Setahun kecelakaan AirAsia, keluarga korban mengaku belum terima santunan

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Setahun kecelakaan AirAsia, keluarga korban mengaku belum terima santunan
Nenek berusia 95 tahun ini belum tahu kabar bahwa anak, menantu, dan kedua cucunya meninggal dunia dalam kecelakaan AirAsia QZ8501 setahun lalu

MALANG, Indonesia — Sanak famili Soetjipto menggelar kebaktian memperingati satu tahun meninggalnya empat anggota keluarga penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang terjatuh pada 28 Desember 2014, tepat setahun lalu.

Kebaktian yang digelar di kediaman pribadi Soetjipto di Malang, Jawa Timur, diikuti puluhan kerabat digelar dengan khidmat, meski keluarga mengaku belum menerima santunan untuk ketiga korban yang meninggal dalam musibah itu.

Sujono Soetjipto, kakak korban Rudy Soetjipto, mengaku telah menerima santunan untuk istri Rudy, Lindawati Anggara. Sementara santunan untuk Rudy dan kedua anaknya belum turun.

“Tiga santunan kami belum turun. Hanya milik Linda yang turun dan diberikan kepada orang tua Linda,” kata Sujono kepada Rappler, Senin, 28 Desember.

“Mereka kuat ketika menerima kabar duka itu.”

Seluruh keluarga Rudy meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat jurusan Surabaya-Singapura itu, termasuk kedua anak Rudy dan Linda, yaitu Kevin Alexander Soetjipto dan Cindy Clarisa Soetjipto.

”Kalau kabar anaknya meninggal mungkin masih bisa diterima. Tapi kalau dua cucunya meninggal, kami khawatir beliau tidak kuat menerimanya.”

Sujono mengaku santunan untuk Rudy, Kevin, dan Cindy belum bisa turun karena tak ada titik temu antara syarat yang diminta AirAsia dan keluarga Soetjipto. Keluarga menolak syarat yang diajukan AirAsia. 

“Mereka meminta santunan harus diterima langsung oleh ibu saya. Kami tak sepakat itu,” kata Sujono.

Menurut Sujono, orang tua kandung Rudy hingga saat ini belum mengetahui kabar duka tersebut. Pihak keluarga khawatir santunan yang diberikan pada ibu Rudy yang sudah berusia 95 tahun akan berdampak buruk pada kesehatannya.

“Ibu saya sangat sayang pada cucunya. Kalau kabar anaknya meninggal mungkin masih bisa diterima. Tapi kalau dua cucunya meninggal, kami khawatir beliau tidak kuat menerimanya dan berdampak buruk karena sudah sepuh,” ungkap Sujono.

Sujono mengatakan ia telah menyampaikan kendala tersebut pada pihak AirAsia, namun hingga kini belum ada titik temu antara permintaan keluarga dan persyaratan yang diajukan maskapai penerbangan tersebut.

Pesawat AirAsia QZ8501 itu ditemukan di dasar laut di sekitar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Jazad korban ditemukan mengapung, namun ada pula yang masih terikat dalam kursi penumpang. Hingga saat ini masih ada puluhan jenazah yang tak ditemukan.  

‘Hidup-mati ada di tangan Tuhan’

Kebaktian di kediaman keluarga Soetjipto peringati setahun kecelakaan AirAsia, pada 28 Desember 2015. Foto oleh Dyah Ayu Pitaloka/Rappler

Sementara kebaktian yang dipimpin oleh Romo Agung SVD dari Biara Seminari Tinggi SVD Surya Wacana Malang itu berjalan dengan khidmat.

Empat foto sekeluarga Soetjipto yang semuanya menjadi korban dalam musibah itu terpajang di meja bagian depan. Puluhan kerabat dan rekan keluarga Soetjipto mengikuti misa dengan khidmat dari awal hingga akhir. 

“Keluarga Soetjipto pergi berlibur ke Singapura, tapi ketika kematian tiba kita tidak bisa apa-apa. Itulah pesan Tuhan, yang bisa kita renungkan, hidup-mati kita ada di tangan Tuhan,” kata Romo Agung dalam misa tersebut.

Sujono berharap kecelakaan seperti ini menjadi yang terakhir dan tak terulang lagi. Ia juga berharap pihak maskapai penerbangan memerhatikan kelayakan terbang armadanya dan benar-benar memprioritaskan keselamatan penumpang..

“Saya dapat kabar pesawat yang sama telah mengalami kerusakan berkali-kali sebelum terbang. Artinya pesawat itu bermasalah tapi kenapa masih digunakan terbang?” kata Sujono.

Sebelumnya hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) awal Desember ini menyatakan jika salah satu penyebab terjadinya kecelakaan pada pesawat adalah malfungsi pada instrumen pesawat. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!