SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Delegasi Indonesia ke Konferensi Tingkat Tinggi untuk Perubahan Iklim, atau Conference of Parties (COP) ke-21, akan dipimpin langsung oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo.
COP 21 diselenggarakan oleh lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) di Paris, Perancis, mulai awal pekan depan, 30 November, sampai 11 Desember 2015. Pertemuan ini akan diikuti 147 kepala negara dan pemerintahan, dan dimulai hanya dua pekan setelah tragedi berdarah Paris pada 13 November lalu.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, dalam konferensi perubahan iklim itu, Jokowi akan menyampaikan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon 29 persen. Proposal Indonesia itu tercantum dalam naskah Intended Nationally Determined Contribution (INDC).
Menurutnya, masyarakat dunia harus ikut memikirkan kebakaran lahan gambut di hutan Indonesia yang mereka katakan sebagai paru-paru dunia. Jokowi secara serius mengawasi berlangsungnya proses pemadaman kebakaran hutan di lahan gambut yang sulit dijangkau karena titik api berada jauh di bawah permukaan lahan.
Jokowi menyampaikan bahwa prinsip “Common but Differentiated Responsibility” (CBDR) sekaligus “Respective Capabilities” juga harus dihormati dalam perjanjian perubahan iklim yang akan disepakati di Paris nantinya.
Kepada semua kepala negara, Jokowi mengajak untuk memberikan dukungan politis kepada para negosiator agar kesepakatan pada COP21 bisa dicapai tepat waktu dan segera implementasikan.
Kebakaran yang tersebar di wilayah Indonesia yang telah berlangsung sejak Juli 2015 telah menghanguskan jutaan hektar lahan. Kondisi ini akan semakin parah jika kebakaran hutan tidak segera diatasi secepatnya.
Kepala Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Parwati Sofyan menyebutkan total luas lahan dan hutan terbakar yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia telah mencapai 2,1 juta hektar.
“Kami menganalisis luas sebaran kebakaran sejak 1 Juli-Oktober 2015 menggunakan satelit tera,” kata Parwati di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 30 Oktober lalu.
Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho menambahkan, luas lahan dan hutan yang terbakar tersebut setara dengan 1,9 juta luas lapangan sepak bola atau mencapai 32 kali luas wilayah ibu kota Jakarta.
“Luasan lahan kira-kira segitu bisa juga setara empat kali Pulau Bali,” kata Sutopo.
Jokowi juga memerintahkan perlunya dilakukan review atau kaji ulang atas semua perizinan, pemberian konsesi, terutama pemberian konsesi bagi lahan-lahan gambut.
Pemerintah tengah menyiapkan berdirinya Badan Restorasi Ekosistem yang tugasnya memperbaiki lahan-lahan yang rusak akibat Kebakaran. “Badan ini juga akan menangani restorasi di lahan gambut,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.
Ketetapan Presiden tentang tata kelola gambut diharapkan terbit sebelum COP 21 di Paris.
“Jika ini dilakukan, menunjukkan komitmen kuat Indonesia di forum global. Jadi kita tidak sekedar bicara,” kata Ketua Dewan Pengarah Perubahan Iklim Sarwono Kusumaatmadja dalam rapat teknis persiapan delegasi Indonesia ke COP 21, di Jakarta, pekan ini. —Rappler.com
BACA JUGA:
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.