Cewek ‘single’ nonton ‘Single’

Sakinah Ummu Haniy

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Cewek ‘single’ nonton ‘Single’
Pengalaman saya nonton film terbaru Raditya Dika ‘Single’ sendirian

JAKARTA, Indonesia—“Satu tiket film Single buat jam 5 ya mbak,” saya berkata kepada mbak petugas bioskop XXI Kota Kasablanka yang disambut dengan tatapan bingung pada Kamis, 17 Desember kemarin, hari perdana pemutaran film besutan Raditya Dika Single.

Ya, saya menonton film berjudul Single, sendirian. Dan kebetulan (enggak kebetulan juga sih) saya tidak punya pacar alias jomblo alias single.

Saya ingin merasakan pengalaman nonton film berjudul Single, dalam keadaan single.

Setelah membeli tiket ternyata masih ada waktu sebelum film dimulai. Saya menunggu sambil mengerjakan pekerjaan kantor yang belum terselesaikan. Sepuluh menit sebelum film dimulai, saya masuk ke teater lima.

Di dalam sudah dipenuhi para penonton yang sudah tidak sabar menonton film produksi Soraya Intercine Film ini. Saya perhatikan, usia penonton berkisar mulai dari anak remaja usia sekolah menengah pertama hingga orang dewasa. Ada yang menonton bersama pasangan, teman-teman, dan ada juga yang pergi sekeluarga. Tapi sepertinya yang sendiri hanya saya.

Tak berapa lama film pun dimulai dengan obrolan Ebi—yang dibintangi Raditya Dika—bersama sahabat-sahabatnya, Wawan (Pandji Pragiwaksono), dan Victor (Babe Cabita). Wawan dan Victor menumpang mobil Ebi yang sedang pergi menuju ITC untuk bertemu Vina, perempuan yang sempat ditaksirnya semasa SMA. Namun ternyata Vina mengajak Ebi untuk bertemu untuk memberikan undangan pesta pernikahannya, bukan mengajak kencan seperti yang diharapkan.

Selanjutnya, film ini menceritakan tentang perjuangan Ebi mencari cinta, dibantu oleh kedua sahabatnya — Wawan yang sok tahu dan Victor yang pesimistis. Perjuangan ini cukup sulit karena Ebi memiliki kesulitan untuk memulai percakapan dengan perempuan.

Perjuangan Ebi semakin sulit karena ia terus ditanyai orang tuanya tentang jodoh, ditambah lagi adiknya akan segera menikah. Selain masalah jodoh, Ebi juga kesulitan ekonomi, bahkan sempat diusir dari kamar kostnya.

Suatu hari Ebi berkenalan dengan seorang perempuan penghuni baru kost-kost-an, seorang mahasiswi kedokteran bernama Angel (Annisa Rawles). Saat pertama kali bertemu, Ebi langsung terpikat dengan kecantikannya. Ebi semakin jatuh hati saat mengenal Angel lebih jauh, karena hatinya yang tulus dan suka membantu orang lain.

Screenshot dari Youtube/Raditya Dika

Namun perjuangan Ebi mendapatkan hati Angel tidak mudah, ia harus bersaing dengan sosok Bang Joe (Chandra Liow) yang sudah dianggap seperti kakak sendiri oleh Angel. Bang Joe kuliah di Belanda, jurusan teknik mesin, jauh dari Ebi yang pada saat itu masih mencari pekerjaan alias pengangguran.

Unsur-unsur drama dari film ini dibalut dengan humor khas Raditya Dika dan membuat seisi bioskop beberapa kali gegap gempita dengan gelak tawa.

Salah satu adegan paling lucu yang saya ingat adalah saat Ebi pertama kali berkenalan dengan Angel.

Pagi itu toilet di kost-an sedang rusak, sehingga Victor yang baru saja buang hajat tidak bisa menyiram toilet. Ebi yang masuk ke toilet setelah Victor kaget dan langsung keluar, namun ternyata ada sesosok perempuan cantik—Angel— yang ingin ke toilet. Karena Ebi sangat gugup, akhirnya ia mempersilahkan Angel masuk ke toilet. Tak lama kemudian, ia sadar bahwa masih ada sesuatu yang tersisa dilubang WC. Ebi langsung kabur karena tidak sanggup menahan rasa malu.

Berbagai jokes ringan juga terus bergulir sepanjang film, seperti ibu Ebi yang sok muda dan suka memanggil anaknya dengan sebutan “coy!” dan “bro!”, Victor yang sangat takut dengan hantu, ibu kost-kost-an yang super galak, dan tentu saja, muka bloon yang selalu ditunjukan Raditya Dika dalam setiap filmnya.

Jalan cerita yang ringan dan mudah dicerna menurut saya menjadi daya tarik utama dari film ini, ditambah dengan pemandangan Bali yang menawan. Namun jika mengharapkan kualitas akting mumpuni maupun editing yang baik, kamu akan sulit menikmati film ini.

Sebagai seorang single, selama menonton film ini saya teringat beberapa kejadian yang sepertinya sering terjadi dikehidupan nyata. Pria yang takut memulai percakapan, tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan perasaan, dan berusaha untuk meminta maaf saat melakukan kesalahan.

Pada akhirnya, setidaknya dalam beberapa hal, film ini mampu melukiskan kehidupan cowok single dengan unsur drama dan humor yang seimbang. Jadi, meskipun kamu sendirian, jangan takut untuk nonton Single, ya! —Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!