Liga Champions: Hadapi Porto, Chelsea dalam misi selamatkan wajah Inggris

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Liga Champions: Hadapi Porto, Chelsea dalam misi selamatkan wajah Inggris
Baru Manchester City yang lolos ke babak 16 besar setelah Manchester United tereliminasi. Sementara Arsenal berada dalam posisi sulit

JAKARTA, Indonesia — Liga Inggris bakal mendapat pukulan telak jika wakil-wakilnya tersingkir dari Liga Champions. Dari empat klub asal negeri Ratu Elizabeth itu, baru Manchester City yang meraih tiket ke babak 16 besar.

Arsenal dan Chelsea terancam gugur jika tak maksimal di partai pemungkas. Sementara Tim Setan Merah Manchester United sudah lebih dulu tersingkir setelah kalah menyakitkan dari Wolfsburg 2-3.

Nasib Arsenal juga berada di ujung tanduk. Mereka harus menang lebih dari dua gol dari Olympiakos dini hari nanti. Situasi semakin sulit karena mereka harus bertandang ke jawara Yunani tersebut.

Praktis, harapan satu-satunya Inggris setelah Manchester City adalah Chelsea. Klub London itu memimpin klasemen sementara grup G dengan 10 poin. Mereka harus menjamu runner up FC Porto pada Kamis, 10 Desember pukul 02.45 dini hari WIB, di Stamford Bridge.

Porto memiliki koleksi yang sama dengan skuat asuhan Jose Mourinho tersebut. Sementara, di posisi ketiga ada Dynamo Kyiv dengan 8 poin. Jika Chelsea kalah dan Kyiv menang atas Maccabi Tel Aviv, The Blues—julukan Chelsea—harus terdepak.

Memang, hasil seri sudah cukup untuk mengamankan posisi mereka. Namun, skenario mencari hasil imbang bakal sangat riskan untuk dijalankan. Apalagi, Porto juga mengejar kemenangan demi bertahan di ajang paling bergengsi di Eropa tersebut.

Kembali bersua seteru lama

Selain itu, tensi kedua tim juga bakal panas. Porto adalah klub yang mengorbitkan Mourinho. Bersama klub asal kota terbesar kedua di Portugal itulah dia meraih gelar Liga Champions pertamanya pada musim 2003-2004.

Dari klub itu pula dia mengklaim dirinya sebagai the special one saat direkrut Roman Abramoich untuk menangani Chelsea.

Di Porto musim ini juga terdapat seteru lamanya. Tak lain dan tak bukan dia adalah Iker Casillas. Mantan kiper Real Madrid itu menjadi rival internal Mourinho saat mereka masih bersama-sama di Madrid. 

Mourinho pernah secara terbuka menganggap performa Casillas lebih buruk dibanding kiper kedua mereka, Diego Lopez. Padahal, kekasih Sara Carbonero itu adalah ikon klub. Dia diberi gelar Saint Iker oleh para Madridistas—sebutan pendukung Madrid.

Awal musim ini, Casillas “diasingkan” Presiden Real Florentino Perez ke Porto. Media pun menganggap nasib kiper senior Spanyol itu sebagai bentuk kemenangan Mourinho. 

Melawan Chelsea, Porto boleh menepuk dada. Mereka memiliki bekal kemenangan 2-1 di putaran pertama. Performa Chelsea juga belum pulih. Mereka akan tampil dengan bayangan kekalahan 0-1 dari Bournemouth di liga domestik.

Namun, Casillas enggan menganggap enteng Chelsea. Menurut dia, penampilan klub London Barat itu memang di bawah standar. Tapi, bukan berarti Chelsea akan terus tampil melempem. “Kualitas mereka cukup untuk mengalahkan klub besar manapun di Eropa,” katanya seperti dikutip Express.

Casillas justru khawatir dengan kebangkitan Chelsea. Setelah kalah dari klub zona degradasi, mereka pasti ingin membayarnya di Liga Champions. “Saya kenal Mourinho dia pasti tahu bahwa menjalankan skenario seri tak akan aman baginya,” kata kiper 34 tahun tersebut.

Di bagian lain, skuat Mourinho cukup lengkap. Formasi 4-2-3-1 bakal full team dimainkan setelah John Terry kembali dari cedera. Posisi dua gelandang bertahan bakal kembali diisi Nemanja Matic dan Cesc Fabregas.

Sementara, ujung tombak bakal kembali diberikan kepada Diego Costa yang tampil buruk saat melawan Bournemouth.

Masalah Mourinho memang bukan soal kelengkapan skuat. Tapi performa mereka. Fabregas, Matic, dan Costa belum juga mampu mengembalikan performa mereka seperti musim lalu. 

Namun, Mourinho masih optimis dengan anak buahnya. Menurut dia, situasi yang dihadapi Chelsea di Liga Champions jauh lebih baik dibanding kompetisi domestik. “Rasanya lebih mudah menang di Liga Champions daripada mencapai empat besar Premier League,” katanya.

“Memenangi Liga Champions adalah kemungkinan lain. Dan itu sangat sulit. Tapi ini adalah kompetisi di mana kami tampil lebih bagus,” katanya lagi. —Rappler.com

BACA JUGA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!