Korban tembak saat demo masyarakat Papua: Saya diinjak-injak polisi

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Korban tembak saat demo masyarakat Papua: Saya diinjak-injak polisi
“Saya langsung terjatuh, lalu polisi datang, injak-injak saya, dada, leher, semua,” katanya

JAKARTA, Indonesia—Nicko A Suhuniap terbaring lemas di ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Pusat Otak Nasional di jalan MT Haryono Rabu malam, 2 Desember. Saat dikunjungi Rappler, ia tak bisa menoleh, suaranya lirih. 

Peserta demo kebebasan berekspresi yang digelar oleh masyarakat Papua se-Jawa Bali di Bundaran Hotel Indonesia pada 1 Desember itu cedera di bagian dada, bahu belakang, dan kepala sebelah kanan karena tembakan. 

Nicko menuturkan bahwa awalnya ia terkena gas air mata. “Saya langsung terjatuh, lalu polisi datang, injak-injak saya, dada, leher, semua,” katanya pada Rappler. 

Lalu sebuah tembakan, entah dari mana datangnya, melesat ke arahnya, tepatnya kepala bagian kanan. “Pada saat itu saya tidak sadar,” katanya lagi. 

Zeth Tabuni, rekan Nicko, melihat pria kelahiran 15 Januari 1991 itu dari jarak 10 meter. “Dia tergeletak, dan jatuh, terus teman-temannya langsung mengangkat,” ujarnya. 

Tapi teman-temannya urung menolong Nicko, karena polisi semakin maju ke arah mahasiswa. “Serangan brutal,” katanya. 

Nicko pun tetap tergeletak di jalanan. Sementara itu teman-teman Nicko pun lari tunggang-langgang. 

“Saya lihat Nicko, tak ditolong, ditinggalkan kawannya untuk selamatkan diri, sehingga saya maju, untuk selematkan dia,” katanya.  

Saat Zeth berhasil meraih lengan Nicko untuk mengangkatnya, tiba-tiba sekitar 10 orang polisi memukulinya. 

Zeth pun mengambil posisi untuk melindungi dirinya. “Saya dihujani dengan pukulan, tendangan oleh polisi yang memakai baju biru tua dan diteriaki provokator” ujar dia. 

Akhirnya Zeth dan Nicko terpisah. Zeth dibawa oleh polisi ke pos, sedangkan Nicko menyusul diangkat oleh anggota polisi lainnya. 

Wawancara lanjutan dengan korban tembak Demo masyarakat Papua di Bundaran HI

Posted by Febriana Firdaus on Wednesday, December 2, 2015

Tempurung bagian kanan retak

TEMPURUNG PECAH. Tempurung Nicko A Suhuniap, salah satu peserta demo masyarakat Papua di Bundaran HI, pecah. Foto oleh Febriana Firdaus/Rappler Pasca insiden pemukulan itu, Nicko pun dibawa ke pos polisi depan Bundaran HI dalam kondisi berlumuran darah di kepalanya. 

Nicko pun mulai mengingau, “Rasa pusing Kak, rasa pusing,” katanya.  

Zeth merasa iba dengan kondisi rekannya ini. Zeth pun menegur polisi, “Kenapa adik saya ini dibiarkan begini? Saya harus ke rumah sakit,” katanya. 

Polisi menjawab, “Tunggu sebentar kita panggil ambulan,” katanya. Empat puluh lima menit kemudian, ambulans pun datang. 

Zeth pun merelakan Nicko untuk dibawa petugas kesehatan. Ternyata mobil ambulans membawa Nicko ke Polda Metro Jaya. 

Setelah diperiksa, tempurung Nicko bagian kanan retak. Maka petugas memutuskan untuk menjahitnya. 

Nicko kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Cikini. Rekan Nicko, Ananias, ikut mengantar.  Ternyata ketika sampai di rumah sakit tersebut, Nicko diminta membayar Rp 3 juta untuk biaya rekam foto kepalanya. 

Keterangan dokter mengenai kondisinya: 

Dokter Redi di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional menjelaskan bahwa Nicko, korban tembak demo masyarakat Papua di Bundaran HI butuh segera dioperasi. (Copyright Rappler Indonesia)SELENGKAPNYA bisa dibaca di sini http://s.rplr.co/Uw5GfcJ

Posted by Febriana Firdaus on Wednesday, December 2, 2015

Ananias mengaku tak punya duit. Sehingga ia memutuskan untuk memindahkan Nicko ke Rumah Sakit Pasar Rebo. “Di sinilah baru kami tahu tempurungnya retak dan jahitan dari Polda tidak bagus, jarang-jarang,” katanya, 

Akhirnya Nicko pun dirujuk lagi ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Di sini Nicko ditangani di Instalasi Gawat Darurat. 

Dokter Vina, yang merawat Niko, mengatakan kepala bagian kanan pasiennya itu retak. Nicko harus segera dioperasi. 

Tapi lagi-lagi biaya operasi menjadi kendala. Hingga berita ini dibuat, Rappler bersama Nicko, Zeth, dan Ananias menunggu kedatangan Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia dan Polda Metro Jaya untuk memberikan surat jaminan pengobatan dan operasi Nicko. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!