PPATK temukan jaringan pendanaan terorisme di negara ASEAN

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

PPATK temukan jaringan pendanaan terorisme di negara ASEAN

EPA

Di Filipina, uang mengalir dari Indonesia ke negara itu untuk dibelikan senjata oleh kelompok teroris

 

JAKARTA, Indonesia — Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan aliran dana terorisme di lima negara yang berhubungan dengan warga negara Indonesia.

Negara mana saja yang dimaksud?

“Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand,” kata Wakil Ketua PPATK Agus Santoso saat ditemui usai acara catatan akhir tahun lembaga itu pada Senin, 28 Desember. 

Modus pendanaan kegiatan teroris di setiap negara berbeda-beda. Di Filipina, uang mengalir dari Indonesia ke negara itu untuk dibelikan senjata oleh kelompok teroris. 

Di Singapura, PPATK mendeteksi aliran dana terorisme dari Timur Tengah ke Indonesia lewat negara ini. 

Sedangkan Thailand dan Malaysia menjadi tempat persinggahan bagi para teroris asal Indonesia yang akan menuju Turki. Jalur ini terbongkar setelah PPATK mendeteksinya dengan metode “Follow the Money” alias mengikuti aliran duit. 

Agus menambahkan, sedangkan aliran dana terorisme dari Indonesia ke luar negeri dan sebaliknya, setidaknya ditemukan sebanyak 13 laporan. Total jumlah laporan hasil analisis terkait dana teroris tahun ini mencapai 45. 

Agus memastikan, aliran duit di 13 laporan tersebut tak berasal dari satu jaringan. “Beda geng,” katanya. 

PPATK saat ini lebih awas mendeteksi pendanaan terorisme, terutama dari usaha swasta, yayasan, dan penjualan aset. 

Menurut Agus, sumber dana teroris selain dari donatur luar negeri, juga dari berbagai usaha perserorangan. Seperti perusahaan garmen, obat herbal, hingga toko bahan kimia. “Yang toko bahan kimia ini cukup berbahaya,” katanya. 

Lainnya, adalah modus menggunakan yayasan keagamaan. Yayasan ini kemudian mengumpulkan uang untuk disumbangkan kepada istri-istri para teroris. 

Modus terakhir yang saat ini sedang diwaspadai PPATK adalah penjualan dalam jumlah besar. “Ini salah satu tipologi dalam pendanaan terorisme,” kata Agus. 

Agus juga menyebutkan, PPATK saat ini sedang menyasar metode pendanaan baru di kegiatan terorisme. “Metode barunya memakai bitcoin, tapi itu lebih sulit dideteksi,” katanya.—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!