Penggeledahan diharapkan jawab teka-teki bom tahun baru

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Penggeledahan diharapkan jawab teka-teki bom tahun baru
Polisi lakukan pengetatan pengamanan karena muncul ancaman teror

BANDUNG, Indonesia  —  Informasi intelijen terkait adanya lima lokasi di Bandung yang menjadi sasaran teror membuat Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Bandung siaga. Sebanyak 250 personel diturunkan untuk melakukan pengamanan khusus di tempat yang diduga menjadi sasaran para pelaku teror itu.

“Ada beberapa tempat yang menjadi sasaran teroris. Lima tempat yang kita amankan khusus sampai sekarang,” kata Kapolrestabes Bandung, Kombes Polisi Angesta Romano Yoyol  di Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka, Selasa 12 Januari 2016.

Polrestabes Bandung seperti tidak ingin kecolongan lagi pasca meledaknya sebuah bom di depan rumah dinas Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, saat malam tahun baru lalu.

Bom yang berada di bawah mobil sebuah stasiuin televisi swasta itu berdaya ledak rendah. Untungnya, ledakan bom tidak sempurna sehingga tidak menimbulkan korban dan kerusakan yang lebih parah.

Ledakan bom  rakitan itu seakan menjadi peringatan bagi aparat kepolisian untuk lebih waspada dan memperketat pengamanan. Tim gabungan Polda Jabar dan Densus 88 Antiteror Mabes Polri juga turun untuk mengungkap kasus yang mengagetkan di awal tahun ini.

Penangkapan Terduga Teroris

Hari ini, tim gabungan menggeledah rumah keluarga terduga teroris berinisial U alias Said (21) di Komplek Bojong Malaka Indah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.

Penggeledahan berlangsung sejak pukul 10.30 WIB hingga sekitar pukul 11.55 WIB. Penggeledahan ini cukup menyedot perhatian warga sekitar yang penasaran dengan aksi penggeledahan tersebut.

Tersangka U telah ditangkap sehari sebelumnya, saat mahasiswa Bahasa Arab itu sedang berada di panti anak yatim di Kampung Kerenceng Desa Bojongmalaka Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. 

Sebelumnya tim gabungan juga langsung bergerak dan menangkap tiga orang terduga teroris pada 8 dan 9 Januari 2016 lalu, yakni MAS, AA dan AS. Langkah ini  diikuti dengan penggeledahan rumah MAS di Jalan Mengger Girang, Pasirluyu, Kota Bandung, Minggu 10 Januari 2016.

Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol. Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan, pengeledahan dilakukan bersama tim dari Polda Jawa Barat, Polrestabes Bandung, Polres Bandung dan Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri.

Aparat membawa sejumlah barang usai menggeledah rumah U. Foto oleh Yuli Saputra/Rappler.com

Mencari kaitan U dan Bom Tahun Baru

Terduga teroris U alias Said kesehariannya selain mahasiswa juga bekerja di panti anak yatim tersebut. “Kita melakukan upaya penggeledahan penyitaan batang bukti dari U alias Said. Ini berhubungan dengan tiga tersangka yang diamankan di Jakarta (MAS) kemudian di Ciwidey,” kata Pudjo di lokasi kejadian.

Pudjo belum dapat berkomentar banyak terkait barang yang diamankan pihaknya dari rumah terduga teroris. Dia meminta waktu untuk dapat melakukan langkah-langkah klarifikasi kemudian filterisasi jenis barang yang diidentifikasi.

Termasuk, belum mau mengatakan, apakah ditemukan barang-barang yang mencurigakan terkait alat peledak. Pengeledahan di tempat tinggal U alias Said ini juga belum dapat dipastikan apakah ada hubungannya dengan kasus teror di Bandung saat malam tahun baru lalu.

Polisi masih perlu mendalami kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi.  Pantauan di lapangan, tim Densus 88 Antiteror membawa tas besar yang diduga hasil penggeledahan di rumah dua lantai itu.

Barang bukti langsung dimasukan ke Mobil Inafis Polres Bandung. “Kami identifikasi dulu. Soalnya banyak yang diamankan. Tapi itu klarifikasi dulu. Nanti ada laporan lanjutan. Ini baru sebagian yang akan kita simpulkan dari beberapa kali penyergapan dan penggeledahan serta penyitaan. Ini masih satu kelompok yang Solo itu (MAS, AA dan AS),”  kata Pudjo

Keluarga Yang Ramah

Sementara itu, Ketua RT 1 RW 15, Supodo mengatakan, saat penggeledahan dilakukan ibu terduga teroris sempat menangis dan tidak menyangka anaknya terlibat kasus terorisme.

Saat penggeledahan di kediaman U hanya ada kakak terduga teroris dan ibu serta seorang bayi. Supodo mengaku tidak terlalu mengetahui secara detail, proses penggeledahan tersebut.

“Saya hanya menyaksikan saja. Diminta untuk menyaksikan saja. Tadi, ibunya yang sempat menangis. Kalau sehari-hari di rumah ada enam jiwa, tapi tadi hanya tiga sama bayi. Karena bapaknya sedang kerja. Saat mengecek kamar (U alias Said) saya hanya melihat buku-buku yang dimasukan ke plastik besar,” ucapnya.

Supodo pun tidak menyangka salah satu warganya menjadi terduga teroris. Pasalnya, keseharian keluarga U terbilang sangat ramah dan cukup bergaul dengan warga sekitar. Meskipun, ia mengaku jarang bertemu dengan U karena aktivitasnya sebagai  mahasiswa.

“Saya mengenal keluarga (U) cukup lama mereka merupakan pindahan dari Lampung kalau tidak salah dan sudah di sini sejak tahun 2000,” katanya.    —  Rappler.com

BACA JUGA

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!