Sebagian orang yang mendadak hilang sudah kembali

Wyatt Ong

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Sebagian orang yang mendadak hilang sudah kembali
Mereka dikaitkan dengan Gafatar, organisasi massa yang sudah dibubarkan tiga tahun lalu. Apa kata aktivis Gafatar?

YOGYAKARTA, Indonesia —  Sejumlah orang yang dikabarkan hilang di sejumlah daerah di Jawa Tengah, sudah mulai terkuak keberadaannya. Salah satunya adalah warga Lampung, dr. Rica Handayani, warga Lampung yang menghilang di Yogyakarta saat menjenguk suaminya Aditya Akbar, 30 Desember 2015.

Rica ditemukan di Pangkalan Bun, Kalimantan Barat, Senin 11 Desember dini hari. “Ia ditemukan bersama anaknya,” kata Kabid Humas Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti kepada wartawan di Polda DIY, Senin, 11 Januari 2016.

Saat berita ini disusun, Rica masih dalam perjalanan dari Semarang ke Polda DIY. Selain Rica ditemukan juga tiga orang lainnya. Ketiganya merupakan warga Boyolali yang juga menghilang setelah bergabung dengan kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

“Ada tiga lagi dari Boyolali,” katanya.

Sejumlah orang masih dicari. Siapa saja?

Namun sejumlah nama lain masih  tetap misterius. Sedikitnya masih ada tiga kelompok yang dilaporkan hilang ke Polda DIY yakni Diah Ayu Yulianingsih (28)  warga perumahan Candi Gebang Permai, Wedomartani, Sleman yang hilang bersama anaknya Raina Ayranica Calya Putri.

Diah hilang setelah didatangi orang tak dikenal di rumahnya. Selain itu ada satu keluarga ES (40) Pegawai Negeri di RSUP Dr Sarjito Yogyakarta. ES secara tiba-tiba menghilang bersama suami dan anak-anaknya sejak Oktober 2015. Setelah ES ada Ahmad Kevin Aprilio bocah 16 tahun yang pergi dengan ayahnya Sanggar Yamin.

Sebelum pergi Kevin meninggalkan surat yang ditujukan kepada pengurus Gafatar Yogyakarta. Setelah itu ada juga Kukuh Pambudi yang menghilang bersama satu keluarganya. Kukuh yang tercatat sebagai anggota Gafatar dilaporkan hilang pada awal Desember silam.

Tokoh Gafatar Bicara

Nama organisasi Gafatar tiba-tiba kembali terangkat. Organisasi ini dikait-kaitkan dengan hilangnya sejumlah orang, terutama di sekitar Jawa Tengah.

Eksistensi organisasi ini sudah tiada lagi, sejalan dengan sikap pemerintah yang menetapkan Gafatar sebagai organisasi terlarang. Hal ini bisa dilihat dari surat Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri RI Nomor 220/3657/D/III/2012.

Namun, ada juga pejabat negara yang menerima baik eksistensi Gafatar. Seperti terekam dalam twitter resmi Gafatar, berikut:

Sejumlah ulama menyatakan organisasi ini sesat. Penyataan ini makin membuat para eksponennya terpojok. Sebagian yang masih nekad beraktifitas dijerat dengan ketentuan hukum.

Apakah semua tuduhan itu benar? Di bawah ini adalah sekelumit klarifikasi dari salah seorang tokoh Gafatar yang sengaja disamarkan identitasnya demi keselamatan dirinya. Sedikit profilnya adalah, ia lulus sekolah menengah, dan berusia sekitar 25 tahun. Ia menduduki posisi kunci di Gafatar tingkat provinsi.

Berikut hasil wawancara Rappler:

Banyak orang kehilangan keluarganya, secara tiba-tiba. Mereka kemudian dikaitkan dengan aktivitas Gafatar. Apa tanggapan anda?

Kami dari Gafatar kan sudah bubar. Tidak hanya di daerah, tapi di seluruh Indonesia. Kalau ngga salah tahun 2012 kami dibubarkan. Jadi kalau benar dikaitkan dengan Gafatar, kami tidak tahu. Mungkin itu perorangan. Yang terjadi pada orang tersebut saya sudah banyak yang tidak tahu.

Anda tahu mengapa Gafatar dinyatakan sebagai  organisasi terlarang?

Kami tidak tahu. Dulu kami mendirikan organisasi juga dengan proses seperti layaknya mendirikan organisasi. Kami juga mendaftarkan diri ke instansi pemerintah yang berwenang. Kami diberi izin, itu artinya bukan organisasi terlarang. Kami organisasi resmi bukan organisasi terlarang.

(DI bawah cuplikan kegiatan Gafatar yang diambail dari facebook resmi Gafatar) 

Gafatar dinyatakan sebagai organisasi sesat?

Pernyataan itu keluar secara sepihak. Kami tidak diberi ruang diskusi. Kami tidak bisa membela diri. Tapi yang ingin kami katakan, kami bukan sekte keagamaan. Gafatar bukan organisasi keagamaan. Kami organisasi sosial budaya.

Aparat menuduh aktivitas sosial yang dilakukan Gafatar hanya kedok?

Ya kami sudah banyak mendengar tuduhan seperti itu. Tapi dalam persidangan dimana anggota Gafatar menjadi terdakwa, tiuduhan itu tidak terbukti. Tidak ada saksi atau bukti yang yang menguatkan bahwa kami organisasi sesat berkedok kegiatan sosial.

Apakah AD/ART organisasi menyebut kata-kata yang melecehkan keyakinan agama?

Saya tidak hafal persisnya. Tapi yang jelas, kami merupakan organisasi sosial budaya yang berskala nasional. Anggota kami dari lintas agama, suku dan bermacam latar belakang sosialnya. Hampir semua agama ada di Gafatar.

Tapi kalau memakai istilah yang mungkin kurang Islami malah saya menyadari itu. Misalnya, sering diucapkan (para tokoh Gafatar dalam acara-acara resmi) salam “damai sejahtera”. Ini bisa dikatakan malah kurang Islami. Tapi mungkin malah ini yang membuat Gafatar harus dibubarkan.

Anda sendiri? Apakah penganut Islam?

Saya Islam. Percaya dengan Al-Quran dan Nabi Muhammad sebagai rasul terakhir.

Apakah kamu punya pendapat berbeda dengan pendapat tokoh Gafatar ini? 

—  dengan laporan dari Kresna/Rappler.com

BACA JUGA

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!