Akankah sidang MKD hari ini bersikap kritis terhadap Luhut?

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Akankah sidang MKD hari ini bersikap kritis terhadap Luhut?

ANTARA FOTO

Kata anggota MKD Ridwan Bae, Luhut adalah orang jujur dan negarawan. Indonesia butuh Luhut-Luhut yang lain

 

JAKARTA, Indonesia — Tiga hari sebelum Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Luhut Panjaitan dipanggil oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI untuk menjadi saksi dalam perkara pencatutan nama Presiden Joko “Jokowi’ Widodo dalam negosiasi kontrak PT Freeport Indonesia, mantan kepala staf kepresidenan itu mengundang seluruh anggota MKD ke kantornya, Jumat sore, 11 Desember.  

Undangan itu tidak diam-diam, tapi diumumkan di depan publik. Tepatnya dalam konferensi pers yang Luhut gelar di aula kementeriannya, di depan media, baik lokal maupun asing. 

Luhut mempertontonkan tiga anggota MKD, Kahar Muzakkir, Ridwan Bae, dan Adies Kadir di hadapan puluhan kamera pewarta foto yang menyorotnya. “Silakan berdiri yang di pojokan anggota MKD, saya undang semua,” kata Luhut.  

Ridwan pun tersenyum lebar di tengah serbuan jepretan kamera para foto jurnalis.

Setelah konferensi itu pun Luhut dan anggota MKD beramah tamah.  

Rappler pun bertanya pada Luhut, mengapa ada anggota MKD di kantornya. Bukankah akan terjadi conflict of interest, mengingat dugaan keterlibatan Luhut dalam kasus etik Ketua DPR RI Setya Novanto?

“Saya undang seluruh MKD. Berapa yang hadir, saya terima kasih. Saya tidak tahu kalau saya akan diundang hari Senin, jadi sekalian saja saya undang saja bapak-bapak ini. Karena apa yang akan saya bicarakan di MKD ya ini, tidak lebih,” jawab Luhut. 

Foto-foto keakraban Luhut dan anggota MKD pun sempat menjadi perbincangan di media sosial Twitter.

Usai konferensi dan pertemuan dengan Luhut, Ridwan menjelaskan pada wartawan tentang kehadiran anggota MKD yang pada Senin ini akan menjadi hakim untuk Luhut.

Luhut bantah terlibat pencatutan nama presiden di negosiasi kontrak freeport

Posted by Febriana Firdaus on Friday, December 11, 2015

“Kami datang diundang. Kami harus menghargai undangan seorang Menkopolhukam,” kata Ridwan. 

Mengapa tidak menunggu Senin saat Luhut dipanggil?

“Kami dari MKD hanya daripada ingin mendengarkan apa yang disampaikan Pak Menkopolhukam. Tentu kami MKD mencari data, informasi. Paling tidak untuk sebagai bahan kami,” katanya. 

Mengapa undangan itu tidak ditolak oleh MKD?

“Bagaimana kita tidak mendengar, MKD kan untuk mendengarkan. Jangan halangi hak kami untuk mendengarkan, masa kami tidak mendengarkan langsung, kan jauh lebih bagus daripada di TV dan koran,” kata Ridwan dengan nada tinggi. 

Menurut Ridwan, Luhut hanya ingin meluruskan persoalan yang membuat gaduh dunia perpolitikan di Tanah Air.

“Niatan Pak Luhut tadi baik sebagai putra bangsa. Dia tidak bermaksud membela siapa-siapa. Tapi beliau ingin bermaksud membawa dan mengajak masyarakat untuk berfikir obyektif,” katanya. 

Lalu Ridwan pun memuji Luhut, “Pak Luhut mesti diberikan jempol dia. Oleh karena itu kita berharap ada Luhut-Luhut berikutnya yang akan tampil apa adanya tidak membela siapa siapa, bicara jujur dengan tujuan satu, negara harus tenang dengan kebenaran yang ada,” katanya. 

Hari ini, Senin, 14 Desember, Luhut akan diperiksa oleh ketiga hakim yang mampir ke ruang kerjanya pada Jumat sore itu. Jika ditelaah dari komentar Ridwan, ia secara tidak langsung mendukung Luhut sebagai orang yang jujur dan tak terlibat dengan pencatutan nama presiden. 

Benarkah demikian? Akankah Ridwan dan anggota-anggota MKD lainnya akan tetap mengajukan kritis pada Luhut dalam sidang hari ini? —Rappler.com

BACA JUGA :

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!