Novita (25), mengaku lebih memilih untuk memakai layanan ojek dibanding motor sendiri. Pasalnya, pekerjaan menuntutnya untuk berpindah-pindah, dan angin malam sering membuatnya sakit jika mengendarai motor sendiri setiap pulang bekerja.

“Layanan Go-Jek atau GrabBike lebih murah bila dibandingkan ojek biasa. Misalnya, di daerah CBD tarif ojek biasa bisa sampai Rp 48.000, sementara Go-Jek hanya Rp 25.000,” kata Novita.

Go-Jek dan GrabBike bisa menekan biaya hingga sekitar Rp 15.000 selama masa promo, sementara tarif normalnya mencapai Rp 25.000 untuk 6 kilometer pertama dan Rp 4.000 untuk per kilometer selanjutnya.

Novita juga menambahkan bahwa kelebihan memakai ojek adalah tidak pusing memikirkan tempat untuk parkir dan biaya parkir itu sendiri. “Saya banyak (bekerja) di daerah CBD, jadi tarif (parkir) motor bisa sangat mahal meski hanya untuk beberapa jam,” ujar dia.

Andri juga mengaku terkadang memakai jasa ojek saat hari libur dan ingin pergi ke Jakarta. “Saya naik kereta lalu dilanjutkan dengan ojek,” ujarnya. 

Menurutnya, memakai Go-Jek lebih murah bila memperhitungkan tenaga dan konsentrasi yang dikeluarkan.

Biaya transportasi menggunakan ojek bisa memakan sedikitnya Rp 1,1 juta per bulan.

Dengan berbagai pertimbangan di atas, ada beberapa hal yang bisa menjadi indikasi bahwa Anda perlu memiliki motor sendiri atau menggunakan jasa ojek online:

Kapan Anda sebaiknya beli motor?

  • Jika tempat tinggal Anda sulit dijangkau atau jauh dari pangkalan transportasi umum, yang tentunya akan menyulitkan jika Anda harus lembur atau pulang malam
  • Jika lokasi rumah dan kantor tidak terlalu jauh dan bisa dicapai dalam waktu kurang dari satu jam pada jam-jam padat
  • Jika Anda membutuhkan motor tersebut untuk pengantaran yang dekat dan sifatnya berulang-ulang, misalnya mengantar anak pergi dan pulang sekolah, belanja di pasar, dan sebagainya
  • Jika total utang dan cicilan Anda hingga saat ini tidak melebihi 30% dari penghasilan

Kapan Anda sebaiknya memilih ojek?

  • Jika jarak tempat tinggal dan kantor Anda lebih dari 25 kilometer, atau memakan lebih dari satu setengah jam jika ditempuh pada jam-jam padat
  • Jika Anda sudah memiliki utang dan cicilan lebih dari 30% penghasilan. Cicilan motor tentunya akan makin memberatkan keuangan Anda
  • Jika Anda tidak begitu paham dengan kondisi lalu lintas atau rute jalan di Jakarta
  • Jika Anda baru memiliki SIM sejak kurang dari 2 tahun lalu.

—Rappler.com

Tips di atas berasal dari LiveOlive, sebuah situs yang membekali perempuan Indonesia dalam hal pengelolaan keuangan pribadi.

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!