Ruben Onsu ajarkan anak toleransi beragama sejak kecil

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ruben Onsu ajarkan anak toleransi beragama sejak kecil
Yang paling penting bagi Ruben Onsu adalah menanamkan rasa saling menghormati dan menghargai antar umat beragama

BANDUNG, Indonesia — Natal tahun ini memberi cerita berbeda bagi artis dan presenter Ruben Onsu. Setelah kehilangan momen malam Natal bersama keluarga karena terjebak macet, Ruben juga masih mendapat kejadian yang cukup menguji kesabarannya.

Setiba di tempat tinggalnya yang berlokasi di sebuah hotel di Kota Bandung setelah berjam-jam terjebak macet dari Jakarta dan dalam kondisi kelaparan, Ruben terpaksa makan malam dengan menu yang di luar harapannya.

“Tahu enggak dinner-nya apa ujung-ujungnya? Bakso! Malam Natal makan bakso,” ujar Ruben terdengar ngenes, saat ditemui di sebuah restoran di Jalan Sersan Bajuri, Kota Bandung, Jumat, 25 Desember.

Makan malam di malam Natal yang niatnya dinikmati bersama keluarga besarnya, harus dilalui hanya dengan Sarwendah, isterinya, dan Thalia, anaknya, di kamar hotel. Pasalnya, semua restoran penuh dan seluruh menu sudah terpesan habis.

Kejadian serupa pun dialami Ruben di hari Natal. Rencananya, ia dan keluarga besar akan makan siang di restoran favoritnya. Harapannya kembali kandas karena tidak kebagian tempat duduk. Ruben dan keluarga akhirnya pindah ke restoran yang jaraknya jauh dan melewati jalan yang berliku-liku.

“Saya aja sampai mual-mual,” celetuk Wenda sambil tertawa.

Meski mengalami kejadian yang mengecewakan, tapi Ruben bersyukur bisa merayakan hari lahirnya Isa Almasih untuk pertama kalinya sebagai seorang bapak. Hanya saja Ruben dan Wenda kali ini menghilangkan pohon Natal di rumahnya.

“Tahun ini enggak ada pohon Natal, karena Thalia belum ngerti banget, nanti ditarik-tarik. Dia lagi senang segala macam di makan,” ujar Ruben.

Sementara Wenda memandang kehadiran Thalia di hari istimewa ini sebagai buah dari perjuangannya mendapatkan anak setelah mengalami dua kali keguguran.

“Kalau aku lebih mikirnya perjuangan aku tahun kemarin, terbayarkan sekarang. Apalagi tadi pas Natalan, Thalia-nya happy dan menyimak, kaya yang ngerti gitu. Jadi, pastinya happy lah,” ujar Wenda yang dinikahi Ruben pada 22 Oktober 2013 lalu.

Peran mama tak tergantikan

Namun bagi Ruben, kehadiran Wenda dan Thalia di hari Natal tidak bisa mengisi rasa kehilangan akan sosok ibunya yang telah lama meninggal dunia. Setiap momen istimewa, pria 32 tahun itu selalu merasa sedih karena teringat sang mama.

“Kalau tergantikan, saya rasa tidak mungkin yah. Tidak ada yang bisa menggantikan, karena posisi isteri juga tidak bisa tergantikan,” aku Ruben.

“Saya sama mama saya itu sama kaya orang Muslim mungkin yang sedih ketika mendengar gema takbir, saya juga sedih ketika mendengar lagu Natal. Cuma memang terasa lebih mellow itu ketika sudah menikah. Mungkin ibu saya kalau kenal Wenda, udah menantu kesayangan banget. Banyak kesamaan mereka, dari Wenda, dari ibu saya. Kalau lihat Thalia, saya jadi sedih lagi,” ungkap Ruben.

Tahun ini adalah tahun ketiga Ruben merayakan Natal di Kota Kembang. Keluarga besar presenter kocak itu memang kebanyakan tinggal di ibu kota Provinsi Jawa Barat ini. Natal tahun ini juga menjadi momen untuk mempertemukan Thalia dengan saudaranya yang tinggal berjauhan.

“Saudara saya itu tinggalnya jauh-jauh. Ada yang di Belanda, di Kalimantan, dan mereka belum ketemu langsung sama Thalia,” katanya.

Suasana kekeluargaan cukup terasa saat Rappler hadir di momen makan siang bersama keluarga. Thalia Putri Onsu yang baru berumur 6 bulan itu menjadi pusat perhatian keluarga Ruben dan membawa keceriaan dengan kelucuannya.

Momen Natal, kata Ruben, adalah saat berkumpul dengan keluarga besarnya. Sedangkan Imlek, momen untuk berkumpul dengan keluarga isterinya.

“Kalau Idulfitri, kumpul semua. Bikin ketupat sendiri,” kata Ruben.

“Saya, sih, mengajarkan Wenda, mengajarkan anak dari sekarang itu untuk saling menghormati antar umat beragama, saling mengerti,” ujarnya.

Dengan segala kejadian yang dialaminya di Natal tahun ini, Ruben memaknainya sebagai ujian kesabaran bagi dirinya.

“Tuhan suruh di tahun 2015 untuk jadi manusia yang lebih sabar lagi dan harus lebih mengerti. Dan yang paling penting bagi saya adalah harus ditanamkan saling menghormati dan saling menghargai antar umat beragama,” ucapnya bijak.

Ia juga berharap bisa bertemu Natal tahun berikutnya di samping harapan kesehatan bagi isteri dan anaknya. Baginya, Natal tahun ini adalah Natal yang berkesan.

“Mudah-mudahan Natal tahun ini bisa menjadi Natal yang berkesan buat kami dengan kemacetan yang begitu indah,” katanya. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!