Pernah berbohong soal keuangan pada pasangan?

Melissa Young

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pernah berbohong soal keuangan pada pasangan?
Tanpa keterbukaan dan komunikasi yang baik antara kedua pihak, masalah yang satu ini bisa berkembang menjadi ‘luka besar’ yang akan merusak pernikahan di kemudian hari

JAKARTA, Indonesia—Perbuatan selingkuh tak hanya bisa terjadi di kamar tidur, melainkan juga dalam pikiran dan kebiasaan sehari-hari. Entah disadari atau tidak, Anda juga bisa “selingkuh” terhadap pasangan dalam hal keuangan.

Masalah keuangan memang mudah menjadi subyek sensitif bagi siapa saja, terutama pasangan suami istri (pasutri).

Tanpa keterbukaan dan komunikasi yang baik antara kedua pihak, masalah yang satu ini bisa berkembang menjadi ‘luka besar’ yang akan merusak pernikahan di kemudian hari.

Berdasarkan beberapa wawancara, ada lima hal yang bisa menimbulkan masalah bagi pasutri:

Berbohong kepada pasangan ketika membeli barang mahal 

Kejujuran adalah salah satu “pilar” terpenting dalam sebuah pernikahan. Dengan bersikap jujur, pasangan akan menumbuhkan kepercayaan pada Anda. Dalam segala aspek, kejujuran adalah hal yang paling bijak dilakukan, termasuk ketika Anda memuaskan nafsu belanja Anda.

Ya, kebanyakan dari kita pernah melakukannya, seperti menghamburkan uang untuk tas, sepatu, atau barang mahal lain yang hanya berarti bagi perempuan.

Ladies, daripada berbohong tentang belanjaan Anda dan membiarkan suami mengetahuinya sendiri, Anda bisa memberitahunya dan sama-sama sepakat soal jumlah uang yang bisa Anda belanjakan untuk barang-barang mewah dalam satu periode, misalnya setiap tiga bulan sekali.

Lisa, 35, mengaku pernah menjual beberapa perhiasan yang dihadiahkan suaminya, lalu memakai uangnya untuk memulai sebuah bisnis kecil. Setelah sang suami mengetahuinya, ia masih mau mendukung bisnis tersebut, namun ia tidak pernah memberinya hadiah perhiasan lagi.

Menyembunyikan kekayaan pribadi 

Setelah menikah, suami dan istri berhak atas kepemilikan pasangannya. Oleh karena itu, sebaiknya biarkan pasangan Anda mengetahui semua produk keuangan yang Anda miliki – entah itu sertifikat deposito, rekening tabungan, atau polis asuransi. Dengan begitu, Anda bisa bersama-sama menentukan tujuan keuangan Anda selanjutnya.

Misalnya, jika pasangan Anda tidak punya uang banyak, Anda bisa mencari cara dan berkolaborasi untuk menghasilkan penghasilan lebih tinggi, serta memotong pengeluaran. Jika pasangan Anda punya uang banyak, Anda berdua bisa memiliki lebih banyak investasi dan mempercepat rencana Anda untuk masa depan.

Mengetahui kekayaan masing-masing juga penting bagi pasutri ketika salah satu tiba-tiba meninggal dunia. Jika pasangan Anda tidak pernah tahu tentang rekening bank rahasia Anda atau brankas uang yang tersembunyi di dalam tembok, aset-aset tersebut tidak akan berguna bagi anggota keluarga Anda.

Ini artinya, segala usaha yang sudah Anda lakukan untuk mengumpulkan akan menjadi sia-sia.

Masih diam-diam punya utang? Ya, ini sih sama saja!

Dua belas tahun yang lalu, John, 40, merasa sangat terkejut ketika istrinya, Olin – yang saat itu masih berstatus tunangan – membeberkan jumlah utang kartu kreditnya yang luar biasa.

Olin mengaku bahwa ia mempunyai kesulitan dalam mengatur penghasilannya dan meminta bantuannya. Pasangan ini kemudian memecahkan masalah utang tersebut sebelum mereka menikah. Hingga kini, pernikahan mereka masih berjalan langgeng.

Tidak seharusnya Anda menyembunyikan utang Anda dari pasangan, tidak peduli seberapa besar atau kecil utang tersebut. Jika keadaannya dibalik, Anda juga pasti merasa kecewa, kan?

Memberi uang pada orang tua

Aturan tak tertulis berikutnya dalam pernikahan ialah segala hal yang menyangkut memberi uang kepada orang tua Anda atau kegiatan amal.

Tidak peduli jumlahnya besar atau kecil, pastikan pasangan Anda juga mengetahuinya, karena hal terakhir yang Anda inginkan adalah kehilangan kepercayaan dari pasangan Anda – atau lebih buruk lagi, membuatnya meragukan kesetiaan Anda.

Anda mungkin berpikir bahwa memberi uang kepada orang tua atau lembaga amal merupakan hal yang terpuji, tapi ini bisa memicu “perang dunia ketiga” jika dilakukan tanpa sepengetahuan pasangan Anda.

Berbohong tentang pergi ke suatu tempat

Anda mungkin senang pergi ke suatu tempat yang tidak disukai pasangan Anda. Misalnya, Anda hobi naik gunung dan panjat tebing, tapi istri Anda tidak menyukainya karena ia menganggap hal tersebut berbahaya dan mahal.

Lalu, Anda memutuskan untuk berbohong pada istri bahwa Anda pergi ke tempat lain, saat sebenarnya Anda tengah memanjat Gunung Rinjani.

Kebohongan semacam ini tidak hanya kedengaran konyol, tapi juga berbahaya. Bayangkan jika Anda mengalami kecelakaan atau membutuhkan pertolongan darurat, pasangan Anda tidak akan bisa menemukan jejak Anda. Jika Anda berdua memiliki rekening gabungan, masalahnya akan menjadi lebih rumit, karena pasangan Anda tidak bisa membuat keputusan keuangan sementara Anda pergi.

Kebiasaan berbohong soal hal-hal kecil bisa berkembang menjadi masalah-masalah besar. Karena itulah komunikasi yang baik serta kejujuran dibutuhkan untuk mempertahankan pernikahan yang awet dan bahagia.

Jadi, apakah anda pernah berbohong soal keuangan pada pasangan? —Rappler.com

Kiat-kiat di atas berasal dari LiveOlive, sebuah situs yang membekali perempuan Indonesia dalam hal pengelolaan keuangan pribadi.

BACA JUGA

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!