Terorisme masih jadi ancaman nyata tahun 2016

Pia Ranada

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Terorisme masih jadi ancaman nyata tahun 2016
Sebanyak 408 WNI kini berada di Suriah. Menurut catatan Polri mereka bergabung dengan ISIS

 

JAKARTA, Indonesia  —  Terorisme masih menjadi ancaman di tahun 2016. Untuk itu, Polri akan memperkuat Densus 88 baik dengan penguatan kapasitas personel maupun dengan peralatan.

Alasannya, terorisme sebagai paham bisa menjangkiti siapa saja. “Tidak perduli status sosial dan tingkat ekonomi,” kata Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti, di Mabes Polri, Selasa, 29 Desember 2015.

Badrodin menunjuk kasus pejabat Otorita Batam yang juga masuk ISIS. Atau anak-anak yang bergabung ISIS gara-gara kecanduan main game. WNI yang kini berada di Suriah juga meningkat.

Terakhir, Polri mencatat kini ada 408 orang berada di Suriah. Sejauh infornasi yang ada pada Polri, mereka bergabung dengan ISIS. “Namun karena di sana tentu berkembang banyak aliran dan kelompok, bisa saja mereka gabung dengan yang lain. Ini yang kami tak punya datanya. Tapi informasi awal mereka memang bergabung dengan ISIS,” kata Badrodin.

Selain ISIS, Polri juga masih memiliki PR terkait kelompok Santoso di Poso, yang hingga kini masih menjadi ancaman faktual. Terlebih mereka juga menargetkan polisi sebagai sasaran.

Polri mengakui tidak mudah mengatasi kelompok ini. Banyak cara dilakukan untuk melumpuhkan kelompok Santoso. Namun, Badrodin tidak sepakat dengan opsi melibatkan masyarakat katakanlah sebagai informan. “Itu bisa jadi merugikan masyarakat. Sebab, ada yang dekat dengan polisi saja, sudah membuat sulit masyarakat,” katanya.

Oleh karena itu, strategi mendekati masyarakat sangat riskan. Terkait perbedaan perlakuan kelompok bersenjata daerah lain dengan di Papua, mengapa tidak diberlakukan UU Terorisme untuk OPM, Badrodin menjawab, “Untuk Papua kan masalah politik. Jadi tidak dikenakan UU Terorisme. Paling kalau mereka menembak ya dikenakan pidana kekerasan,” katanya.

Tetkait terorisme, sejak  tahun 2000, Polri sudah menangkap sebanyak 1.064 orang. “Khusus tahun 2015, sebanyak 74 orang ditangkap. Sebanyak 65 orang di antaranya menjadi tersangka dan dibawa ke proses hukum,” katanya.

Kemudian sebanyak 451 orang sudah menjalani hukuman dan dibebaskan. Terhadap mereka ini, Polri bekerja sama dengan instansi lain melakukan langkah deradikalisasi, dan memantau perkembangannya. —  Rappler.com

BACA JUGA

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!
Sleeve, Clothing, Apparel

author

Pia Ranada

Pia Ranada is Rappler’s Community Lead, in charge of linking our journalism with communities for impact.