10 berita paling hangat sepanjang 2015

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

10 berita paling hangat sepanjang 2015
Warga Kendeng berjalan hingga 122 kilometer, hingga demo warga Papua dibubarkan dengan tembakan.

JAKARTA, Indonesia—Tahun 2015 diawali dengan datangnya pengungsi Rohingya dari Myanmar yang datang ke Aceh, hingga ibu-ibu dari Kendeng, Jawa Tengah, yang berjalan lebih dari 122 kilometer untuk ‘menjemput keadilan’ di Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang pada 17 November.

Berikut rangkuman isu sosial terbesar sepanjang tahun 2015: 

Pengungsi Rohingya-Myanmar terdampar di Aceh 

Ribuan pengungsi Rohingya asal Myanmar terdampar di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Mereka melakukan perjalanan laut selama dua hingga tiga bulan tanpa makanan yang cukup. 

Ketika sampai di daratan Aceh, kondisi mereka sangat mengenaskan. Kekurangan gizi dan trauma karena disiksa oleh juragan kapal. 

Di antara mereka ada orang tua, perempuan, hingga anak-anak. Bahkan ada bayi yang masih berumur di bawah 6 bulan. 

Mereka kemudian dilokalisasi di Kuala Cangkoi dan Kuala Langsa. Laporan Rappler selengkapnya bisa dibaca di sini.  

Pernikahan sesama jenis di Bali dan Boyolali 

Negeri Paman Sam resmi mengakui pernikahan sesama jenis sejak September lalu. Isu pernikahan sesama jenis ini bukan hanya ramai di Amerika Serikat, isu ini juga ramai diperbicangkan di Indonesia. 

Apalagi setelah berita pernikahan sesama jenis di Bali dan Boyolali menghangat di lini masa. 

Pertama, foto pernikahan pasangan sejenis Joe Tully dan Tiko Mulya di Bali yang tersebar di media sosial. Netizen Indonesia pun bereaksi keras setelah seorang kawan pasangan ini mengunggah foto-foto mereka di media sosial. Sebagian besar dari netizen mengecam, namun tak sedikit pula yang memberikan selamat.  

Di Boyolali, dua pria juga dikabarkan menikah. Yakni Ratu Airin Karla dan pasangannya, Dumani. Tapi Ratu membantah pemberitaan yang beredar terkait pernikahan sejenis yang dilakukannya dengan Dumani, Senin, 12 Oktober.

Ratu menjelaskan jika acara yang digelar pada Sabtu, 10 Oktober, di rumahnya Dusun Gegermoyo, Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, bukan pernikahan melainkan hanya tasyakuran. 

Kisruh di Tolikara 

Surat edaran yang dikeluarkan Gereja Injil di Indonesia (GIDI) diduga menjadi penyebab utama pembakaran masjid di Tolikara, Papua. Salah satu poin dalam surat itu mengatakan GIDI tak mengizinkan perayaan lebaran di Tolikara. 

Namun, Presiden Badan Pekerja (BP) GIDI Dorman Wandikmo mengaku tak pernah mengeluarkan surat edaran tersebut. Akibat kerusuhan tersebut, 1 orang anak-anak dinyatakan tewas, dan 10 orang lain-lainnya luka-luka. Baca berita ini di Rappler.com. 

Penggusuran warga Kampung Pulo 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggusur warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, hari ini pada medio Agustus. Persiapan penggusuran sudah dilakukan mulai dari melobi warga sampai menawarkan ganti rugi.

Menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja “Ahok” Purnama, penggusuran kali ini adalah harga mati. “Yang enggak mau tetap digusur,” kata Ahok, Rabu, 19 Agustus.

Sebelum penggusuran dilakukan, berbagai upaya dilakukan Ahok untuk membujuk warga Kampung Pulo untuk pindah dari lokasi yang kerap digenangi banjir karena terletak di bantaran Kali Ciliwung tersebut. Namun akhirnya berakhir bentrok. 

Berikut ulasan kontroversi kepemilikan tanah di Kampung Pulo. 

#SaveJatiGede 

Warga sekitar Waduk Jati Gede akhirnya direlokasi. Namun pemindahan warga ini menuai protes dari warga dan relawan. Mereka menggalang simpati dengan hastag #SaveJatiGede. 

