Lima wisatawan terseret ombak di Malang, dua meninggal

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Lima wisatawan terseret ombak di Malang, dua meninggal
Tiga wisatawan belum ditemukan hingga saat ini

 

MALANG, Indonesia  —   Lima wisatawan terseret ombak saat berlibur di dua pantai berbeda di wilayah Kabupaten Malang, Jumat, 1 Januari 2016. Dua wisatawan ditemukan dalam keadaan meninggal setelah sempat hilang, sedangkan tiga wisatawan lain hingga saat ini belum ditemukan keberadaanya.

Tim SAR gabungan melakukan operasi maksimal selama tujuh hari untuk mencari tiga wisatawan hilang tersebut.

Terseret Ombak Saat Berfoto di Laut

Kejadian pertama berlangsung di Pantai Bajul Mati, Desa Gedangan, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Delapan wisatawan sedang berfoto bersama dengan latar belakang ombak tinggi menghadap ke pantai. “Satu orang memegang kamera sedangkan tujuh yang lain berpose dengan latar ombak. Mereka tak sadar ketika gelombang besar menyapu mereka,” kata Kasatpolair Kabupaten Malang AKP. Nyoto Gelar, Jumat 1 Januari 2016.

Petugas SAR yang sedang berjaga di pantai segera memberikan pertolongan. Satu wisatawan bernama Soni Angga Kusuma (25) warga jalan Kolonel Sugiono Gang 6, Cipto Mulyo, Mergosono Kota Malang berhasil diselamatkan menggunakan perahu nelayan, sementara wisatawan lain bernama Slamet (35) warga jalan Kolonel Sugiono Gang 6, Cipto Mulyo, Mergosono Kota Malang ditemukan dalam keadaan meninggal.

“Tiga wisatawan lain belum bisa ditemukan, kami masih melakukan operasi pencarian dengan SAR gabungan selama tujuh hari ke depan,” katanya.

Terseret Ombak Ketika Mandi

Kejadian ke dua berlangsung di Pantai Perawan Desa, Sidoasri Kecamatan, Bantur Kabupaten Malang. Korban bernama M Najibul Walid (19) mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Malang meninggal setelah terseret ombak saat mandi, Jumat 1 Januari 2016 pukul 09:00 WIB.

Mahasiswa asal Sidoarjo tersebut sempat hilang terseret ombak selama 25 menit sebelum ditemukan dalam kondisi meninggal. Rekan korbanArif Firmansyah mengatakan bahwa korban bersama delapan rekan yang lain tiba di Pantai Perawan pada Kamis 31 Desember 2015 petang  dan mendirikan tenda untuk bermalam. Rombongan berjumlah 9 orang berangkat dari Kota Malang menggunakan kendaraan bermotor roda dua.

“Biasa, ingin cari pantai baru. Di situ katanya masih bagus,” kata Arif, Jumat 1 Januari 2016. Sesampainya di pantai mereka pun mendirikan tenda dan bermalam di tepi pantai. Pada Jumat 1 Januari 2016 korban bersama tujuh rekannya mandi di laut pantai selatan. Selama 30 menit mereka berendam di tengah ombak. “Gelombangnya besar, sampai 9 meter,” katanya.

Korban terlihat berenang sedikit lebih jauh bersama tiga rekannya yang lain. Mendadak sebuah gelombang besar menghantam korban dan dua rekannya yang lain. “Yang dua selamat, tapi Najib tidak terlihat,” katanya. Korban diduga menghilang sekitar 25 menit sebelum jasadnya ditemukan di tepi pantai tak jauh dari tempatnya tenggelam.

“Karena lama tidak terlihat saya lari ke parkiran minta tolong. Sekitar 25 menit kemudian almarhum muncul sendiri di pantai,” lanjutnya. Jenazah korban segera dipulangkan ke Sidoarjo oleh kerabat korban.

Mujiutomo, Kasubsi Penanggulangan Bencana PMI Kabupaten Malang, menghimbau wisatawan agar tidak mandi di laut Pantai Selatan. “Bulan seperti ini ombak tinggi, wisatawan harus mematuhi rambu-rambu di laut dan larangan mandi di laut,” katanya.

Kabupaten Malang populer dengan tujuan wisata pantai. Saat ini diketahui terdapat 19 pantai yang sudah tergarap sebagai tujuan wisata dan pelabuhan kecil bagi nelayan setempat di Kabupaten Malang.  —  Rappler.com

BACA JUGA

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!