Analis: Pelatihan pilot yang buruk jadi penyebab kecelakaan Air Asia

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Analis: Pelatihan pilot yang buruk jadi penyebab kecelakaan Air Asia

AFP

“Hal ini dapat merugikan Air Asia secara keseluruhan.”

JAKARTA, Indonesia—Penemuan terbaru tentang penyebab jatuhnya pesawat Air Asia di laut Jawa tahun lalu menjelaskan, kecelakaan disebabkan buruknya pelatihan pilot saat menghadapi situasi darurat.

Laporan terakhir dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang dirilis Selasa, 1 Desember 2015 menyimpulkan kegagalan sistem dalam mendeteksi kerusakan pesawat menjadi penyebab utama kecelakaan yang menewaskan 162 jiwa tersebut.

Namun ahli aviasi dari Singapore Management University Terence Fan mengemukakan, penyebab kecelakaan tersebut adalah buruknya pelatihan penerbang.

“Penjelasan itu hanya merupakan skenario yang selalu dimainkan dalam kecelakaan udara sebelumnya,” kata Fan kepada AFP.

“Para pilot terganggu dengan adanya kegagalan sistem atau tidak dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dan banyak hal lain yang terjadi dalam waktu yang bersamaan.”

Citra Air Asia menjadi buruk?

Peristiwa yang menimpa penerbangan QZ8501 merupakan kecelakaan besar pertama yang dialami maskapai asal Malaysia tersebut. Aanalis menilai, temuan baru ini dapat merusak citra Air Asia yang telah dibangun selama 13 tahun.

“Hal ini dapat merugikan Air Asia secara keseluruhan karena hasil temuan tersebut dipublikasikan pada saat penjualan Air Asia sedang menurun drastis pada kuarter ketiga yang baru saja diumumkan minggu lalu,” kata Shukor Yusof, seorang analis dari Endau Analytics yang berbasis di Malaysia.

“Citra Air Asia akan tercoreng karena laporan tersebut menunjukan bahwa mereka tidak dapat merawat pesawat mereka dengan baik serta kualitas kru kabin yang kurang memadai,” tutur Shukor.

Dalam pengumuman KNPT, penyidik Nurcahyo Utomo mengemukakan bahwa pilot Air Asia tidak dilatih untuk mengemudikan Airbus disaat stabil karena tidak direkomendasikan oleh produsen Airbus.

Namun mantan kepala otoritasi aviasi Perancis (BEA) yang bertanggung jawab atas Airbus di Perancis mengatakan bahwa Air Asia tidak mengikuti prosedur pelatihan yang diwajibkan oleh perusahaan.

BEA telah mengeluarkan peraturan baru untuk para pilot pasca tragedi pesawat Air France yang hilang dalam perjalanan dari Rio de Janeiro, Brazil, menuju Paris, Perancis, yang hilang di Samudera Atlantik pada 2009, dengan kondisi yang mirip dengan Air Asia.

“Beberapa rekomendasi BEA tentang pelatihan pilot jelas-jelas tidak dilakukan oleh maskapai ini,” kata mantan direktur BEA Jean-Paul Troadec kepada AFP.

Gerry Soejatman dari perusahaan konsultasi aviasi CommunicAvia di Jakarta menyatakan bahwa kecelakaan Air Asia dan AF447 sama-sama terjadi setelah masalah teknis yang diikuti oleh mogoknya mesin pesawat.

“Semua penjelasan ada di buku manual, namun dalam dua kasus ini menunjukan bahwa pilot tidak melakukan tindakan yang benar dalam upaya pemulihan mesin,” kata Gerry kepada AFP.

“Sepertinya mereka tidak menyadari bahwa mesin pesawat mogok atau tidak mendapatkan pelatihan yang memadai tentang bagaimana cara pulih dari keadaan darurat di dataran tinggi.” —Laporan AFP/Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!