SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
PARIS, Perancis — Toko ritel pakaian Zara memecat dua pegawainya setelah berita mengenai wanita Muslimah berhijab dilarang masuk menjadi perbincangan di media sosial.
“Mentalitas seperti ini tidak dapat ditolerir di Zara, dan seluruh pegawai tidak pernah diminta untuk bertindak demikian,” kata kepala Zara cabang Perancis Jean-Jacques Salaun.
Salaun menceritakan bahwa seorang petugas keamanan Zara cabang Plaisir, bagian barat Paris, meminta seorang wanita berhijab membuka penutup kepalanya. Ketika perempuan tersebut menolak, ia dilarang memasuki toko tersebut.
Hukum di Perancis melarang wanita berhijab untuk menutupi wajahnya dengan burqa atau niqab, namun perempuan tersebut hanya menggunakan hijab biasa yang menutupi rambutnya.
Ritel pakaian asal Spanyol tersebut menyatakan bahwa mereka telah memecat petugas keamanan sekaligus manajer toko di cabang yang bersangkutan.
Insiden tersebut terjadi setelah pada Jumat, 18 November, yang lalu, terjadi serangan di Paris yang menewaskan 132 orang dan 350 lainnya luka-luka.
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Video yang menunjukan perilaku diskriminatif petugas keamanan tersebut beredar di media sosial, dan banyak yang meminta untuk memboikot Zara.
Salaun mengaku langsung meminta maaf ketika ia mendengar kabar tersebut.
“Menghormati keberagaman merupakan tiang utama dari Inditex (perusahaan induk Zara) saat dibangun, dengan 140.000 pegawai di seluruh dunia yang terdiri dari berbagai latar belakang budaya dan agama,” demikian pernyataan Zara. —Laporan AFP/Rappler.com
BACA JUGA:
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.