Setelah sukses Go-Jek, perlukah angkot punya aplikasi online?

Jakup Ginting Sinusinga

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Setelah sukses Go-Jek, perlukah angkot punya aplikasi online?
Jika penumpang ojek bisa punya Go-Jek, apakah penikmat angkot akan bisa gunakan Angkot-App?

Dalam hari-hari saya, baik saat masih mahasiswa hingga saat sudah bekerja seperti sekarang ini, setiap pulang dan pergi pasti naik angkot. Saya menikmati setiap perjalanan saya di angkot, walaupun kadang macet tak terelakkan. Karena itulah saya menamakan diri sebagai penikmat angkot.

Penikmat angkot. Mungkin ini adalah sebutan yang sedikit janggal dan aneh bagi kebanyakan orang. Istilah penikmat angkot mengacu pada orang-orang yang sudah terbiasa naik angkot atau transportasi umum dalam bepergian.

Sekarang ini, hampir setiap hal sudah dibuat aplikasinya. Mulai dari aplikasi untuk jual beli online, konsultasi kesehatan, kencan, transportasi, dan lainnya. Yang paling terkenal akhir-akhir ini terkhusus di bidang transportasi adalah Go-Jek. Selain karena memberikan kemudahan dalam transportasi manusia dan juga pengantaran barang, Go-Jek juga semakin dikenal karena sempat mendapat penolakan dari sopir ojek tradisional.

Jika semua hal sudah dibuat aplikasinya, maka saya berpikir angkot seharusnya juga punya. Kalau mau buat aplikasi untuk angkot atau mungkin bisa kita namakan Angkot-App, apa ya fitur-fitur yang bisa disediakan di situ?

Dari pengalaman saya sebagai penikmat angkot, ada beberapa fitur yang menurut saya mungkin bisa dikembangkan pada Angkot-App nantinya.

Fitur Maps

Maps bertujuan untuk memberitahu informasi posisi angkot. Misalkan penumpang masih berada di rumah, ia bisa mengakses Angkot-App untuk mengetahui di mana posisi angkot sedang berada. Ia juga dapat menghitung berapa estimasi waktu yang dibutuhkan angkot dari posisi aktualnya hingga sampai di tempat menunggu.

Ini akan membuat penumpang lebih gampang memperkirakan waktu berangkat dari rumah menuju tempat menunggu angkot, sehingga penumpang tidak terlalu lama menunggu angkot.

Fitur Check-In dan Check-Out

Pada setiap angkot akan dipasang sebuah penangkap sinyal, sehingga aplikasi setiap penumpang yang naik yang akan secara otomatis dideteksi oleh penangkap sinyal. Setiap penumpang yang sudah naik ke angkot dan log-in dengan Angkot-App akan segera diketahui oleh aplikasi milik sopir angkot. Secara otomatis, akan ditentukan di lokasi mana si penumpang naik dan turun nantinya.

Fitur Auto-Ongkos

Setiap penumpang nantinya tidak lagi membayar ongkos dengan uang fisik, namun dengan pemotongan saldo, atau boleh dinamakan Auto-Ongkos. Kelemahan angkot saat ini, khususnya dalam pembayaran ongkos, adalah dalam perhitungan jumlah ongkos penumpang.

Misalkan, tarif yang ditentukan oleh perusahaan penyedia angkot adalah Rp 5.500 per 10 km. Ini berarti setiap satu km penumpang membayar Rp 550. Namun faktanya, seringkali belum sampai satu km, ongkos yang diminta oleh supir sudah Rp 1.000 atau Rp 2.000 rupiah.

Oleh karena itu, dengan sistem saldo masalah ini dapat diatasi. Penumpang akan membayar ongkos sesuai dengan jarak yang ditempuhnya. Perhitungan jarak tempuh akan diketahui lewat fitur Maps, sehingga penumpang akan mendapat harga yang sesuai dengan jarak perjalanannya.

Fitur rating sopir dan tip

Penumpang dapat mengetahui profil sopir angkot yang sedang dinaikinya. Sopir angkot saat ini dikenal karena sering seenaknya membawa kendaraan di jalan raya. Ngebut, memotong dari kiri, dan mungkin menerobos lampu merah sering terjadi.

Oleh karena itu, penumpang bisa memberikan rating kepada sopir dari angkot yang ditumpanginya. Jika sopir ugal-ugalan, penumpang dapat memberikan rating rendah pada profil sopir tersebut, serta dapat juga menyampaikan keluhan terkait bagaimana sopir mengemudi.

Ini dapat menjadi bahan evaluasi si perusahaan pemilik Angkot-App nantinya terhadap kinerja sopir serta kepuasan penumpang.

Penumpang yang merasakan pelayanan yang baik dari sopir dapat memberikan rating yang baik. Dan bila sangat puas, penumpang boleh memberikan tip kepada sopir angkot, yang akan dipotong dari saldo yang dimiliki oleh penumpang.

Fitur Timeline

Pada Angkot-App, penumpang dapat menjalin pertemanan dengan penumpang lainnya. Setiap penumpang dapat melihat temannya check-in di angkot. Penumpang juga dapat membagikan situasi yang dilihatnya di sepanjang jalan atau di dalam angkot. Ini membuat penumpang lainnya dapat mengetahui kondisi di jalan misalkan macet, kecelakaan, atau informasi lainnya.

Nah, itulah beberapa fitur yang terlintas dalam benak saya. Misalnya ada yang mau mengembangkan Angkot-App nantinya, silakan saja. Mungkin bisa saja kalau ini terealisasi, akan mendapat penolakan juga dari angkot-angkot tradisional, karena harus lebih disiplin. Tapi tidak ada salahnya dicoba agar setiap penikmat angkot nantinya dapat lebih menikmati perjalanan sehari-hari. —Rappler.com

Tulisan ini sebelumnya diterbitkan di Tech in Asia.

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!