Meski demikian, relokasi warga tetap berjalan. Satu per satu desa pun ditenggelamkan. Baca riwayat kasus pembangunan Waduk Jati Gede sejak zaman orde baru di sini.

Tewasnya Salim Kancil 

Semasa hidupnya, Salim Kancil dikenal sebagai warga yang aktif menolak tambang pasir di pantai dekat rumahnya. Ia tak sendiri, warga satu kecamatan juga menentangnya.

Tapi ia malah bernasib naas, meninggal diduga di tangan Tim 12. Siapa saja yang terlibat dan bagaimana insiden tersebut terjadi?

Berikut catatan krusial yang berhasil dihimpun Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya Fathul Khoir, seperti yang dituturkan pada Rappler, Selasa, 29 September. 

Aksi #Jemputkeadilan 

Ratusan warga sepanjang pegunungan Karst, Kendeng, Jawa Tengah, yang menolak pembangunan pabrik semen milik PT Sahabat Mulia Sakti melakukan long march sepanjang 122 kilometer menuju Semarang dalam rangka menyambut sidang putusan gugatan warga di Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang pada 17 November.

Putusan ini akan dibuat para hakim atas gugatan warga pada 15 Mei 2014 yang menolak pabrik semen di Pati, Jawa Tengah.

Mereka berpendapat pemberian izin lingkungan kepada PT SMS, anak perusahaan PT Indocement, dengan luas wilayah 2.868 hektare untuk keperluan industri semen tak seharusnya diterbitkan karena merusak lingkungan melalui penggalian di sekitar pegunungan Karst, seperti saluran yang tak bisa berfungsi lagi.

Warga yang menggelar aksi jalan kaki ini datang dari berbagai daerah, seperti Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Rembang, Blora, Grobogan, dan Kudus. Usia mereka pun beragam, dari anak muda hingga lansia.

Seperti apa perjalanan mereka? Baca di sini. 

Surat edaran hate speech 

Surat edaran yang mengatur tentang hate speech, atau ujaran kebencian, sudah diedarkan oleh Kepala Polisi RI Jenderal Badrodin Haiti. Surat Edaran (SE) No. SE/6/X/2015 tersebut dikeluarkan pada 8 Oktober lalu dan dikirim ke Kepolisian Sektor dan Resor di seluruh pelosok tanah air.

Surat ini mendapat kritikan keras dari aktivis Hak Asasi Manusia dan netizen. Baca ulasannya di sini.

Papua 

Berbagai tragedi menimpa warga Papua. Baik di tanahnya sendiri maupun di Ibukota. Tujuh belas warga Papua ditangkap pada Sabtu, 29 November kemarin.

Ketujuh belas warga tersebut ditangkap saat membersihkan tempat doa di Taman Bunga Bangsa Papua, Nabire, untuk persiapan ibadah pada 1 Desember. Warga Papua merayakan ekspresi identitas setiap tanggal 1 Desember.

Kepolisian Resor Nabire diduga melakukan penangkapan tersebut tanpa surat penangkapan maupun penahanan.

Baca ulasan lengkapnya di sini. 

Sementara itu, di Ibukota, demo kebebasan berkespresi warga Papua di Bundaran HI berakhir ricuh. Peserta demo kebebasan berekspresi, Nicko A Suhuniap, yang digelar oleh masyarakat Papua se-Jawa Bali di Bundaran Hotel Indonesia pada 1 Desember itu cedera di bagian dada, bahu belakang, dan kepala sebelah kanan karena tembakan.

Baca laporannya di sini.

Suku Anak Dalam 

Niat Presiden Joko Widodo ingin “membantu” Suku Anak Dalam Sorolangun, Jambi dikritik. Salah satu niat Jokowi adalah membangun rumah untuk mereka.

Niat itu disampaikan Jokowi setelah ia berkunjung di Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, 30 Oktober 2015.

Suku Anak Dalam dikenal tinggal berpindah-pindah, sehingga Jokowi pun sempat bertanya kepada mereka yang bermukim di tenda-tenda di kebun sawit, apakah mau tinggal di rumah dan tidak nomaden lagi.

Mereka, kata Jokowi, menjawab mau, tapi dengan syarat rumahnya memiliki jarak yang agak jauh dan memiliki lahan.

Baca ulasannya di sini. —Rappler.com

BACA JUGA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!