SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia—Iyad El-Baghdadi, seorang aktivis hak asasi manusia memprotes pemberitaan Republika Online yang menyebut dirinya adalah Pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakr al-Baghdadi. El-Baghdadi mendesak Republika meminta maaf.
“This isn’t the Isis leader’s account. I want an immediate retraction and an apology (Ini bukan akun milik pemimpin ISIS. Saya ingin pencabutan dan permintaan maaf segera,” katanya seperti dikutip dari The Independent.
El-Baghdadi juga menawarkan pelatihan untuk staf media sosial pada Republika agar kesalahan yang sama tak terulang.
Protes El Baghdadi itu dilayangkan setelah ia mengetahui dirinya disebut dalam sebuah artikel yang menyebut pemimpin ISIS al-Baghdadi menyerukan pada muslim untuk bangkit dan menggulingkan Israel serta negara-negara barat.
Republika mengambil kuot dari akun twitter miliknya @iyad_elbaghdadi yang disangka milik pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.
Hey @republikaonline, this is stupid and irresponsible. This isn’t the ISIS leader’s account. I want an immediate retraction and an apology.
— Iyad El-Baghdadi (@iyad_elbaghdadi) December 30, 2015
I can also suggest a few journalism 101 courses to your social media staff. @republikaonline
— Iyad El-Baghdadi (@iyad_elbaghdadi) December 30, 2015
Padahal, dalam kehidupan sehari-hari, kedua Baghdadi ini sangat berbeda. Iyad El-Baghdadi adalah seorang aktivis yang menyebut dirinya sendiri sebagai “Islamic libertarian” dan dia berasal dari Arab Saudi.
El Baghdadi juga bukan anggota ISIS, ia adalah seorang aktivis yang terlibat dalam penelitian tentang penyebab radikalisasi dan bagaimana pencegahannya.
Di website miliknya, ia memaparkan sebuah ide dan pemikiran tentang penelitiannya tersebut dalam sebuah konferensi di Universal Tolerance Organisation yang berbasis di Norwegia.
Apa komentar redaksi Republika tentang insiden pencatutan nama ini?
Maman Sudiaman, Redaktur Pelaksana Republika Online mengatakan bahwa pihaknya telah mengkoreksi kesalahan dalam penyebutan akun twitter milik Iyad El-Baghdadi tersebut.
“Sudah kami buat koreksi berita yang dimaksud, sudah dilakukan mention,” katanya pada Rappler, Kamis, 31 Desember 2015.
Maman mengakui ini adalah kekeliruan redaksi yang mengutip kuot di akun twitter milik aktivis tersebut.
Bagaimana itu bisa terjadi?
Awalnya, kata Maman, netizen menyangka bahwa Iyad El-Baghdadi adalah Abu Bakr al-Baghdadi si pemimpin ISIS, termasuk Republika.
(2/2) Terkait berita tersebut sudah kami perbaiki. Demikian permohonan maaf kami, Terima Kasih
— Republika.co.id (@republikaonline) December 30, 2015
“Karena itu cukup banyak media mengutip dia,” katanya.
Maman mengatakan redaksi sempat terkejut saat Iyad El-Baghdadi me-mention Republika di twitter. “Kami balas dan kami sambut mention-nya dengan klarifikasi yang benar,” katanya. —Rappler.com
BACA JUGA
- Dua WNI ditangkap di Singapura, diduga terlibat ISIS
- 4 hal yang perlu kamu tahu tentang ISIS di Indonesia
- LINI MASA: Teror ISIS pasca tragedi Paris
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.