Manchester United vs West Ham: Saatnya menghancurkan sang pembunuh raksasa

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Manchester United vs West Ham: Saatnya menghancurkan sang pembunuh raksasa
Titel pembunuh raksasa yang disematkan kepada West Ham United mulai meluntur seiring berjalannya liga.

JAKARTA, Indonesia – West Ham United sempat menjadi momok setelah mampu membunuh para raksasa di awal musim. Namun, tren klub berjuluk The Hammers itu terus menurun.

Inkonsistensi membuat tim asuhan Slaven Bilic yang sempat berada di posisi runner up Premier League itu drop hingga posisi ke-tujuh. 

Dalam empat pertandingan terakhir, tak ada kemenangan yang diraih Mark Noble dan kawan-kawan. Rentetan hasil mereka adalah kalah-seri-kalah-seri.

Jika tren itu tak bisa dihentikan klub London tersebut, mereka terancam dilahap Manchester United saat menjamu mereka di Old Trafford, Sabtu, 5 Desember, pukul 21.30 WIB. 

Apalagi, tuah mereka sebagai “giant killer” juga mulai luntur. West Ham keok 1-4 saat bertadang ke White Hart Lane, kandang Tottenham Hotspur, pada 22 Oktober lalu.

Keperkasaan mereka saat menghajar Arsenal 2-0, Chelsea 2-1, Manchester City 3-1, dan Liverpool 3-0 seperti tak ada bekasnya. 

Selain itu, pemain kunci yang mengnspirasi kemenangan atas Arsenal dan City, Dimitri Payet, bakal absen. Payet memang tak mencetak gol saat melawan kedua tim itu.

Tapi assist dia di kedua pertandingan mengantarkan kemenangan melawan dua raksasa Premier League tersebut.

Upaya West Ham meraih kemenangan bakal semakin sulit karena United memiliki karakter berbeda dengan tim-tim yang mereka kalahkan. Setan Merah lebih disiplin, terencana, dan sangat mengendalikan pertandingan.

Memang, dalam kacamata suporter, pertandingan yang terlalu “terkendali” ini mereka anggap “membosankan”. 

Namun strategi tersebut membuat United terhindar dari banyak kekalahan konyol hanya karena asyik menyerang. Seperti yang terjadi pada Arsenal dan Manchester City saat dikalahkan West Ham.

Kedua tim asyik menguasai pertandingan. Anak asuh Bilic lebih banyak turun ke belakang (drop deep) dan menunggu momen serangan balik. 

Karena itu, jangan heran jika saat menang melawan mereka, West Ham hanya mengusai pertandingan sebanyak 38 dan 28 persen! 

Gaya United untungkan West Ham

Melawan West Ham, United bakal lebih mengendalikan permainan. Jika tamu bakal kembali bermain drop deep, juara 20 kali Premier League itu bakal semakin leluasa bermain di tengah lapangan. 

Kemungkinan pertandingan berakhir sama kuat semakin besar karena pasukan Louis van Gaal itu tak banyak memiliki pemain penerobos pertahanan lawan kecuali Anthony Martial. 

Bilic mengakui, United berbeda dengan para raksasa yang berhasil mereka kalahkan.

“Saya tidak menganggap United membosankan. Mereka justru lebih susah dikalahkan. Dalam setiap pertandingan yang mereka mainkan, lawan selalu minim peluang karena mereka tak bisa banyak menguasai bola,” kata Bilic seperti dikutip BBC.

Gaya permainan Van Gaal, kata Bilic, jauh berbeda dibanding era Sir Alex Ferguson. “Era Fergie, United lebih cepat, lebih mengancam, dan membombardir kotak penalti dengan banyak tembakan,” katanya. 

Menghadapi United era Van Gaal bagi Bilic bakal lebih menguntungkan karena West Ham lebih punya waktu untuk mengatur momen. Baik itu momen pertahanan atau serangan. 

Transisi serangan dan pertahanan United cenderung lebih lambat. Mereka juga jarang melepas tembakan ke gawang lawan.

Itu memberi waktu bagi pemain West Ham untuk mengorganisir pertahanan. “Bedanya United di era sekarang, mereka menang tapi tidak kebobolan,” kata Bilic.

Tapi, tuan rumah juga sedang tidak full team. Van Gaal menghadapi badai cedera. Tujuh pemainnya absen.

Selain yang sudah pasti cedera panjang seperti Luke Shaw dan Anthony Valencia, Van Gaal tak bisa menurunkan andalannya, Wayne Rooney dan Ander Herrera. 

Rooney yang biasanya menjadi energi serangan United kemungkinan bakal diisi Juan Mata. Padahal, posisi favorit Mata lebih banyak sebagai winger

“Kami benar-benar tidak beruntung. Dalam kompetisi yang ketat inilah kenyataan yang harus kami hadapi. Kami akan melihat apakah kami bisa membeli pemain bagus pada bursa transfer Januari,” kata Van Gaal seperti dikutip BBC.

Namun, setidaknya Van Gaal bisa berharap pada tuah Old Trafford. Setiap kali tampil di kandang, pertahanan United lebih kuat. Dalam 6 pertandingan terakhir, tim tamu hanya mampu sekali membobol gawang David De Gea.—Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!