Seniman Bali bersiap cegah ‘tsunamouse’ dengan mengeroyok koruptor

Luh De Suriyani

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Seniman Bali bersiap cegah ‘tsunamouse’ dengan mengeroyok koruptor
Bagaimana cara agar koruptor mendapat hukuman sosial? Ini yang sedang dipikirkan oleh para seniman di Bali

“Jika DPR besok atau beberapa hari ke depan jadi merevisi UU KPK dan terjadi desain terencana untuk melemahkan KPK, maka negara ini akan dilanda ‘Tsunamouse’. fenomena aneh ini dapat dideskripsikan sebagai gelombang besar yang berisi tikus-tikus yang berenang girang menyerupai ombak.” 

Demikian pengantar dalam laman Facebook Seni Lawan Korupsi Bali yang menjelaskan ilustrasi karya Hari Prast tentang sebuah kapal phinisi berbendera Indonesia yang dihempas gelombang besar. Ombak digambarkan dengan titik ribuan tikus putih sehingga menyerupai arus tsunami. 

“Sebanyak delapan puluh persen kartun bicara soal korupsi. Ikon kartun yang populer adalah tikus, simbol koruptor berdasi. Dan ini berhasil,” kata Ketua Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti) Bali Jango Paramartha kepada Rappler.

“Harus mencari ikon baru buat tekanan. Misal, ‘korupdor’, kalau korup di dor. Kalau koruptor, korup itu kotor, lalu bisa dibersihkan,” ungkapnya. Namun tentu saja, “korupdor” hanya sebuah istilah belaka, karena merenggut nyawa meskipun koruptor sekalipun, merupakan pelanggaran hak asasi manusia.

 
//

Jika DPR besok atau beberapa hari ke depan jadi merevisi UU KPK..Dan terjadi design terencana untuk melemahkan KPK,…

Posted by Seni Lawan Korupsi Bali on Wednesday, December 16, 2015

Contoh di atas merupakan salah satu karya kumpulan komunitas di Bali yang menghelat pameran Seni Lawan Korupsi yang dimulai Jumat, 18 Desember, hingga Minggu, 20 Desember. Ada pameran kartun, seni rupa, grafis, musik, teater, dan aksi long march

Acara ini diselenggarakan atas kerjasama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fisip Universitas Udayana, Komunitas Penggak Men Mersi, Pakarti, dan lainnya.

Sejumlah seniman yang terlibat dalam perhelatan ini antara lain Rare Kual dari komunitas seni tradisional bondres, Sanggar Tari Sekar Dewata, Teater Teras, band Devildice, Lithium, The Hidden, dan lainnya. 

Kebudayaan sebagai pilar terakhir

Gus Dark, salah satu kartunis yang terlibat, mengatakan seni sudah menjadi medium gerakan perubahan sosial. Namun isu lingkungan dan korupsi belum terlalu menggugah anak muda. Karena itu perlu terus didorong inisiatif dan gerakan spontan melawan korupsi. 

“Ini perbuatan tercela dan kami ingin mengejek mereka,” kata Gus Dark soal koruptor.

Sementara Made Bayak, seniman musik dan seni rupa, menyebut kebudayaan adalah pilar terakhir yang bisa menggerakkan publik untuk bersuara di tengah situasi negara yang ditekan para elitnya. 

“Politik sangat kotor. Politisinya culas. Praktik kotor juga ada di pendidikan. Sementara agama juga sering bahas perbedaan bukan persamaan,” kata Made soal tekanan-tekanan itu. Ia masih mengharapkan kebudayaan dan seni untuk menjaga integritas. 

(BACA: 8 barang gratifikasi unik yang dilelang di Festival Anti-Korupsi)

Drummer band punk rock Superman Is Dead (SID) Ary “Jerinx” Astina turut mendorong semakin banyak yang bersuara pada persoalan publik. 

“Saya yakin orang baik lebih banyak tapi kurang bersatu. Yang jahat sangat organized sehingga sering menang. Menaruh harapan pada generasi tua susah, anak muda bersatu yang bisa menggilas tradisi buruk korupsi,” kata pria yang juga menjadi vokalis di Devildice ini.

Bagaimana cara ‘mengeroyok’ koruptor?

 
//

Yang percaya Karma… Sorga dan Neraka…Musti percaya ama ini jugaa…. lolJalani semua aktivitasmu dengan kejujuran…

Posted by Seni Lawan Korupsi Bali on Monday, December 14, 2015

Karena korupsi dianggap sebagai hal biasa, maka tak ayal koruptor bersatu untuk melakukan aksi korupsi. Ini yang disayangkan oleh Jerinx.

“Bagaimana upaya melakukan segala hal agar koruptor mendapat hukuman sosial. Engken ye carane nyakcak (bagaimana cara keroyok) koruptor,” katanya. 

Ia mencontohkan upayanya menggunakan musik dan media sosial untuk mengampanyekan hal ini.

Jerinx mengaku masih ada yang berpikiran seniman dianggap badut dan bertugas jadi entertainer saja. Tidak boleh diposisikan kritis. 

Idup cang be baat bin orine ci berpikir (hidupku udah susah lagi disuruh mikir). Anak muda malas jadi progresif. Nyen kal ganti? (Siapa yang mau diganti?) Ini warisan cara berpikir 32 tahun. Eh, ternyata selama ini kita dibodohi,” ujarnya berapi-api.

Gede Kamajaya, seorang dosen muda, membagi pengalamannya dalam upaya membuka transparansi birokrasi yang membuatnya dipojokkan. 

Ia memenangkan sengketa informasi publik di tingkat Komisi Informasi Bali dan PTUN untuk bisa mengakses dokumen nilai hasil ujian rekrutmen calon PNS di sebuah kampus di Kabupaten Buleleng. 

“Saya ingin memerangi indikasi praktik kotor tes PNS. Banyak yang sudah mendengar tapi tak ada yang mau bicara. Ini sangat menyedihkan,” keluhnya. 

Gubernur BEM FISIP Universitas Udayana Muchamad Zainal Arifin mengakui korupsi adalah momok besar dan negara akan sakit. 

“Kami punya hak menentukan bangsa maju atau hancur. Walau Bali daerah pariwisata, tapi tak hanya diam, ada gerakan integritas yang digaungkan,” ujarnya. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!